Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Kegigihan Sepasang Suami Istri Mencari Pembebasan Anak Mereka yang Dipenjara Selama 20 Tahun

26 Feb. 2017 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Liaoning, Tiongkok

(Minghui.org) Selama lebih dari 10 tahun, orang tua dari Zhao Hongli, sekarang berumur 83 tahun dan 76 tahun, telah mencari keadilan untuk anaknya yang dijatuhi hukuman secara tidak benar.

Meskipun umur mereka sudah tua dan risiko akan keselamatan mereka sendiri, pasangan ini secara berkala mendatangi departemen kepolisian lokal, kejaksaan dan pengadilan, hanya untuk diancam, ditolak dan bahkan ditangkap.

“Selama anak saya ditahan, saya akan terus mencari keadilan baginya. Saya tidak akan pernah menyerah!” deklarasi seorang ibu berumur 76 tahun, Lu Fengzhen.

Zhao Hongli, 48, telah menghabiskan separuh hidupnya di penjara selama 2 dekade. Ia dijatuhi hukuman 3 kali, di mana masa hukuman bertambah hingga 24 tahun. Sekarang ia telah menjalani 6 tahun masa tahanannya yang ketiga di penjara Jinzhou. Meskipun anak perempuannya sekarang berumur 16 tahun, hari-hari yang dihabiskan dengan ayahnya sendiri hanya bisa dihitung dengan jari.

Hukuman Pertama: Dijebak oleh Rekan Bisnis

Pada awal umur 20an, Zhao melakukan bisnis dengan beberapa teman. Ia segera menemukan bahwa rekan bisnisnya terlibat dalam penjualan relik budaya. Ia memutuskan untuk berhenti bekerja dengan mereka, tapi ia malah dijebak oleh temannya, yang mengklaim bahwa Zhao mencuri uangnya.

Akhirnya, Zhao dijatuhi hukuman 6 tahun penjara tahun 1994. Ketika orang tuanya naik banding, pengadilan yang lebih tinggi menaikkan hukuman hingga 10 tahun.

Zhao mempunyai penyakit jantung. Sementara orang tuanya khawatir akan buruknya perawatan medis di penjara. Zhao mulai belajar Falun Gong dan penyakit jantungnya hilang.

Prinsip Falun Gong, Sejati, Baik, Sabar, juga mengubah karakternya. Ia melepaskan pikiran untuk membalas dendam kepada orang-orang yang menjebaknya. Ketika ada kecelakaan di penjara, ia menyelamatkan orang lain dengan risiko keselamatannya sendiri. Hasilnya, ia diberikan waktu pembebasan lebih awal tahun 1999.

Hukuman Kedua: Dianiaya karena Kepercayaannya

Singkat waktu setelah Zhao dibebaskan dari penjara, sebelum ia memulai hidup baru, Partai Komunis Tiongkok melancarkan penganiayaan secara nasional pada Falun Gong tahun 1999, membuat hidupnya dalam bahaya lagi.

Tahun 2004, Zhao ditangkap untuk kedua kalinya karena mencetak materi informasi tentang Falun Gong. Kali ini Ia mendapatkan hukuman delapan tahun. Polisi dan staf pengadilan tidak memberitahukan keluarganya tentang penangkapan dan penjatuhan hukumannya hingga ia dibawa ke penjara.

Disiksa di Penjara

Zhao menyiapkan beberapa dokumen untuk naik banding, tapi penjaga penjara mengambil dokumen dan menolak haknya untuk naik banding. Untuk memprotes, Zhao mulai mogok makan selama beberapa bulan. Dokter penjara memaksanya makan.

Ia sangat kurus dan tidak bisa berdiri atau bahkan berbicara. Ketika dokter menginfusnya, sangat sulit untuk menemukan urat nadi untuk memasukkan jarum.

Dalam jurang kematian, Zhao dipindahkan ke Penjara Shenyang, di mana penyiksaan terus berlanjut: ia diikat ke ranjang dengan posisi elang membentangkan sayap.

