(Minghui.org) Saya ditangkap dan ditahan karena tidak sengaja melukai orang lain pada 2001. Saya sangat terpukul, karena saya adalah orang yang sangat arogan dan mau menang sendiri.

Waktu itu, rasanya seperti langit telah runtuh, dan saya hampir kehilangan segalanya, kehidupan saya, keluarga saya dan bisnis saya yang telah saya bangun dengan susah payah. Saya sangat sedih hingga mempengaruhi kesehatan, seluruh tubuh saya seperti terbakar. Semuanya terasa sakit.

Namun, yang paling menyakitkan adalah perasaan takut yang saya rasakan. Saya selalu menganggap diri saya adalah orang baik, berpendidikan tinggi, dihormati dan dikagumi oleh orang lain, seorang wanita super. Bagaimana saya bisa seperti itu?

Saat itulah saya menyadari semua yang telah saya pelajari sejauh ini sesungguhnya tidak menguntungkan saya. Prinsip-prinsip saya, kebiasaan saya, prioritas saya dalam hidup ini semuanya adalah salah. Saya bertengkar dan bersaing dengan orang lain tanpa berpikir panjang; Secara membuta saya mengejar uang dan kepentingan pribadi. Semua ini mengarahkan saya melakukan kejahatan dengan mudah tanpa memikirkan akibatnya.

Ke mana saya harus pergi? Bagaimana saya bisa mengubah prinsip-prinsip saya? Ke mana saya harus pergi untuk menebus dosa? Saya terjebak dalam siklus kesedihan, sebentar menyangkal sebentar merasa bersalah. Bersamaan itu juga, saya tidak tahu bagaimana meningkatkan diri saya sendiri.

Cukup lama saya berada dalam keadaan mania ini, akhirnya ambruk dan kehilangan harapan. Sangat sulit untuk tahu ke mana harus berjalan dengan bermoral tanpa keyakinan spiritual, bagi saya pada waktu itu, sangatlah mengerikan.

Selama waktu saya di pusat penahanan, ada banyak praktisi Falun Gong yang ditangkap. Walaupun banyak yang menderita cedera serius akibat kebrutalan polisi, tidak ada yang mengeluh atau berniat buruk terhadap petugas. Mereka sangat baik, damai, dan selalu mencari kesalahan pada diri mereka sendiri terlebih dahulu ketika ada sesuatu yang salah.

Dari praktisi-praktisi ini saya mengetahui bahwa Falun Gong adalah sebuah latihan kultivasi dari aliran Buddha; bahwa dunia ini dan alam semesta memiliki karakteristik Sejati-Baik-Sabar; dan bahwa hanya dengan mengikuti prinsip-prinsip ini kita baru bisa menjadi orang yang benar-benar baik.

Perlahan-lahan saya bisa menarik keluar diri sendiri dari keadaan mania. Saya akhirnya menemukan kebenaran, cara sejati untuk menjadi orang yang baik, untuk menjadi tulus, belas kasih, toleran dan pemaaf.

Perjalanan kultivasi saya dimulai di dalam pusat penahanan. Falun Dafa menyelamatkan saya dan mengembalikan moral serta identitas saya. Ia menarik saya kembali dari ambang kehancuran total yang tidak dapat saya hindari jika tidak bertemunya.

Di pusat penahanan kami tidak memiliki buku-buku Falun Dafa, tetapi praktisi bisa melafalkan banyak artikel dan puisi Guru. Artikel pertama yang saya pelajari dari mereka adalah “Kaya Namun Bermoral.” Sungguh bagus untuk dipelajari. Dari artikel itu, saya belajar bahwa orang yang mengejar kekuasaan dan kekayaan pertama-tama harus mengumpulkan kebajikan; mereka yang mengejar kekayaan dengan kekerasan sedang mengambil risiko yang tidak akan terbayar lunas dalam jangka panjang.

Saya belajar lebih banyak artikel dari mereka, susul menyusul. Semakin banyak saya belajar, semakin gembira hati saya. Semakin banyak saya belajar, saya semakin mengerti bagaimana untuk menjadi orang. Tujuan hidup adalah untuk kembali ke jati diri kita yang sejati, dan untuk pulang ke rumah sejati saya di surga.

Hanya beberapa hari kemudian, mata ketiga saya terbuka. Saya melihat pemandangan: Saya terbangun di sebuah ruangan sederhana yang gelap, ada cahaya yang masuk ke ruangan itu melalui pintu. Saya berdiri dan berjalan keluar, mengikuti cahaya itu. Begitu saya keluar dari ruangan, matahari bersinar terang menembus lautan awan, dan saya berdiri di awan itu. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.

Terima kasih, Guru, telah mencerahkan saya! Saya tahu bahwa saya telah berjalan keluar dari kegelapan, menuju cahaya.

Saya sangat gembira setelah memperoleh Fa. Saya sangat suka belajar Fa dan melakukan latihan hingga saya hampir melupakan kasus saya. Saya dapat memandang hambar segala sesuatu, termasuk kenyataan bahwa saya dipenjara.

Saya dijatuhi hukuman penjara dan dibawa ke penjara bersama dengan belasan praktisi Falun Gong. Dalam perjalanan kami ke penjara, kami melafalkan Fa bersama, berbagi pengalaman kultivasi dan saling menyemangati sepanjang hari.

Saya berdiri untuk membuktikan Dafa selagi dipenjara. Karena keyakinan teguh saya pada Falun Dafa, masa hukuman saya diperpanjang tiga setengah tahun. Selama lebih dari satu dekade penganiayaan, tidak ada yang dapat menggoyahkan kehendak dan keyakinan saya dalam Dafa. Hidup saya diberikan oleh Dafa, jadi saya adalah milik Dafa.

Terima kasih, Guru!

Terima kasih, rekan-rekan praktisi!