(Seorang rekan praktisi menulis artikel ini berdasarkan dikte lisan dari penulis)

(Minghui.org) Saya orang tua yang tidak pernah sekolah. Suami dan saya adalah praktisi Falun Dafa. Setelah kami mulai berlatih, kami belajar berpikir untuk mendahulukan orang lain dan bertoleransi ketika timbul konflik. Tidak lama kemudian penyakit kami hilang. Kami berdua tampil semangat dan sehat, dan masih melakukan pekerjaan di ladang.

Pada awalnya, suami membacakan buku Falun Dafa kepada saya. Setiap orang terkejut, saya akhirnya bisa membaca. Saya sekarang bisa membaca semua buku yang ditulis oleh Guru. Anak-anak kami melihat perubahan kami dan sangat mendukung kami berlatih Falun Dafa. Mereka semua percaya dengan sepenuh hati bahwa Falun Dafa adalah baik.

Suatu kali putra saya ada di sebuah restoran. Ia mendengar beberapa orang di meja sebelahnya memfitnah Falun Dafa. Ia berjalan ke sana dan berkata pada mereka, “Apakah kalian tahu tentang Falun Gong? Kalian seharusnya tidak berbicara buruk pada Falun Dafa apabila kalian tidak tahu. Falun Gong adalah baik dan lurus.”

Selama liburan, ia selalu memberikan kami uang. “Apabila tidak butuh uang ini, sumbangkanlah pada Falun Dafa,” ia mengatakan.

Pada suatu kali mobilnya menabrak sebuah mini bus, tetapi tidak ada yang cedera dan hanya sedikit kerusakan. Ia memberitahukan kami ketika pulang ke rumah, “Guru Falun Dafa yang menyelamatkan saya.”

Cucu Menghormati Guru dan Falun Dafa

Cucu saya tinggal bersama kami pada suatu periode ketika ia masih kecil. Ketika ia berusia hanya beberapa bulan, ia akan mengangkat tangannya atau duduk bersila seperti sedang berlatih Falun Dafa. Ketika ia lebih besar, ia menghafal syair yang ditulis Guru. Ia akan bersujud pada foto Guru ketika ia melihat kami membakar dupa kepada Guru.

Setelah ia pindah bersama ibunya, ia tidak bisa lagi berlatih karena orang tuanya tidak berlatih, tetapi setiap kali ia mengunjungi kami, ia akan meminta belajar Fa dan berlatih dengan kami. Ia memberitahukan kami bahwa ia setiap hari melafal “Falun Dafa Baik! Sejati-Baik-Sabar Baik!”

Ia tahun ini berusia 13 tahun. Ia terus berada di ranking teratas di kelasnya. Ketika ditanya bagaimana ia mendapatkan hasil yang baik di sekolah, ia menjawab dengan jelas, “Saya tidak begitu pintar. Guru Dafa yang memberikan kearifan kepada saya.”

Tiga Nyawa Diselamatkan dengan Melafal ‘Falun Dafa Baik.’

Menantu laki-laki kami selalu mendukung kami berlatih Falun Dafa. Ia sering mengatakan “Falun Dafa Baik.”

Ia membawa taxi roda tiga. Pada suatu hari di musim dingin, ia membawa dua penumpang melalui jalan gunung yang dibasahi hujan dan es. Jalan curam dan sempit. Ketika sebuah truk besar melewati mobil dari arah berlawanan, taxi kecilnya tergelincir dan menabrak truk. Kaca depannya pecah. Taxinya kehilangan kendali dan sudah hampir jatuh ke dalam jurang.

Pada saat itu, menantu laki-laki saya berteriak “Falun Dafa Baik! Guru, tolonglah saya!” Dengan kata-kata itu, taxi melambat dan berhenti di sekitar satu kaki dari ujung jurang. Penumpang gemetar dan bergumam, “Kami tidak tahu kamu percaya Falun Dafa.” Sopir truk heran tidak ada yang cedera.

Ketika menantu laki saya membawa penumpang sampai pada tempat tujuan, ia memberitahukan penumpangnya bahwa ia tidak akan menerima ongkos taxi. Tetapi sebaliknya penumpang bersikeras membayarnya malah dengan tambahan. Mereka berkata, “Kita harus merayakannya. Kamu menyelamatkan tiga nyawa dengan berteriak Falun Dafa Baik.”

Putri Selamat dari Sengatan Listrik

Suatu kali putri saya tersengat listrik ketika sedang mandi. Ketika ia sadar kembali, ia berteriak, “Falun Dafa Baik! Sejati-Baik-Sabar Baik!”

Ketika ia jalan keluar dari kamar mandi, ia menyadari semua peralatan listrik rumah tangga sudah tidak berfungsi tersengat listrik. Ia memanggil tukang listrik. Tukang listrik menemukan apartemen di atas ada kebocoran listrik. Tukang listrik terkejut. “Saya heran kamu masih hidup setelah tersengat listrik,” ia berkata.

“Guru Falun Dafa menyelamatkan saya karena saya setiap hari melafalkan ‘Falun Dafa Baik.’ Jawab putri saya.

Cerita Ibu Saya

Dulu kehidupan ibu saya berat, tetapi ia tidak pernah marah ketika ayah atau kakek saya memukulnya. Ia selalu baik kepada setiap orang. Ia suka berkata kepada kami, “Seseorang tidak boleh berbuat jahat karena Dewa-Dewa di langit mengawasi. Dinding bisa berbicara.”

Ketika ia berusia sekitar tiga puluh tahun, ia mempunyai tumor di perutnya. Suatu malam, ia bermimpi seorang tua dengan jenggot putih menarik tumor keluar melalui mulutnya. Ketika ia bangun, ia memberitahukan setiap orang bahwa tumornya sudah hilang. Tentunya orang-orang tidak percaya dan menyebutnya orang gila.

Setelah saya mulai berlatih Falun Dafa, saya menyadari bahwa apa yang ibu katakan adalah benar. Ketika saya memberitahukan ibu bahwa penyakit saya telah hilang dan saya belajar membaca dari berlatih Falun Dafa. Ibu saya berkata, “Ini adalah latihan paling baik. Guru kamu adalah Buddha yang paling tinggi!”

Ibu kemudian menderita penyakit mata glaukoma dan tidak bisa melihat apa pun. Saya mengajarnya melafalkan “Falun Dafa Baik” dan ia melafalnya berulang-ulang.

Suatu hari ketika saya sedang berbicara dengan kakak perempuan saya, saya melihat ibu menuangkan air ke termos tanpa menumpahkannya sedikit pun. Kakak saya sangat terkejut. “Ibu bisa melihat?”

Ibu saya berkata, “Ya, saya bisa melihat.”