(Minghui.org) Saat pindah ke apartemen baru bersama orangtua, itulah pertama kalinya saya bertemu dengan suami saya. Dia tinggal di lantai atas, dan menyuruh seseorang untuk menanyakan apakah saya bersedia menjadi istrinya.

Kami bertunangan dan mengadakan akad nikah. Namun sebelum pesta pernikahan dilangsungkan, saya ingin menceraikan dia karena ibunya, sementara pejabat sipil tidak mengizinkan saya bercerai. Kesehatan saya mulai menurun sejak itu.

Setelah berlatih Falun Dafa, kesehatan saya semakin membaik, pernikahan saya juga terselamatkan, dan saya mampu melepaskan kebencian terhadap ibu mertua.

Konflik dengan Ibu Mertua

Kami berencana menggelar resepsi pernikahan, satu bulan setelah akad nikah. Namun kami memutuskan untuk tidak tinggal bersama dulu, sampai pesta pernikahan dilangsungkan.

Orangtua suami saya berjanji akan membantu biaya pernikahan kami, bahkan membelikan perabotan dan kebutuhan sehari-hari untuk kami. Orangtua saya menyarankan untuk melangsungkan pesta pernikahan yang sederhana dengan mengundang kerabat saja.

Sanak saudara saya datang dari berbagai kota untuk menghadiri pesta pernikahan kami, namun orangtua dari suami belum mengatur perayaan pernikahan. Mereka menyampaikan pesan kepada orangtua saya agar tidak perlu mengadakan pesta, hanya dengan akad nikah saja sudah cukup.

Ibu mertua datang ke rumah orangtua saya, sambil membawa tongkat. Pertama-tama dia menunjuk ke arah saya, lalu memukul ranjang dengan tongkat dan berteriak: “Apakah kamu ingin menikahi orangnya atau uangnya? Jika kamu ingin menikah dengan seseorang, maka akad nikah sudah cukup. Jika ingin menikahi orang kaya, kamu memilih orang yang salah.”

Saya terkejut tidak mampu berkata apa pun, dan air mata mengalir. Kemudian dia pulang sambil membanting pintu.

Apartemen mereka tepat berada di atas apartemen orangtua saya. Ketika ibu mertua melihat saya berdiri di balkon sedang berbicara dengan seseorang, dia membuang segelas air ke arah saya. Di lain waktu, dia pernah membuang kotoran ayam saat melihat saya di balkon. Bilamana melihatnya, saya berusaha untuk berbicara kepadanya namun malah dia membuang ludah.

Tindakannya sangat mengganggu saya. Saya bertanya-tanya bagaimana dia akan memperlakukan saya setelah tinggal bersama dengan anaknya. Saya bermaksud bercerai, namun akad nikah sudah dilakukan. Tidak tahan dengan penderitaan ini, dengan putus asa saya ingin mengakhiri hidup dan menulis sebuah catatan.

Ibu merawat ayah yang sakit keras di ambang kematian, selain itu ia juga menjaga kakek saya. Tidak mungkin saya meninggalkannya sendirian, maka saya putuskan untuk mencari cara memisahkan diri dari suami saya.

Perceraian Ditolak

Seseorang yang ingin bercerai harus memiliki izin dari atasan, kantor pemukiman setempat dan Departemen Urusan Sipil. Mereka semua menolak untuk memberikan izin. Pengadilan setempat juga tidak mau mengabulkan permintaan saya, karena kami tidak tinggal bersama sebagai pasangan yang sudah menikah.

Supaya pikiran saya tenang, ibu menyarankan agar sementara waktu saya jangan memikirkan masalah pernikahan maupun ibu mertua. Hanya berfokus pada kualitas moral suami.

Kami melangsungkan pesta pernikahan setelah tiga tahun kemudian. Janji orangtuanya yang ingin memberi uang 500 yuan, juga tidak ditepati.

Anak saya lahir setahun kemudian, namun ibu mertua tidak pernah menengok, yang seharusnya dilakukan sesuai tradisi di Tiongkok setelah sebulan melahirkan.

Ia dan suami saya mengeluhkan bahwa saya terlalu mudah sakit-sakitan, sering membuat saya menangis.

Saya mulai merasakan sakit pada mata, lengan dan pergelangan tangan. Selain itu saya juga didiagnosis menderita rematik pada kaki. Saya telah pergi ke sejumlah dokter rumah sakit untuk pengobatan, namun tidak ada yang manjur.

Merasakan Kekuatan Dafa

Saat didiagnosis menderita penyakit jantung, anak saya baru berusia tujuh tahun, dan saya tidak bisa merawatnya seorang diri. Saat berada di titik terendah dalam kehidupan, seorang teman menyarankan saya agar berlatih Falun Dafa. Ia menceritakan kekuatan yang luar biasa dari latihan ini.

Ukuran huruf sampul buku utama Zhuan Falun tampak begitu besar ketika pertama kali saya melihatnya. Namun setelah diamati lagi tulisannya ternyata tidak sebegitu besar. Saat membaca, saya menyadari inilah yang saya cari, buku yang memberikan jawaban atas arti kehidupan.

Segera setelah berlatih Falun Dafa, penyakit saya lenyap. Saya ingin memberitahu setiap orang untuk berlatih Dafa. Saya juga membeli beberapa buku dan rekaman video untuk diberikan kepada sanak saudara. Dengan harapan mereka dapat memperoleh manfaat dari latihan ini.

Kehidupan yang Harmonis

Saya tidak pernah menganggap ibu mertua sebagai “ibu”, karena saya sangat membencinya. Setelah menjadi praktisi, kebencian saya perlahan-lahan menghilang. Saya tahu sebagai orang Xiulian, saya harus mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar.

Saya juga memahami sebab-akibat dari peristiwa ini jika dikaitkan dengan perlakuannya kepada saya, mungkin saya juga memperlakukan hal yang sama kepada dia di kehidupan sebelumnya. Untuk memperbaiki hubungan kami, saya sering mengunjunginya dan membawa sejumlah makanan yang ia sukai. Saya juga membantu dia mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Ibu mertua memiliki lima orang anak, dan dia paling menyukai putri sulungnya. Ia membantu menjaga cucunya namun selalu bertengkar dengan putrinya. Kemudian saya undang mertua untuk tinggal di rumah kami.

Saat ayah mertua jatuh sakit, saya mengundurkan diri dari pekerjaan untuk merawatnya sampai ia meninggal. Saya menyuapinya dan memasak makanan untuknya tiga kali sehari. Dia tidak bisa mengendalikan sistem pencernaannya. Saya bersama ibu mertua membersihkan dan mengganti pakaiannya. Dokter dan pasien lain memuji ibu mertua karena memiliki putri yang baik. Ibu mertua mengatakan: “Ia bukan putri saya, tetapi menantu saya.”

Saat pindah ke apartemen baru setelah suaminya wafat, saya membantu dia mendekorasi tempat tinggalnya dan membantu dia menyiapkan dokumen pensiun.

Ketika pergi ke Biro Buruh untuk mengambil uang pensiun, petugas menanyakan: “Mengapa kamu mau menempuh semua kesulitan ini untuk membantu ibu mertua yang sudah tua?” Saya menjawab itu karena ia adalah ibu saya.

Ibu mertua tinggal di apartemen baru yang bagus dan memiliki kehidupan yang berkecukupan. Tetangganya mengagumi dia dan bertanya bagaimana caranya mendapatkan menantu yang baik.

Keluarga saya kini hidup harmonis, karena saya berlatih Falun Dafa, hidup dengan mengikuti prinsip “Sejati-Baik-Sabar.”