Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Insinyur Menuntut Mantan Diktator Tiongkok Setelah Lebih dari Satu Dekade Penganiayaan Berat

8 Jan. 2017

(Minghui.org) Seorang wanita dari Provinsi Sichuan telah mengalami mimpi buruk penangkapan, penahanan dan penyiksaan karena menolak untuk melepaskan keyakinannya pada Falun Gong (juga dikenal sebagai Falun Dafa). Selama 17 tahun penganiayaan tanpa henti, Dong Yuying dari Kota Ziyang telah ditangkap 10 kali. Dua kali dimasukkan ke dalam kamp kerja paksa, dua kali dimasukkan ke dalam fasilitas cuci otak, dan sekali dihukum tiga setengah tahun penjara. Dia telah mengalami kekerasan fisik dan penyiksaan dengan obat-obatan psikotropika.

Pada bulan November 2016, Dong mengajukan tuntutan terhadap mantan diktator Tiongkok Jiang Zemin, yang memulai penganiayaan ilegal terhadap Falun Gong pada tahun 1999. Dia menuntut Kejaksaan Agung untuk menyelidiki kejahatan Jiang dan membawanya ke pengadilan.

Berikut ini adalah catatan tuntutan hukum Dong.

Sebuah Latihan Mengubah Hidup

Saya dulunya menderita beberapa penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan siap menunggu ajal dan tanpa sengaja bertemu seorang kenalan yang pernah menderita sakit yang sama. Sekarang dia tampak jauh lebih muda, dengan kulit kemerahan. Saya bertanya apa pil ajaib yang dia gunakan untuk mengembalikan kesehatannya, dan mengatakan tentang latihan Falun Gong, sebuah latihan kultivasi tradisional dengan gerakan lembut dan mematut diri dengan prinsip Sejati, Baik dan Sabar.

Beberapa hari setelah saya berlatih Falun Gong, saya mengeluarkan tinja berdarah selama dua minggu, namun berat badan bertambah dan merasa jauh lebih baik. Dalam dua bulan, semua penyakit saya lenyap, keriput berkurang, dan kulit menjadi kemerahan. Temperamen saya berubah baik dan keluarga juga ikut berlatih.

Penangkapan Pertama: Penahanan Selama 10 Hari

Tidak lama setelah penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai, saya memiliki beberapa literatur Falun Gong sehingga saya ingin memberikannya ke kantor polisi setempat untuk membantu mereka memahami bahwa penganiayaan itu salah. Pihak berwenang dari Keamanan Domestik menangkap saya pada bulan Februari 2000 dan mengunci saya di sebuah ruangan kecil penuh dengan air seni dan tinja. Saya sering diinterogasi dan dipaksa untuk menulis pernyataan melepaskan Falun Gong.

Penangkapan Kedua: Penahanan Selama 17 hari

Saya melakukan latihan Falun Gong di tempat umum pada bulan Mei 2000. Karena ini, polisi menangkap dan menahan saya selama 17 hari.

Penangkapan Ketiga: Tiga Bulan di Penahanan dan Kamp Kerja Paksa

Polisi menangkap saya pada bulan Desember 2000 ketika saya melakukan protes damai atas penganiayaan di Beijing. Mereka mengirim saya kembali ke Ziyang dan menahan saya di Pusat Penahanan Lianhuashan. Mereka mencoba untuk mencuci otak saya dengan materi yang memfitnah Falun Gong.

Polisi dan Kantor 610 memutuskan menahan saya di sebuah kamp kerja paksa selama 18 bulan. Pihak berwenang di Kamp Kerja Paksa Wanita Nanmusi di Kota Zizhong menolak menerima saya karena gagal pemeriksaan fisik. Saya dikirim kembali ke pusat penahanan dan kemudian dibebaskan pada bulan Maret 2001.

Penangkapan Keempat: Dibawa ke Pusat Rehabilitasi Narkoba

Saya tinggal dengan kerabat di bulan September 2002. Pada suatu pagi, polisi masuk ke rumah kerabat dan menangkap saya. Para petugas bersenjata menyita banyak literatur Falun Gong yang kami miliki.

