(Minghui.org) Praktisi Falun Gong di Hong Kong mengadakan rapat umum dan parade di Edinburgh Place pada Hari Hak Asasi Manusia, tanggal 10 Desember 2017, untuk menentang penganiayaan terhadap Falun Gong yang sedang berlangsung di Tiongkok. Sejumlah anggota dewan legislatif dan pemerhati hak asasi manusia terkenal berbicara dalam rapat umum untuk mendesak diakhirinya kejahatan yang terjadi di Tiongkok daratan.

Rapat umum Falun Gong dia Edinburgh Place di Hong Kong pada Hari Hak Asasi Manusia tanggal 10 Desember 2017

Lebih dari 2,6 Juta Tanda Tangan Dukungan Terkumpul

Kan Hung Cheung, juru bicara Himpunan Falun Dafa Hong Kong

Kan Hung Cheung, juru bicara Himpunan Falun Dafa Hong Kong, berkata bahwa Tiongkok memiliki catatan hak asasi manusia terburuk di antara negara-negara besar di dunia. “Rentang kebrutalannya dari menganiaya praktisi Falun Gong yang percaya pada Sejati-Baik-Sabar, hingga pengambilan paksa organ praktisi untuk keuntungan, bersamaan dengan kampanye yang dijalankan baru-baru untuk mengusir migran dari Beijing. Semua ini terkait dengan sifat kekerasan partai komunis, yang mencelakakan orang yang tidak bersalah,” katanya.

Kan memohon bantuan dari komunitas internasional untuk menghentikan tragedi ini dengan membawa pelaku utama seperti, Jiang Zemin (mantan pemimpin Tiongkok yang memulai penganiayaan) dan Zeng Qinghong (salah satu pelaku utama dalam penganiayaan) ke pengadilan. “Prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar harus ditegakkan, bukan ditindas,” ia menegaskan, “karena ini adalah satu-satunya cara yang akan membawa kita ke masa depan yang cerah.”

Jiang Zemin, yang melarang Falun Gong pada bulan Juli 1999, baru-baru ini telah menjadi fokus berbagai tuntutan hukum dan pelaporan kejahatan dalam beberapa tahun terakhir.” Hingga tanggal 8 Desember, lebih dari 2,6 juta tanda tangan telah terkumpul untuk mendukung gerakan ini,” kata Theresa Chu, seorang pengacara hak asasi manusia Taiwan dan koordinator pengumpulan petisi wilayah Asia Pasifik. Pelaporan kejahatan ini telah dikirimkan ke Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung Tiongkok.

Lebih dari 291 Juta Orang Mundur dari Organisasi Komunis

Saat Jiang Zemin memberikan perintah untuk menganiaya Falun Gong, penindasan secara sistematik dan berskala nasional tidak dapat terjadi tanpa Partai Komunis Tiongkok. “Sejak Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis dipublikasikan pada tahun 2004, sejumlah besar orang telah memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sejarah kekerasan Partai dan lebih dari 291 juta orang telah mengundurkan diri dari organisasi komunis,” kata Yi Rong, ketua Pusat Tuidang (Mundur dari PKT).

The Ultimate Goal of Communism, sebuah buku baru yang diterbitkan dalam bahasa Mandarin oleh editor Sembilan Komentar, termasuk informasi terbaru yang menggambarkan bagaimana PKT telah membahayakan manusia dan peradaban.

Dr. Wang Zhiyuan, pendiri dan presiden World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG) mengatakan bahwa banyak pejabat Tiongkok yang telah berhenti berpartisipasi dalam penganiayaan terhadap Falun Gong dan ada beberapa yang telah menghubungi organisasi tersebut untuk upaya perbaikan. Saya juga mengharapkan para sukarelawan akan membantu mengumpulkan bukti yang akan digunakan untuk membawa pelaku utama ke pengadilan,” kata Dr. Wang.

Hak Asasi Manusia

Anggota Legislatif Wu Chi Wai berharap bahwa orang-orang Tiongkok akan mendapatkan kembali hak asasi manusia

Wu Chi Wai, Ketua Partai Demokratik dan anggota Dewan Legislatif, memuji kegigihan dan sikap damai praktisi di hadapan penganiayaan yang keras. Ia berkata pemerintah Hong Kong tidak boleh membiarkan organisasi pro komunis seperti Youth Care Association untuk mengganggu hak-hak sipil praktisi. “Saya berharap bahwa Hak Asasi Manusia yang kita rayakan hari ini akan menjadi realitas di Tiongkok daratan, jadi orang-orang tidak lagi hidup di bawah kebohongan dan teror,” tambahnya.

Leung Kwok Hung, mantan anggota Dewan Legislatif dan pendukung lama Falun Gong, setuju. “Sayangnya, kita telah melihat penyebaran kebijakan penganiayaan dari Tiongkok daratan ke Hong Kong. Salah satu contohnya adalah Youth Care Association, sebuah organisasi yang dibiayai oleh partai komunis yang telah sering mengganggu praktisi Falun Gong. Kita tidak bisa membiarkan ini berlanjut,” komentarnya.

