Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Sebuah Keluarga di Kota Daqing Menuntut Jiang Zemin atas Penderitaan Mereka

21 Maret 2017 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Heilongjiang, Tiongkok

(Minghui.org) Warga Kota Daqing Qu Wencai, seorang pendukung Falun Gong (juga dikenal dengan nama Falun Dafa), melayangkan tuntutan hukum terhadap mantan diktator Tiongkok Jiang Zemin mewakili dirinya sendiri dan keluarganya atas kesengsaraan bertahun-tahun yang mereka alami.

Tuntutan itu dikirim ke Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung pada tanggal 27 Juni 2015.

Qu menduga bahwa istrinya ditangkap dan dipenjara beberapa kali setelah Jiang Zemin melancarkan penganiayaan pada Juli 1999. Putranya dihukum secara ilegal lima tahun penjara, dan disiksa. Putrinya juga dijatuhi hukuman secara ilegal lima tahun penjara dan disiksa secara brutal.

Qu menulis di dalam tuntutannya bahwa istri dan anak-anaknya tidak pernah melanggar hukum apapun dengan berlatih Falun Gong, dan Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang melanggar hukum dengan memulai dan melaksanakan penganiayaan.

Qu Wencai

Saya adalah seorang pensiunan berumur 68 tahun. Saya adalah deputi direktur dari sebuah perusahaan. Menjabat sebagai sekretaris Partai, saya sering mempertanyakan dasar hukum penganiayaan. Saya berulang kali diberi tahu bahwa ini adalah “masalah politik.”

Istri saya pernah menderita banyak masalah kesehatan. Semua penyakitnya hilang setelah dia berlatih Falun Gong pada tahun 1996. Putra dan putri saya mengikuti dan mendapatkan manfaat secara fisik dan spiritual dari latihan ini.

Saya menyadari bahwa berlatih Falun Gong tidak melanggar hukum. Tetapi kami berulang kali diganggu, diikuti, dan dianiaya selama 16 tahun terakhir. Rumah saya digeledah berulang kali, memeras sejumlah uang dari kami, dan saya hidup dalam ketakutan.

Penyiksaan brutal yang dialami keluarga saya di dalam penjara ilegal sangatlah mengerikan dan menghancurkan hati saya. Saya merasa cemas dan sedih setiap hari. Keluarga saya tidak bisa berkumpul bersama saat liburan Tahun Baru selama 12 tahun.

Istri Saya, Zhao Rongjie

Pada tanggal 8 Juni 2000, istri saya, Zhao Ronjie, berbicara tentang Falun Gong dan Guru Li Hongzhi, pencipta Falun Gong, di Lapangan Tiananmen di Beijing. Karena hal ini dia ditangkap dan dibawa kembali ke Pusat Penahanan Daqing.

Dia kemudian dibawa ke Pusat Penahanan Lindian pada tanggal 20 Juni selama sepuluh hari. Dia dipukuli dan dipaksa berdiri dengan dibelenggu di bawah terik matahari. Keluarga kami diperas sebanyak 2.800 yuan.

Setelah dibebaskan, atasannya mempekerjakan dia dengan masa percobaan selama satu tahun, dan gaji bulanannya dipotong sebesar 228 yuan. Gajinya yang ditahan lebih dari 20.000 yuan.

Dia bersama saudarinya ditangkap di rumah saudarinya pada tanggal 29 Desember 2000, dan ditahan di Pusat Penahanan Wumahe di Yuchun. Dia dipindahkan ke Pusat Penahanan No. 1 Daqing 18 hari kemudian. Keluarga saya membayar “denda” 2.000 yuan agar saya dibebaskan pada tanggal 21 April 2001.

Para petugas dari Kantor Polisi Longfeng menangkapnya pada tanggal 30 September 2002. Mereka menggeledah rumah kami dan menyita buku-buku Dafa serta foto Guru Li.

Dia seharusnya menghabiskan tiga tahun di kamp kerja paksa tetapi dibebaskan karena gagal menjalani pemeriksaan fisik.

Dia ditangkap pada Januari 2003 di rumah saudarinya dan dibawa ke Pusat Penahanan Wumahe sekali lagi, dan dia ditahan selama sembilan hari.

Kemudian pada tahun yang sama, para petugas dari Departemen Kepolisian Daqing menjemput dan membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik agar bisa memasukkannya ke dalam kamp kerja paksa. Mereka membebaskannya karena dia mulai mengalami kejang-kejang.

Dia diganggu dan diikuti pada hari-hari sensitif, dan pada Juni 2006, dia diikuti selama tiga hari saat pertemuan besar diadakan di Shanghai. Dia diawasi siang dan malam pada tahun 2008, saat pertandingan Olimpiade di Beijing.

Dia dan putri kami ditangkap pada tanggal 20 Juni 2012. Dia dibebaskan, tetapi putri kami ditahan selama 20 hari.

Para petugas dari Kantor Polisi Cabang Huian di Provinsi Fujian menggeledah rumah sementara kami tanpa surat pada tanggal 27 Februari 2013. Mereka menangkapnya dan dua anak kami, serta menyita banyak buku-buku Dafa. Dia ditahan selama sepuluh hari, dan putra putri kami, masing-masing 15 hari.

