(Minghui.org) Guru telah memperingatkan untuk mencari ke dalam berkali-kali dalam kultivasi kita. Sebagai praktisi Falun Dafa, kita semua tahu pentingnya mencari ke dalam dan menyingkirkan keterikatan. Namun, hal itu tidak selalu bisa dilakukan dengan mudah.

Beberapa insiden belakangan ini membuat saya melihat bahwa rekan praktisi adalah cermin yang merefleksikan keterikatan hati saya. Saya menyadari bahwa mencari ke dalam menuntut kita untuk mengingat semua pemikiran dan tindakan, serta selalu memperbaiki diri sendiri sesuai dengan Fa.

Seorang praktisi setempat mengeluh bahwa dirinya merasa kesulitan saat berkomunikasi dengan saya, seolah-olah ada dinding yang membatasi. Saya bertanya-tanya mengapa dia merasa seperti itu. Setelah mencari ke dalam, saya menyadari takut dikritik olehnya, orang yang saya anggap berlidah tajam dan sombong.

Kemudian saya teringat apa yang Guru katakan dalam “Teguran” (Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju),

“Bila kalian tidak mengubah prinsip manusia yang telah terbentuk mendarah daging pada manusia biasa selama ribuan tahun, maka kalian tidak dapat terlepas dari lapis tempurung permukaan manusia ini, sehingga tidak dapat mencapai kesempurnaan.”

Saya mempunyai hati untuk melindungi diri sendiri dan mulai merenung apakah saya sudah seperti rekan praktisi lain. Apakah saya terlalu banyak bicara selama kegiatan belajar Fa bersama? Apakah saya telah memaksakan pendapat kepada orang lain?

Saya menyadari bahwa kekurangan yang saya lihat dalam diri praktisi adalah keterikatan hati yang masih terpendam. Dia seperti cermin yang merefleksikan bagaimana diri saya di mata orang lain. Saya menyadari keegoisan adalah akar yang menyebabkan keterikatan yang lainnya, termasuk sifat iri hati, nafsu bersaing, mentalitas pamer, merendahkan orang lain, dan takut dikritik.

Saya tahu harus mengubah prinsip manusia yang telah terbentuk mendarah daging dan memperbaikinya sesuai dengan Fa.

Tidak lama kemudian, seorang praktisi di daerah kami jatuh sakit dan terbaring di tempat tidur. Kami memancarkan pikiran lurus untuknya dan berbagi pemahaman tentang karma penyakitnya. Istrinya, yang juga seorang praktisi, tiba-tiba menjadi marah karena dia merasa kami menyalahkannya atas kondisi suaminya. Dia mengeluh bahwa Guru tidak menjaga dia dan suaminya meskipun mereka berdua sudah berlatih Falun Dafa bertahun-tahun.

Saya terkejut dengan perkataannya, namun saya menyadari bahwa pada saat yang bersamaan pasti ada keterikatan hati yang harus saya singkirkan. Guru berkata dalam “Ceramah Fa pada Konferensi Fa Peringatan 25 tahun Penyebaran Fa”:

“Sejak awal hingga akhir, kekuatan lama selalu tidak memperkenankan di lingkungan Xiulian pengikut Dafa tenang-tenang saja. Bila dia menemukan pengikut Dafa di tempat-tempat tersebut terdapat suatu keterikatan, dia niscaya akan menimbulkan suatu masalah, kemudian diperlihatkan pada kalian, untuk mengultivasi kalian, biar anda lihat apa yang anda refleksikan dalam pikiran, apakah berpikir mengarah pada pikiran lurus, ataukah mengarah pada hati manusia, dia terus saja berbuat demikian.”

Reaksi istri praktisi itu mengingatkan saya untuk menggali ke dalam hati. Apakah saya selalu memperlakukan karma penyakit dengan pikiran lurus atau keterikatan manusia? Apakah saya mempunyai keyakinan teguh terhadap Guru ketika mengalami gangguan karma penyakit?

Saya teringat dengan apa yang terjadi pada 2 tahun yang lalu, ketika mata kanan saya tiba-tiba menjadi buram, seolah-olah ada yang menutupinya. Saya tidak terlalu menaruh perhatian pada hal tersebut, sampai kondisinya terus memburuk. Saya berusaha keras untuk mencari dan menyingkirkan keterikatan, namun mata saya tidak membaik.

Kejadian di rumah pasangan suami-istri tersebut menyadarkan saya bahwa pikiran lurus saya masih kurang ketika berhadapan dengan karma penyakit. Ketika saya menyadari hal ini, sebuah puisi yang ditulis oleh Guru muncul dua kali pada ponsel saya. Saya teringat pada apa yang Guru ajarkan dalam “Ceramah Fa di Los Angeles”:

“Bagi orang Xiulian, yang ditekankan adalah pikiran lurus. Jika pikiran lurus sangat kuat, apapun juga dapat anda tangkal, apapun dapat dilakukan. Karena anda adalah orang Xiulian, anda adalah orang yang melangkah di atas jalan Dewa, anda adalah orang yang tidak dikendalikan oleh unsur-unsur manusia biasa dan prinsip hukum tingkat rendah.”

Saya tahu bahwa Guru telah mengingatkan untuk menyikapi segalanya dengan pikiran lurus. Sangat mudah jatuh tergelincir ketika berjuang untuk lepas dari kesengsaraan jangka panjang. Sebagai pengikut Dafa, kita tidak boleh bimbang dalam keyakinan kita terhadap Guru dan Fa. Selama kita mengikuti ajaran Guru, tidak ada ujian yang tidak bisa kita lewati.

Praktisi keempat tidak pernah gagal dalam melakukan tiga hal dengan baik. Baru-baru ini dia mengingatkan kami lagi untuk duduk dengan benar ketika belajar Fa dan tetap memancarkan pikiran lurus yang kuat. Saya merasa malu karena terkadang kendur ketika membaca Dafa dan lupa untuk memancarkan pikiran lurus yang kuat setelah melakukan latihan pagi.

Lagi-lagi praktisi ini seperti cermin yang merefleksikan kekurangan saya. Ketika saya mencari ke dalam, menemukan bahwa saya gagal dalam melakukan tiga hal dengan baik dan masih mempunyai sangat banyak keterikatan hati, seperti sifat iri hati dan kecenderungan untuk bertindak ekstrem dalam melakukan berbagai hal.

Guru berkata dalam “Ceramah Fa pada Konferensi Fa Peringatan 25 tahun Penyebaran Fa”:

“Perihal Xiulian, ada sepatah kata demikian yang disebut “Xiulian seperti awal mula, anda pasti berhasil”, betulkan? (Para pengikut bertepuk tangan meriah) Di saat memperoleh Fa mulai Xiulian, bagaimana perasaan hati anda? Ketika anda sekalian tahu apa gerangan Fa ini, wah, perasaan hati ini sungguh terharu tak terbendung, dengan membulatkan tekad, harus berkultivasi dengan baik! Niat hati di masa awal semacam ini, jika anda dapat terus mempertahankannya di dalam proses Xiulian anda hingga terakhir, sekiranya anda tidak berhasil, langit dan bumi pun tidak dapat menoleransinya.

Saya akan melakukan apa yang Guru minta kepada kita untuk berkultivasi seperti awal mula. Saya juga berterima kasih kepada rekan praktisi karena telah mengingatkan saya untuk mencari ke dalam dan mengenali keterikatan hati.