Anggota Dewan Legislatif Lam Cheuk Ting

Anggota Dewan Legislatif yang lain, Lam Cheuk Ting, mengatakan kebebasan berkepercayaan dan kebebasan untuk berbicara adalah milik semua orang. “Saya pikir komunitas internasional harus menyelidiki penganiayaan ini dengan sepenuhnya, termasuk fakta terperinci dan berapa banyak korban yang terkena dampak. Saya percaya hari di mana kita akan melihat keseluruhan kebenaran akan tiba,” katanya. “Saya harap orang-orang dari berbagai latar belakang dan agama yang berbeda akan memperhatikan ini, karena hak asasi manusia adalah sesuatu yang harus kita sayangi.”

Leung Yiu Chung, seorang anggota pendukung tenaga kerja Neighborhood and Worker's Service Center, juga anggota Dewan Legislatif. Ia mengetahui bahwa PKT telah menangkap, menahan, dan menyiksa praktisi Falun Gong karena keyakinan mereka. Ia berkata “Ini melanggar hak asasi manusia dan tindakan ini menentang umat manusia. Kita harus menghentikan kebrutalan ini,”

Chu Fuqiang, seorang pejabat dari Hong Kong Government Records Service, mengatakan ia mengagumi keberanian praktisi untuk membela keyakinan mereka. “PKT adalah organisasi kejam dengan kekuasaan yang besar. Saya terkejut bahwa praktisi Falun Gong telah membela keyakinan mereka dengan keberanian yang luar biasa untuk waktu yang sedemikian lama. Saya pikir ini berakar dari keyakinan mereka pada Sejati-Baik-Sabar. Itulah mengapa saya pikir mereka [praktisi Falun Gong] adalah luar biasa,” kata Chu.

Profesional Media: Ini Penting bagi Semua Orang



Sekitar 600 praktisi mengambil bagian dalam parade Hari Hak Asasi Manusia di Hong Kong. Fokus khusus dari parade adalah fakta bahwa Falun Gong diterima dengan baik di lebih dari 100 negara di dunia, dan hanya Tiongkok yang menganiaya.

Huang Jinqiu, seorang profesional media berita terkenal, mengatakan kegiatan seperti ini akan mendorong orang-orang di dalam Tiongkok untuk melindungi hak-hak mereka sendiri dan mengakhiri rezim totalitarian. “Ini penting untuk semua orang karena ia membantu kita bertindak sesuai dengan hati nurani kita,” kata Huang.

Dengan praktisi Falun Gong di antara teman-teman pribadinya, Huang mengatakan bahwa dia terkesan bahwa keyakinan mereka telah membuat orang-orang ini lebih ramah dan lebih belas kasih. “Sekarang ini sulit untuk menemukan keramahan seperti itu pada diri orang-orang Tiongkok, apalagi kesabaran dan ketekunan. Saya pikir [praktisi Falun Gong] mewakili orang-orang Tiongkok terbaik,” tambahnya.






Spanduk dalam parade mendesak untuk diakhirinya penindasan dan menyerukan untuk membawa para pelaku ke pengadilan

Ma Xioaming, mantan editor Stasiun Televisi Shaanxi, mengatakan bahwa ia gembira mendengar tentang tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin. “Saya juga melihat bahwa apa yang diminta praktisi adalah untuk membawa Jiang Zemin dan pelaku lainnya ke pengadilan, bukannya mencabut larangan terhadap Falun Gong,” katanya. “Ini masuk akal karena Jiang Zemin dan pengikutnya adalah kriminal, dan satu-satunya nasib yang menunggu mereka adalah diadili di pengadilan.”

Jing Chu, seorang penulis dari Provinsi Guangxi, mengatakan bahwa partai komunis telah tercela sejak kelahirannya, sangat jelas terlihat dalam pengambilan paksa organ yang didukung oleh negara. “Kejadian yang mengerikan ini adalah yang terburuk dari yang terburuk,” kata Jing. “Kejahatan ini adalah menentang kemanusiaan dan tidak ada seorang pun yang bisa menghindar dari konsekuensinya.”

Banyak turis dari Tiongkok terkejut melihat acara Hari Hak Asasi Manusia itu. Zheng dari Kota Shenzhen mengatakan bahwa sulit dibayangkan parade sebesar ini di Tiongkok, dengan 600 praktisi Falun Gong. “Saya bisa merasakan udara segar di sini,” komentarnya.

Chen, yang bekerja di bisnis ritel di Provinsi Guangdong, setuju dan berkata, “Di Tiongkok, polisi menangkap praktisi; tetapi di sini mereka membantu mengamankan jalannya parade. Sebuah dunia yang berbeda.”