(Minghui.org) Saya sebelum berlatih Falun Dafa adalah seorang yang sangat iri hati. Ketika saya mendengar kabar baik orang lain, saya merasa tidak nyaman dan tidak bisa tenang. Ketika saya mendengar orang lain berbuat kesalahan, saya memandang rendah mereka.

Saya pikir saya sudah menyingkirkan iri hati saya, tetapi ternyata ia muncul lagi.

Seperti yang Guru katakan:

“Karena di Tiongkok sifat iri hati terekspresi secara ekstrem kuat, demikian kuatnya sehingga sudah menjadi hal yang wajar, diri sendiri pun tidak sadar.” (Zhuan Falun)

Iri Hati Saya Muncul Kembali

Beberapa hari yang lalu iri hati saya muncul kembali. Walaupun saya tidak mempunyai konflik dengan praktisi tertentu, pikiran saya tidak nyaman.

Lebih dari 20 tahun lalu, praktisi ini dan saya membentuk sebuah tim memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa. Praktisi ini sangat mudah bergaul, ia telah berkultivasi dengan baik dan membantu saya meningkat dalam jalur kultivasi. Kami bekerja sama dengan baik dan hubungan kami selalu sangat akrab. Jika tidak berhubungan beberapa hari saja kami sudah merasa rindu.

Kami berdua sadar bahwa kami harus menyingkirkan keterikatan ini, jadi kami berhenti untuk sering bertemu. Ia berhenti datang ke rumah saya kecuali ada sesuatu yang mendesak.

Beberapa hari yang lalu saya mulai memiliki pikiran negatif tentangnya. Saya merasa marah kepadanya dan bahkan memiliki pikiran bersaing.

Guru memberi tahu kita:

“Orang jahat diakibatkan oleh perasaan iri hati, karena ego, karena jengkel, menganggap dirinya diperlakukan tidak adil.” (“Taraf Kondisi” dari Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I)

Ketika saya mencari ke dalam, saya sadari bahwa ini adalah perwujudan dari iri hati saya yang dulu. Mengapa saya iri hati dengannya?

Berpikir kembali, saya ingat tahun lalu saya memintanya untuk menangani tempat klarifikasi fakta sendiri. Saya memberikan semua kertas yang saya miliki jadi ia tidak akan kehabisan dan materi kami serta koran mingguan bisa dicetak tepat waktu.

Ia sangat sibuk mencetak materi. Ia juga harus mengurus cucu perempuannya dan ibu mertuanya yang sudah lanjut usia. ia juga keluar dengan praktisi lokal lainnya untuk memasang poster setiap hari. Ia sudah lama tidak datang ke rumah saya. Saya merasa marah kepadanya dan pikiran negatif ini membuat saya juga tidak pergi ke rumahnya dan membawakan kertas yang ia perlukan. Selama dua hari berikutnya saya berjuang untuk mengatasi kemarahan saya dan untuk membawakan ia kertas seperti yang saya janjikan.

Akhirnya saya memutuskan bahwa saya tidak boleh membiarkan iri hati menghalangi apa yang telah saya janjikan, jadi saya pergi untuk mengantarkan kertas itu. Ketika tiba, hanya ada beberapa orang di tempat produksinya. Saya meletakkan boks kertas yang saya bawa, mengisi tinta ke printer, memperbaiki tabung penyedot tinta bekas pakai dan kemudian memproduksi beberapa materi.

Saat pulang ke rumah iri hati saya hilang tuntas. Pikiran saya sangat tenang. Dari penampilan saya yang tenang dan damai, tidak ada orang yang mengira bahwa pikiran baik dan pikiran buruk saya sedang berkelahi! Pikiran lurus saya telah mengatasi pikiran buruk itu. Tanpa bimbingan Dafa, iri hati saya yang terpendam tidak akan mungkin disingkirkan.