Hukuman Ketiga: Penyiksaan Berlanjut

Selamat dari siksaan fisik dan mental yang tidak terbayangkan di penjara, Zhao kembali ke rumah tahun 2012. Hanya satu tahun kemudian, ia ditangkap lagi pada 7 September 2013 karena membagikan informasi tentang penganiayaan Falun Gong dengan ponselnya. Kepala Divisi Keamanan Domestik mengancam keluarganya bahwa Zhao akan mendapatkan hukuman berat dan hidup yang menyedihkan jika mereka mengajukan tuntutan terhadap polisi.

Zhao dianiaya secara brutal oleh polisi di kantor polisi. Ketika ia dipindahkan ke pusat penahanan, bahkan staf di sana terkejut dengan cedera di tubuhnya.

Selama persidangan, ketua majelis hakim mengancam pengacaranya bahwa ia akan mencabut hak pengacara untuk membela jika ia membicarakan polisi memukuli Zhao.

Dalam putusan, jumlah sms yang dikirimkan Zhao tentang Falun Gong diubah dari 10 menjadi 77, dan jumlah materi yang ditemukan di rumahnya juga diubah. Dengan polisi, kejaksaan dan pengadilan merekayasa tuntutan terhadapnya, Zhao dihukum enam tahun penjara untuk ketiga kalinya.

Kunjungan keluarga ditolak untuk waktu yang lama. Ketika keluarganya berhasil menemuinya setelah mencobanya berkali-kali, mereka hampir tidak bisa mengenalinya. Wajahnya lebam dan tidak berbentuk. Ketika ibunya menanyakan apa yang terjadi padanya, Zhao hanya berkata kepadanya, “Ibu, jangan tanya. Ini bukanlah tempat untuk manusia.” Ibunya jatuh ke lantai dan menangis.

Orang Tua Mencari Keadilan

Setelah hukuman, pengadilan dan penjara menolak memberikan salinan putusan kepada keluarga Zhao, menutup kemungkinan bagi mereka untuk naik banding. Ibu Zhao pergi ke Kantor Banding Pusat Beijing empat kali, tapi dihentikan oleh polisi lokal dan dibawa pulang ke kotanya. Ia menulis ratusan surat kepada departemen terkait, tetapi tidak diberi jawaban.

Ketika akhirnya ia berhasil mendapatkan salinan putusan pada 2015, ia terkejut melihat bahwa pengadilan menyatakan Zhao bersalah atas pencurian, yang jelas-jelas adalah tuduhan palsu.

Pasangan ini naik banding ke Pengadilan Tinggi di Provinsi Liaoning. Pengadilan menerima kasusnya, tapi segera menolak dan tetap menggunakan tuduhan pencurian.

“Apa yang mereka lakukan benar-benar tidak bisa diterima! Ini jelas bahwa kasusnya palsu dan direkayasa, tapi pengadilan tinggi menutupinya dan menolak banding kami,” kata anggota keluarga.

Berpegang pada Harapan

Meskipun telah menahan banyak hal, Zhao tetap positif dan berharap untuk masa depan yang cerah.

Dalam sebuah surat yang ia tulis untuk praktisi Falun Gong lain yang ditahan, ia berkata, “Saya bisa merasakan kekuatan dari latihan ini setiap hari. Tidak peduli bagaimana mereka menyiksa saya, saya tidak akan melepaskan Falun Gong. Saya hanya mempunyai satu pikiran: ‘ketekunan.’ Teman praktisi, saya percaya kita akan menjadi saksi saat semua kegelapan menghilang.”

Laporan sebelumnya dalam bahasa Inggris:

Practitioner Survives Hunger Strike for Over a Year

Practitioners from Liaoning Province Given Long Sentences

Mr. Zhao Hongli from China's Liaoning Province Imprisoned for Eight Years for His Belief in Falun Gong

Recent Details About the Persecution Environment in Panjin Jail, Liaoning Province

A Father Appeals for Falun Dafa Practitioner Zhao Hongli

Mr. Zhao Hongli is Dying from Torture Received in Panjin Prison

Zhao Hongli in Critical Condition, But Panjin Prison Refuses to Release Him

Practitioners Qiao Zhongjin and Zhao Hongli are Persecuted to the Brink of Death in the Wujiawa Detention Center in Chaoyang City, Liaoning Province