(Minghui.org) Sejak saya mulai berlatih Falun Dafa, saya tahu bahwa saya harus mencari ke dalam saat konflik muncul, mengultivasi diri dan memperbaiki karakter moral saya. Namun, ketika masalah muncul dan beberapa orang terlibat, saya tidak tahu harus berbuat apa atau bagaimana mencari ke dalam untuk menemukan keterikatan saya.

Masalah muncul cukup sering dalam interaksi sehari-hari dengan teman, rekan kerja, keluarga dan tetangga. Siapa yang benar dan siapa yang salah? Kebanyakan orang biasanya hanya setuju dengan orang lain yang memiliki pandangan yang sama dan berdebat dengan orang lain.

Bagi para praktisi, jika masalah muncul, saya yakin bahwa kita yang salah. Dengan kata lain, ketika masalah muncul, kita perlu mencari ke dalam untuk menyelesaikan masalah.

Pemecahan Masalah dari Konflik dengan Menantu Perempuan

Suatu pagi, saya bangun untuk sarapan. Saya berpikir bahwa semua orang mungkin sudah bosan makan bubur nasi setiap pagi, jadi saya memutuskan untuk membuat sesuatu yang berbeda. Saya menemukan beberapa bungkus kue di kulkas, jadi saya merebusnya dan meletakkannya di atas meja. Anak saya bangun dan mulai makan. Dia mengundang saya untuk bergabung dengannya, tapi saya memutuskan untuk menunggu dan makan dengan menantu dan cucu perempuan saya.

Tak lama kemudian, menantu saya juga bangun. Begitu dia melihat kue itu, dia marah dan meneriaki saya, "Siapa yang menyuruhmu memasak bakpao? Itu bakpao domba yang saya simpan untuk anak-anak!"

Saya berpikir, "Bakpao itu sudah lama ada di kulkas, saya memasaknya dengan niat baik, dan tidak untuk diri sendiri, tapi dia memarahi saya seperti ini." Saya merasa ingin menangis.

Saya berkata, "Baiklah, saya akan membeli bakpao dan membuat lebih banyak kue nanti, ini salah saya." Nada suara saya terdengar seolah saya baik-baik saja.

Putra saya berkata dengan lantang, "Bu, itu bukan salahmu."

Menantu perempuan saya menjawab, "Kalau begitu itu salah saya?"

Saya ingin mengatakan sesuatu, tapi putra saya dengan kasar menghentikan, "Bu, tolong jangan katakan apa-apa lagi!" Dia kemudian mengambil semangkuk kue dan melemparkannya ke lantai. Semua orang terdiam.

Saya tenang dan bertanya pada diri sendiri: "Bukankah kamu seorang praktisi? Bukankah kamu memiliki standar yang lebih tinggi? Mengapa kamu marah pada menantu? Kamu adalah seorang praktisi, jadi bukankah ini merupakan kesempatan untuk memperbaiki karakter moral? Saya harus berterima kasih kepada menantu yang telah menciptakan kesempatan bagi saya untuk meningkat."

Saya mengambil potongan-potongan bakpao yang berserakan di lantai dan membersihkan kotorannya. Putra saya berbaring di tempat tidur dengan perasaan kesal, dan menantu saya tampak sangat terluka. Saya berulang kali memanggil mereka untuk sarapan, tapi keduanya tidak menanggapi. Saya makan sarapan sendiri. Ketika saya selesai, menantu perempuan saya berkata, "Bu, ayo kita bicara."

Dia berkata, "Ini salah saya hari ini, seharusnya saya tidak berteriak pada ibu." Kemudian dia menceritakan perasaannya tentang beberapa kejadian lain yang terjadi di antara kami. Menurut pendapat saya, kesalah-pahaman itu disebabkan karena dia sensitif dan curiga, tapi karena saya seorang praktisi, saya tidak membenarkan diri sendiri.

