(Minghui.org) Novel klasik Tiongkok Perjalanan ke Barat merupakan salah satu kisah favorit saya. Saya sering berpikir tentang perjalanan sulit Biksu Xuanzang dan tiga muridnya untuk mengambil kitab Buddha.

Saya selalu bertanya-tanya kenapa tiga murid biksu itu tidak langsung membawanya ke India dan menghindari kesengsaraan yang mereka temui. Sun Wukong yang berkekuatan dapat terbang puluhan ribu mil sekali lompat, dan Zhu Bajie maupun Sha Wujing memiliki kemampuan supernormal.

Mengapa mengalami perselisihan dan kesulitan dalam perjalanan dengan berjalan kaki? Satu-satunya alasan yang saya tanggap adalah mungkin pengarang ingin membuat bukunya lebih menarik, jadi empat tokoh itu harus melakukan perjalanan panjang yang berbahaya untuk mengambil kitab suci.

Sambil mengerjakan pekerjaan rumah tangga pada suatu hari dan menyenandungkan lagu tema drama TV “Perjalanan ke Barat,” tiba-tiba saya teringat kata-kata Guru di Zhuan Falun:

“Xiulian harus dilakukan di tengah penderitaan agar bisa dilihat apakah anda dapat rela melepas, dapat memandang hambar tujuh perasaan dan enam nafsu anda. Jika anda terikat pada benda itu, anda tidak akan sukses berkultivasi.”

Saya mendapat pemahaman baru, karena Guru telah memberi tahu kita bahwa kultivator harus menahan kesengsaraan untuk melenyapkan karma yang terkumpul dari kehidupan sebelumnya. Hanya dengan demikian kita bisa dengan teguh dan gigih sampai menyelesaikan kultivasi.

Biksu Xuanzang dan murid-muridnya mampu mengatasi kesengsaraan yang tak terhitung banyaknya untuk berhasil menyelesaikan misi mereka.

Praktisi Dafa juga harus teguh di jalur kita untuk menyelamatkan orang-orang. Kita tidak seharusnya merasa khawatir menemui kesengsaraan atau terikat pada waktu kapan penganiayaan akan berakhir.