Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa di Malaysia

6 Jan. 2017

(Minghui.org) Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa 2016 di Malaysia diselenggarakan di Crystal Crown Hotel, Klang, pada hari Natal. Enam belas praktisi menceritakan pengalaman kultivasi mereka. Selain dihadiri praktisi setempat, beberapa praktisi dari Vietnam juga menghadiri konferensi ini.

Tempat konferensi

Praktisi sedang membacakan pengalaman mereka

Para peserta mengucapkan Selamat Tahun Baru kepada Guru Li Hongzhi

Perubahan Sikap Suami

Kodi dari Klang, mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 2012. Dalam enam bulan berlatih Falun Dafa, dia sembuh dari penonjolan lumbar disci, hipertensi, dan sakit punggung.

Namun demikian, suaminya sangat menentang dia berlatih. Dia menjelaskan kepada suaminya bahwa latihan ini bisa menghemat sejumlah biaya medis, dan dia harus berlatih untuk tetap sehat. Namun suaminya menolak untuk percaya.

Setelah pertengkaran, Kodi pergi ke rumah orangtuanya dan tinggal di sana selama lima bulan. Praktisi ini dengan tenang mencari ke dalam dan berkomunikasi dengan suaminya dengan belas kasih. Dia memberi tahu suaminya apa itu Falun Dafa, yang mana akhirnya menghapus sikap negatifnya. Suaminya sekarang sangat mendukung dia berlatih.

Tersadarkan untuk Rajin

Weng Shaobin (pria) adalah supir bus tour dari Kuala Lumpur. Dia memiliki banyak kesempatan untuk berbicara dengan turis-turis dari Tiongkok, namun tidak punya keberanian untuk berbicara dengan mereka mengenai Falun Dafa.

Weng hidup nyaman sampai tahun 2014 ketika dia terserang oleh komplikasi penyakit diabetes. Dia tidak bisa berjalan, dan semua terapi telah dicoba namun kondisinya malah memburuk.

Pada Tahun Baru Imlek 2016, keluarganya pergi mengunjungi mertuanya, dan dia menghabiskan liburan sendirian. Saat merasa sangat tertekan dan putus asa, praktisi setempat datang dan menyemangati dia untuk belajar Fa.

Dimulai pada hari Tahun Baru itu, mereka membaca Fa bersama-sama, sepanjang hari, setiap hari, selama dua minggu.

Mereka juga membaca artikel berbagi pengalaman dari Minghui.org. Sebuah artikel sangat menyentuh hati Weng. Penulis artikel itu disiksa di kamp kerja paksa. Dia tidak mengeluh atas lingkungan yang keras. Dia hanya merasa sedih tidak bisa membaca Fa atau melakukan latihan gerakan.

Weng sangat terharu atas kemurnian hati penulis tersebut, saat ketika sebuah arus listrik mengalir melalui tubuhnya. “Saya akan berkultivasi dengan rajin juga,” katanya pada diri sendiri.

Hari-hari berikutnya, Weng seperti orang lain. Jumlah ceramah Zhuan Falun yang dibacanya meningkat dari satu ceramah sehari menjadi tiga ceramah sehari, dan akhirnya dia membaca lima ceramah dalam sehari. Hatinya menjadi makin lurus. Dia menemukan tidak membutuhkan obat lagi, dan sejak itu tidak menyentuh satu obat lagi.

Dua minggu kemudian, terjadi keajaiban. Ketika keluarganya kembali dari liburan, mereka terkejut melihat Weng sudah sembuh sepenuhnya.

Sekarang, Weng bergabung dalam kelompok belajar Fa dan latihan bersama, serta sering memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa di tempat wisata.

Pengalaman Kultivasi Praktisi Cilik

Li Peijie dari Johor berumur 10 tahun. Dia mulai berlatih bersama dengan orangtuanya ketika berumur 6 tahun.

Karena dia hanya mempelajari bahasa Mandarin di taman kanak-kanak, dan semua orang di sekolah berbicara bahasa Melayu, ibunya merasa cemas dia tidak bisa membaca Zhuan Falun. Semua orang terkejut, ketika dia mengambil buku itu untuk pertama kali dan bisa mengikuti orangtuanya dengan sedikit kesulitan. Peijie percaya bahwa ini adalah kebijaksanaan yang diberikan oleh Guru Li.

Ketika diolok-olak di sekolah, Peijie mengingatkan diri sendiri bahwa dia adalah seorang kultivator, dia harus bersikap baik serta tidak membalas.

Ketika berumur 9 tahun, dia dan kakaknya mulai melakukan panggilan telepon ke Tiongkok untuk memberi tahu orang-orang di sana tentang Falun Dafa dan betapa brutalnya penganiayaan. Dia merasa gembira bahwa menghabiskan waktu dengan melakukan ini tidak mempengaruhi prestasi sekolahnya. Malahan, nilainya meningkat, dan dia menjadi juara di kelasnya pada semester itu.

Peijie mengatakan: “Asal kita melakukan dengan baik apa yang harus kita lakukan, Guru akan mengatur segalanya untuk kita. Saya akan berkultivasi lebih baik lagi di masa depan.”

Di akhir konferensi, para peserta berfoto bersama dan mengucapkan Selamat Tahun Baru kepada Guru Li.