Seorang polisi menodongkan pistol pada keponakan saya dan mengikatnya dengan tali. Yang lain memborgol kerabat saya yang berusia 70 tahun dan menangkapnya juga. Polisi memukuli saya di kantor polisi saat masih diborgol. Saya tidak diizinkan tidur atau menggunakan toilet selama 36 jam. Bahu saya terkilir akibat penganiayaan.

Praktisi lain dan saya melakukan mogok makan untuk memprotes kekerasan di pusat rehabilitasi narkoba. Setelah sepuluh hari, kepala pusat memborgol saya ke pagar logam. Dia mencengkeram rambut dan mendorong kepala saya antara dua terali besi.

Saya pingsan karena menahan sakit dan bangun dengan kepala bengkak. Saya mengalami serangan jantung tidak lama setelah itu dan shok berjam-jam.

Praktisi yang tiba bersama saya meninggal karena penyiksaan. Mereka akhirnya membebaskan saya.

Penangkapan Kelima: 18 Bulan Kerja Paksa

Seseorang melaporkan saya ke polisi pada bulan Oktober 2002 ketika memberikan literatur Falun Gong. Polisi menangkap dan mengunci saya di Kantor Polisi Shiling selama sebulan sebelum mengirim saya ke Kamp Kerja Paksa Wanita Nanmusi. Otoritas kamp menolak menerima karena kondisi jantung saya. Polisi membebaskan saya sepuluh hari kemudian dan menjalani hukuman di luar kamp.

Penangkapan Keenam: Penahanan Selama Sebulan

Saya pergi ke rumah seorang teman pada bulan Januari 2004. Beberapa menit setelah saya duduk, polisi menerobos masuk ke dalam rumah dan menangkap saya karena "mengadakan pertemuan ilegal." Saya diinterogasi dan ditahan selama satu bulan.

Penangkapan Ketujuh: Penahanan Selama Sebulan

Pada bulan Juni 2004, polisi menangkap saya lagi dan memukuli saya hingga jatuh pingsan. Setelah saya sadar, mereka menginterogasi saya selama semalam. Saya diborgol selama empat hari dan tidak diizinkan tidur atau menggunakan toilet. Selama ini, sepanjang waktu polisi melecehkan dan mengancam akan membunuh saya. Saya ditahan di Pusat Penahanan Distrik Yanjiang selama satu bulan dan dibebaskan untuk menunggu waktu persidangan.

Penangkapan Kedelapan: Disiksa dengan Racun di Pusat Pencucian Otak

Saya pernah merekomendasikan Falun Gong untuk orang sakit dan ditangkap pada bulan Februari 2007. Sebulan kemudian, saya dipindahkan dari Pusat Penahanan Ziyang ke Pusat Cuci Otak Xinjin, saya disuntik dengan obat yang merusak saraf.

Setelah disuntik, saya mulai berhalusinasi, menjadi panik, tegang, dan takut. Jantung dan perut saya kram. Saya harus memusatkan semua kekuatan agar tidak kehilangan kendali pikiran.

Keesokan harinya, pada 17 Maret 2007, setelah saya selesai makan, saya melihat bubuk putih dalam makanan yang dibawa kepada saya oleh pihak berwenang. Saya segera mengantuk, tegang dan cemas. Keracunan terus-menerus mengakibatkan memburuknya kesehatan fisik dan mental saya.

Suatu hari, saya dibawa ke sebuah rumah sakit. Keesokan harinya, dokter dari rumah sakit membawa kantong cairan hitam ke pusat pencucian otak dan menyuntik saya dengan cairan ini.

Mata saya kabur dan halusinasi. Saya mendengar suara-suara dan kepala merasa seperti membelah. Saya menjadi cemas, ketakutan dan berusaha sangat keras untuk tidak kehilangan kendali pikiran.

Bahkan dua tahun kemudian, saya masih menderita gejala-gejala ini. Jika saya tidak melawannya sangat keras, saya mungkin telah gila atau bahkan mati. Ketika saya dibebaskan, keluarga saya tidak bisa mengenali saya. Rambut saya semua telah berubah menjadi abu-abu dan ingatan saya buruk.

