Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Jerman: Meningkatkan Kesadaran Terhadap Penganiayaan di Tiongkok

21 Des. 2017 |   Oleh praktisi Falun Gong di Jerman

(Minghui.org) Praktisi Falun Gong di Frankfurt, Jerman telah beberapa kali mengadakan kegiatan sebelum Hari HAM Sedunia (pada tanggal 10 Desember) untuk meningkatkan kesadaran terhadap penganiayaan latihan spiritual ini di Tiongkok. Nyala lilin malam diadakan pada tanggal 9 Desember, dan pengumpulan tanda tangan untuk menyerukan pembebasan seorang praktisi ditahan secara ilegal di Tiongkok dilakukan sehari sebelumnya.


Praktisi Falun Gong mengadakan nyala lilin malam pada tanggal 9 Desember 2017 untuk mengenang para praktisi yang meninggal dunia dalam 18 tahun penganiayaan di Tiongkok

Nyala Lilin Malam di Pusat Kota Frankfurt

Praktisi mengadakan nyala lilin malam di pusat bisnis dan pasar Hari Natal pada malam hari tanggal 9 Desember 2017, untuk mengenang mereka yang meninggal dunia di Tiongkok sebagai akibat penganiayaan.

Cuaca dingin dan turun salju lebat pada hari sebelumnya. Diiringi musik khidmat Pudu dan Jishi, praktisi duduk di lantai, membawa foto-foto praktisi yang kehilangan nyawa mereka di tangan Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Banyak pejalan kaki tersentuh dengan pemandangan ini. Mereka berhenti untuk mengambil foto, membaca poster informasi, atau mendengar praktisi berbicara tentang Falun Gong. Banyak orang menandatangani petisi untuk menyerukan diakhirinya penganiayaan di Tiongkok.

Seruan Agar Penganiayaan Dihentikan

Beberapa praktisi pergi ke Konsulat Tiongkok pada pagi hari tanggal 8 Desember untuk melakukan aksi damai menentang penganiayaan. Mereka membentangkan spanduk besar dengan tulisan “Hentikan Penganiayaan Falun Gong” dan “Hentikan pengambilan organ praktisi Falun Gong secara hidup-hidup” di seberang konsulat.

Praktisi Egbert (pertama dari kanan) dan lainnya melakukan aksi damai di depan Konsulat Tiongkok

Selama 16 tahun, praktisi di Frankfurt terus menerus mengadakan aksi damai di depan konsulat baik dalam cuaca hujan atau berangin, musim panas maupun musim dingin.

Egbert, usia 79 tahun, mendatangi konsulat setiap hari Jumat dengan membawa spanduk dan musik latihan bersama dengan praktisi lainnya untuk melakukan aksi damai menentang penganiayaan oleh PKT.

Menyerukan Pembebasan Praktisi yang Ditahan di Tiongkok

Pada tanggal 9 Desember, praktisi mengadakan kegiatan lagi di pusat kota, menyerukan pembebasan Tian Feng, seorang praktisi yang ditahan di Beijing. Tian (wanita), umur 49 tahun, ditangkap pada tanggal 13 Mei dan ditahan secara ilegal sejak itu. Polisi menahannya karena dia memiliki DVD Falun Gong.

International Society for Human Rights (IGFM) memprakarsai kampanye kartu pos untuk menyerukan pembebasan Tian, untuk menekan direktur pos polisi tempat dia ditahan. Para pendukung bisa menulis nama dan alamat mereka pada kartu pos dan mengirimkannya ke Tiongkok.

Para pejalan kaki berhenti untuk membaca poster tentang Falun Gong dan penganiayaan di Tiongkok

Banyak orang meminta kartu pos, dan berjanji untuk mengirimkannya ke Tiongkok. Juga banyak orang mengharapkan Tian segera dibebaskan.

Menjangkau Turis Tiongkok

Praktisi mendirikan stan di sebuah pusat kota yang sibuk pada tanggal 9 Desember, tempat yang sering dikunjungi turis dari Tiongkok. Mereka membentangkan spanduk dengan kata-kata “Falun Dafa baik,” “Sejati-Baik-Sabar baik,” dan “Tiongkok bukan PKT.” Ada beberapa poster dalam bahasa Mandarin juga.

Rombongan turis Tiongkok melewati poster-poster Falun Gong. Ada yang berhenti untuk membaca, dan ada yang memfoto. “Lihat, Falun Gong!” sering kali terdengar.

Praktisi sering menawarkan surat kabar dengan informasi Falun Gong atau memutar rekaman audio demi manfaat turis Tiongkok di daerah tersebut.

Masyarakat Setempat Mendukung Falun Gong

Praktisi Dima Guskovs dan Sabine Rebling dari kota lain juga berpartisipasi dalam kegiatan ini. Dima berbicara tentang dukungan yang mereka terima, dan teringat dua remaja berhenti walaupun cuaca dingin, dan mempelajari tentang Falun Gong. “Sangat dingin,” kata Dima. “Kedua remaja itu mendengarkan dengan penuh perhatian. Kemudian, mereka membantu saya untuk menyebarkan brosur Falun Gong kepada para pejalan kaki. Mereka melanjutkan menyebarkan brosur untuk beberapa saat walaupun cuaca sangat dingin. Mereka mengambil beberapa brosur sebelum pergi dan berkata akan membagikannya kepada teman-teman sekolah mereka.”

Praktisi Dima Guskovs berbicara dengan dua pemuda tentang Falun Gong

Praktisi Sabine Rebling (pertama dari kanan) berpartisipasi dalam meningkatkan kesadaran di Frankfurt

Praktisi Sabina Rebling setiap hari Sabtu ikut dalam kegiatan meningkatkan kesadaran di Franfkurt. Dia berkata, “Ada orang langsung berhenti untuk menandatangani petisi dan memberitahu kami bahwa mereka sudah mendengar tentang penganiayaan.”

Dia menambahkan bahwa sejumlah orang berterima kasih kepadanya karena meningkatkan kesadaran terhadap situasi di Tiongkok dan mengatakan praktisi sedang melakukan hal yang benar.

Latar Belakang


Falun Gong diperkenalkan ke publik pada tahun 1992 dan segera tersebar di seluruh negeri Tiongkok karena efek manfaatnya dalam meningkatkan kesehatan dan moralitas. Hampir 100 juta orang mempelajari latihan ini pada tahun 1999. Karena rasa kecemburuan dan takut kehilangan kontrol terhadap rakyat, Jiang Zemin, mantan kepala Partai Komunis Tiongkok, memulai penganiayaan Falun Gong pada tanggal 20 Juli 1999. Penganiayaan itu telah menyebabkan kematian banyak praktisi Falun Gong selama lebih dari 18 tahun terakhir. Lebih banyak lagi disiksa karena keyakinan mereka. Bahkan PKT melakukan pengambilan organ secara hidup-hidup yang direstui negara demi keuntungan atas industri transplantasi organ.

Jiang Zemin secara langsung bertanggung jawab atas dimulainya dan kelanjutan dari penganiayaan brutal ini. Di bawah arahannya, Partai Komunis Tiongkok mendirikan lembaga di luar kerangka hukum, Kantor 610, pada tanggal 10 Juni 1999. Lembaga ini berada di atas angkatan kepolisian dan sistem peradilan dalam melaksanakan arahan Jiang Zemin berkenaan dengan Falun Gong: merusak reputasi mereka, menghentikan sumber finansial mereka, dan menghancurkan mereka secara fisik.

Karena sensor informasi yang diterapkan PKT, jumlah sebenarnya praktisi terbunuh dalam penganiayaan masih belum diketahui.