Memang, ketika kita memiliki konflik dengan orang lain, kita harus segera menyadari bahwa para praktisi adalah berbeda dan tidak boleh bersaing dengan mereka untuk mengidentifikasi siapa yang benar dan siapa yang salah. Dalam pemahaman saya, kita harus mencari ke dalam tanpa syarat bahwa konflik itu adalah kesalahan kita, dan hanya dengan berbuat demikian kita dapat meningkat dan berkultivasi dengan baik. Dengan sepenuh hati saya berterima kasih kepada menantu perempuan saya karena telah menciptakan kesempatan untuk meningkat.

Meminta Maaf Mengakhiri Konflik

Cucu saya suatu kali ingin makan jagung rebus. Saat itu adalah akhir musim dan sulit menemukan seorang pedagang kaki lima yang masih menjual jagung. Sambil makan siang, saya melihat beberapa tongkol jagung di kulkas, jadi tanpa memikirkannya, saya memasak satu untuk cucu saya. Saat makan siang, menantu perempuan saya kesal dan berkata, "Saya menyimpan jagung untuk musim dingin -- mengapa ibu memasaknya?"

Saya menyadari bahwa sebagai seorang praktisi saya harus mencari ke dalam. Jadi, saya dengan ramah berkata, "Ibu minta maaf karena sebelumnya tidak bertanya, cucu ingin makan jagung, tapi ibu tidak menemukan pedagang yang menjualnya, jadi ibu mengambilnya dari kulkas. Ibu akan membeli beberapa tongkol jagung nanti saat belanja." Dia terdiam. Dua hari kemudian, saya melihat seseorang di jalan menjual jagung dan membeli 20 tongkol.

Mempertimbangkan dan Berpikir Positif

Cucu saya duduk dan merenung, dengan tangan menopang dagunya. Ibunya dan saya memanggilnya untuk makan malam, tapi dia tidak menanggapi. Ketika kami memanggilnya lagi, dia tiba-tiba mengangkat kepalanya dan berkata kepada ibunya, "Bu, saya tidak ingin ibu membicarakan nenek di belakangnya, ibu membicarakannya di satu rumah, ketika ibu pergi ke rumah tetangga, ibu berbicara tentang dia lagi, ibu berbicara tentang nenek kepada siapa pun yang ibu jumpai."

Ibunya tersipu, "Apa yang ibu katakan tentang nenekmu?"

Dia berkata, "Saya tidak ingat apa yang ibu katakan tentang dia, tapi ibu bergosip tentang dia dengan semua orang yang ibu jumpai."

Melihat menantu perempuan saya merasa malu, saya tersenyum dan berkata kepada cucu saya, "Ibumu tidak mengatakan sesuatu yang buruk tentang nenek. Mungkin orang bertanya kepada ibumu tentang apa yang dikerjakan nenek, dan ibumu menjawabnya." Dengan cara ini, saya memberi menantu perempuan saya jalan keluar.

Suatu hari, cucu saya kembali dari nenek dari pihak ibunya dan berkata, "Nenek, nenek yang lain mencacimu."

Saya tersenyum dan berkata, "Tidak mungkin nenekmu mencaci nenek, kamu pasti salah mendengar." Dengan cara ini, kejadian itu tidak melebar dan selesai.

Sekarang, kapan pun saya menghadapi situasi seperti ini, saya memperlakukan diri saya selayaknya seorang praktisi, dan saya mengikuti ajaran Guru. Saya tidak akan membiarkan Dafa atau Guru kecewa.

Hidup Menjadi Harmonis

Saat ini, putra dan menantu perempuan saya banyak berubah, konflik dan masalah menjadi lebih sedikit, dan rumah kami menjadi harmonis. Perubahan ini terjadi karena kekuatan Dafa yang agung dan hasil dari ajaran belas kasih Guru.

Melihat ke belakang dan memikirkannya, saya mulai mengerti bahwa ketika timbul masalah dan konflik, saya harus segera dan tanpa syarat mencari ke dalam untuk menemukan kesalahan saya. Permasalahan kemudian akan mudah dipecahkan. Ini adalah sesuatu yang harus kita lakukan sebagai praktisi.