Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Stockholm, Swedia: "Falun Dafa Memberi Saya Kehangatan dan Energi"

20 Des. 2017 |   Oleh koresponden Minghui, He Ping

(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa di Stockholm berkumpul di Mynttorget tanggal 25 November 2017, untuk memberi tahu orang-orang yang lewat tentang Falun Dafa dan penganiayaan yang masih berlanjut di Tiongkok oleh rezim komunis. Dengan poster dan peragaan latihan, mereka menjelaskan pada pejalan kaki bagaimana latihan tersebut memberi manfaat pada orang-orang secara fisik dan spiritual. Pembawa acara berbicara dalam bahasa Swedia dan Inggris tentang penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) sejak tahun 1999.

Terletak di tengah-tengah Stockholm, di antara Gedung Parlemen dan Istana Kerajaan, Mynttorget adalah lapangan umum yang menarik banyak wisatawan setiap hari. Banyak dari mereka tertarik pada musik yang damai dan gerakan praktisi yang lembut. Beberapa mulai mempelajari latihan dari praktisi.

Latihan Bersama Praktisi Falun Dafa

Seorang wanita berdiri dalam waktu yang lama, mendengarkan dan membaca poster serta materi informasi yang dibagikan oleh praktisi. Berkata bahwa dia adalah seorang instruktur yoga dan menambahkan, "Falun Dafa memberi saya kehangatan dan energi." Ketika hendak pergi, dia mengambil beberapa materi untuk dibaca dan menandatangani petisi yang meminta untuk menghentikan penganiayaan di Tiongkok.




Pejalan kaki membaca poster, berbicara dengan praktisi, dan menandatangani petisi untuk menghentikan penganiayaan.

Seorang pria asal Finlandia berbicara dengan seorang praktisi. Menunjuk brosur yang di ambil, dia berkata, "Setelah kembali ke rumah, saya akan meminta istri saya untuk berlatih Falun Dafa dengan saya."

Dua anak muda terkejut dengan penganiayaan praktisi di Tiongkok karena keyakinannya, termasuk dibunuh karena organnya. Mereka menandatangani petisi dan berharap agar lebih banyak liputan media tentang penganiayaan di Tiongkok.

Pasangan dari Rusia

Pasangan dari Moskow berkata bahwa penganiayaan seharusnya tidak terjadi. Suami berkata bahwa negara asalnya dulu berada di bawah pemerintahan komunis dan dia mengenal rezim totaliter yang dihadapi praktisi. Keduanya menandatangani petisi dan mengambil materi informasi untuk dibagikan pada teman-temannya.