Penangkapan Kesembilan: Enam Bulan di Pusat Cuci Otak

Ketika saya pergi ke luar untuk membuang sampah pada bulan April 2010, beberapa pria datang entah dari mana dan menyeret saya kembali ke rumah. Mereka menggeledah tempat dan menyita literatur Falun Gong dan komputer saya. Saya dibawa ke Pusat Pencucian Otak Ererhu dan dilecehkan terus-menerus selama enam bulan.

Penangkapan Kesepuluh: Disiksa di Penjara Wanita Shanghai

Puluhan polisi masuk ke apartemen sewaan pada bulan Februari tahun 2013 dan menangkap saya. Pengadilan Distrik Jiading menjatuhkan hukuman tiga tahun dan enam bulan karena berlatih Falun Gong dan mengirim saya ke Penjara Wanita Shanghai pada bulan Maret tahun 2014.

Dari pertengahan bulan September sampai akhir bulan November 2014, saya ditahan di sel isolasi. Untuk meningkatkan siksaan, staf mengubah volume radio ke level tertinggi, ditaruh tepat di sebelah saya, dan dimainkan sepanjang hari.

Penjaga memerintahkan tahanan lain menyiksa dengan mengangkat saya kemudian menjatuhkan. Saya kehilangan kesadaran dan ketika terbangun, para tahanan akan memainkan radio dengan keras di samping telinga saya. Mereka melakukan ini untuk memperburuk kondisi saya, karena mengetahui saya memiliki tekanan darah tinggi yang berbahaya. Saya diberi sedikit makanan dan kurang gizi.

Saya ditempatkan di sel isolasi lagi selama tiga minggu pada tahun 2015. Selama lebih dari seminggu, saya dipaksa memakai sabuk pengaman ketat terus menerus, termasuk ketika tidur, makan, dan menggunakan toilet.

Biro Penjara Shanghai memerintahkan pihak penjara untuk memaksa semua praktisi Falun Gong yang dipenjara melepaskan keyakinan mereka pada bulan Mei 2015. Selama delapan bulan, dari bulan Juni 2015 hingga akhir bulan Februari 2016, saya tanpa henti disiksa oleh enam tahanan.

Dari pukul 05:30 sampai tengah malam, saya disiksa dan dilecehkan. Setelah itu, saya harus menulis beberapa dokumen selama dua sampai tiga jam. Ketika saya tidur, para tahanan akan menendang untuk membangunkan saya dan menyiksa lagi. Saya berulang kali dipukuli dengan kejam sampai saya jatuh pingsan di ruang penyiksaan.

Saya menderita luka baru setiap hari dan selalu ada noda darah di pakaian saya. Memar dan pembengkakan tidak pernah hilang. Bahkan saat ini, lengan dan kaki saya belum pulih. Saya hampir tidak bisa berjalan dan masih merasakan sakit. Saya tidak bisa menekuk lengan kiri dan didera rasa sakit di punggung ketika duduk.

Laporan terkait dalam bahasa Ingrris: The Suffering of Falun Gong Practitioner Ms. Dong Yuying

Latar Belakang

Pada tahun 1999, Jiang Zemin, ketua Partai Komunis Tiongkok, mengabaikan anggota Komite Tetap Politbiro lainnya dan melancarkan penindasan berdarah terhadap Falun Gong.

Penganiayaan ini telah mengakibatkan kematian banyak praktisi Falun Gong selama 17 tahun terakhir. Lebih banyak lagi yang telah disiksa karena keyakinan mereka dan bahkan dibunuh untuk diambil organ tubuhnya. Jiang Zemin bertanggung jawab langsung karena telah memulai dan melanjutkan penganiayaan brutal tersebut.

Di bawah perintahnya, Partai Komunis Tiongkok membentuk lembaga keamanan di luar kerangka hukum, “Kantor 610” pada 10 Juni 1999. Organisasi tersebut berada di atas kepolisian dan sistem yudisial dalam melaksanakan perintah Jiang Zemin terkait Falun Gong: hancurkan reputasi mereka, bangkrutkan secara finansial, dan hancurkan mereka secara fisik.

Konstitusi Tiongkok mengizinkan warga untuk menjadi penuntut dalam kasus pidana, dan banyak praktisi yang sekarang menggunakan hak tersebut untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap mantan diktator.