Dia digeledah di sebuah pasar pada tanggal 6 Februari 2014, ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Di penghujung tahun, paspor dia dan putri saya dicabut. Mereka tidak diperbolehkan pergi ke luar negeri.

Dia ditangkap lagi pada tanggal 29 April 2015, karena menolak melepaskan keyakinannya pada Falun Dafa.

Putra Saya, Qu Yanlai

Putra saya diborgol dan digantung di udara selama dua jam pada Oktober 2001, saat dia ditahan di Pusat Penahanan Distrik Fangshan Beijing.

Dia ditangkap lagi pada tanggal 30 September 2002, diikat ke bangku dengan ikat pinggang kulit, lalau dibiarkan semalaman di Kantor Polisi Tapou. Dia kemudian disiksa sangat parah.

Pada tanggal 2 Oktober, dia dibawa ke Pusat Penahanan Distrik Putuo. Dia terluka parah karena disiksa di kantor polisi dimana pusat penahanan awalnya menolak untuk menerimanya, tetapi mereka dipaksa untuk menerimanya.

Dia melakukan mogok makan untuk memprotes dan dicekok secara brutal setiap hari. Mogok makannya berlangsung selama lima tahun.

Para tahanan di pusat penahanan memukulinya, menyeretnya naik turun di tangga bersemen, dan menyiramnya dengan air dingin.

Para petugas dan tahanan juga secara verbal menghina dia dan Falun Gong.

Dia dibawa ke Rumah Sakit Penjara Tilangqiao pada tanggal 14 Maret 2003, dan diikat terlentang di ranjang. Dia tidak dilepaskan bahkan untuk membuang air. Para penjaga dan dokter mencekok dan menyuntik melalui pembuluh darahnya setiap hari.

Berusaha untuk memaksanya agar menghentikan mogok makan, mereka berhenti mencekoknya dan berusaha untuk membuatnya kelaparan. Mereka mulai mencekok dia sepuluh hari kemudian.

Dia disidangkan pada tanggal 2 Juni, tanpa seorangpun anggota keluarga kami yang diperbolehkan hadir. Dia dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan dibawa ke Penjara Tilangqiao pada tanggal 2 Juli 2003.

Dia disiksa setiap hari dan dibebaskan pada tanggal 27 Desember 2006.

Artikel-artikel terkait dengan Penganiayaan terhadap Qu Yanlai dalam bahasa Inggris:

Mother of Chinese National Olympic Chemistry Contest's Top Prize Winner, Qu Yanlai, Appeals for Her Son

Shanghai Jiaotong University Graduate Qu Yanlai on Hunger Strike for 400 Days in the Shanghai Tilanqiao Prison

Tilanqiao Prison Authorities Drag Qu Yanlai Up and Down Concrete Stairs, Causing Bone-Deep Abrasions and Heavy Bleeding

Mr. Qu Yanlai Sent to Tilanqiao Prison Hospital in Shanghai; His Life Is in Imminent Danger

Force-Feeding: Cruel Torture Used on Falun Gong Practitioners

Imprisoned Energy Engineer on Hunger Strike for Five Years to Protest Persecution of Falun Gong, Survives Daily Force-feeding

Putri Saya, Qu Yanyang

Putri saya Qu Yanyang dipukuli dengan parah pada bulan Oktober 2001, dan kedua tangan serta kakinya diborgol bersama ke belakang selama sembilan hari di Pusat Penahanan Distrik Fangshan. Tiga petugas dari Kantor Polisi Longfang membawanya pulang ke Daqing dan memeras 10.000 yuan dari kami.

Dia ditangkap di Shanghai saat mengunjungi saudaranya pada tanggal 2 Maret 2007, dan dijatuhi hukuman secara ilegal selama lima tahun penjara.

Di Penjara Wanita Songjiang Shanghai, para tahanan diminta untuk melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk “mengubah” praktisi. Jika mereka berhasil, masa hukuman mereka akan dikurangi.

Dia dikurung di ruangan kecil selama empat bulan pertama, dengan jendela terbuka sepanjang tahun. Dia tidak bisa tidur di musim dingin karena terlalu dingin, dan lampu dibiarkan menyala sepanjang waktu. Nyamuk-nyamuk masuk dan menggigitnya saat cuaca panas.

Dia tidak diperbolehkan untuk mandi atau menggunakan kamar kecil sehingga harus menggunakan pispot. Dia dipaksa berdiri hingga jam 22.00 setiap hari.

Dia disiksa bahkan setelah dikeluarkan dari sel isolasi. Selain itu, dia dipaksa untuk menyaksikan video yang memfitnah Falun Gong dan Guru Li.

Menjadi lebih buruk baginya selama lima bulan terakhir. Dia harus bangun dari ranjang pada pukul 05.00 pagi setiap hari dan berdiri atau duduk tegap hingga pukul 23.00, kadang-kadang hingga tengah malam.

Dia tidak diperbolehkan tidur lebih dari 100 hari. Para tahanan memukulinya setiap sepuluh menit agar membuatnya tetap terjaga. Dia tidak pernah diberi makanan yang cukup.

Mereka mengancamnya, mengatakan bahwa mereka akan mengirimnya ke pusat cuci otak jika tidak menandatangani tiga pernyataan, yang berjanji akan melepaskan keyakinannya.

Artikel terkait dalam bahasa Inggris:

Mr. Qu Yanlai's Younger Sister Taken Against Her Will By Shanghai Police