Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Surat dari Kerajaan Praktisi di Dimensi Lain

16 April 2017 |   Oleh praktisi Falun Dafa dari Tiongkok

(Minghui.org) Saya telah berkultivasi Falun Dafa selama lebih dari 20 tahun dan telah jian wu. Pikiran terhubung dengan tubuh saya di dimensi lain, yang berarti saya dapat melakukan perjalanan melalui ruang dan waktu yang berbeda. Saya menuliskan apa yang saya lihat ketika bepergian ke dunia di dimensi lain.

Seorang praktisi setempat telah bekerja sama dengan saya di proyek Dafa. Namun, karena jadwal kerja yang ketat dan memiliki seorang anak, ia mengendur dalam kultivasi dan mulai memiliki gejala asma yang sangat buruk.

Saya mengundangnya ke apartemen saya, selama beberapa hari berturut-turut, kami mempelajari ajaran Guru dan melakukan latihan bersama. Saya membantunya mencari di dalam dirinya. Gejala membaik, tetapi tidak hilang sepenuhnya.

Satu malam setelah dia tertidur, saya terus memancarkan pikiran lurus. Dalam ding, saya bisa melihat kehidupan masa lalunya. Di masa prasejarah, dia adalah dewa laut, seperti digambarkan dalam mitologi Barat. Dia adalah raja lautan. Patung-patung di bawah lautan berupa duyung yang memegang trisula. Persembahan yang mereka sajikan di hadapan dewa laut adalah mutiara putih besar yang masih berada di dalam kerangnya. Saat saya sedang mengamati mutiara, air laut tiba-tiba bercahaya, dan saya bisa melihat partikel mengkilap berbaris, membawa saya menuju ke gerbang dimensi lain.

Dalam dimensi lain ada tiga matahari di langit. Ketika suhu naik, matahari bergabung menjadi satu memancarkan sinar lembut dan hangat.

Ada sebuah pulau besar di tengah laut dengan hutan tropis. Tebing sangat curam, dan binatang mirip naga raksasa terbang di antara tebing dan atas lautan. Tubuh mereka berwarna-warni ditutupi dengan sisik kecil, tetapi mereka memiliki sayap yang besar dan ekor panjang.

Ketika mereka melihat saya, mereka berteriak keras. Membawa ksatria lapis baja, mereka terbang di atas air di depan saya sebagai pemandu.

Saat kami mendekati tanah, beragam burung menemani kami. Perahu layar besar berlabuh di pelabuhan.

Makhluk mirip manusia sibuk dengan pekerjaan mereka. Beberapa mengenakan pakaian yang menyerupai orang-orang di masyarakat Barat kuno. Rambut mereka pirang atau merah. Saya terbang dengan sembilan binatang mirip naga besar dan ksatria mereka, dan melihat pegunungan tinggi, sungai-sungai besar, hutan yang luas, padang rumput yang luas, dan berbagai jenis hewan.

Berjalan pada padang rumput, kuda putih diikuti oleh makhluk setengah manusia dan setengah kuda. Mereka berwarna coklat muda. Laki-laki berotot dan mengenakan helm yang bercahaya. Mereka membawa busur, anak panah dan tombak. Perempuan juga mengenakan baju besi dan membawa belati. Untuk menyeberangi sungai yang lebar mereka hanya melompat, sementara kuda terbang di atas.

Saya juga melihat beberapa kota makmur dan kota kecil. Orang-orang mengenakan pakaian yang menyerupai gaya Bohemian di Eropa tengah. Para laki-laki dewasa berpakaian kain putih, dengan sulaman zaitun di kepala yang mewakili status sosial mereka. Orang perempuan berpakaian merah dan emas, dan menarik rambut mereka ke atas. Gadis-gadis muda memiliki rambut lurus dan dihiasi dengan bunga lili putih.

Ksatria membawa saya ke bangunan yang terbuat dari batu giok putih. Mawar warna berbeda mekar, dan udara dipenuhi dengan aroma yang menyenangkan. Ada pilar putih besar dihiasi dengan ukiran emas di lobi utama. Langit-langit dihiasi dengan gaya yang sama. Sebuah air mancur persegi panjang membawa saya melalui lobi utama ke tahta emas kerajaan. Saya melihat mutiara putih di atas air mancur. Dengan tahta kerajaan dan 12 kursi lebih kecil. Perabot yang sangat kaya dan mewah, tapi istana yang luas itu kosong dan sepi.

Di luar ada berbagai taman dengan bunga dan pepohonan, serta struktur arsitektur gedung yang berbeda. Saya masuk ke gedung putih bundar yang disebut Crystal Palace, yang dikelilingi oleh banyak pilar. Bagian dalam istana terbuat dari kristal. Langit-langit yang transparan, dan lantai dihias dengan mawar merah besar yang sedang mekar. Terpampang di selatan menghadap ke utara adalah potret besar rekan praktisi, saat membentangkan spanduk Falun Gong di Lapangan Tiananmen. Wajahnya tersenyum tenang dan matanya tampak tegas dan tak kenal takut.

Tergantung di dinding istana itu potret rekan praktisi yang berbeda dalam kehidupan yang berbeda. Salah satu gambar menunjukkan dia sebagai dewa laut memegang trisula

Cahaya dari kubah transparan menyinari saya di tengah ruangan. Tiba-tiba, bintang, galaksi dan badan langit muncul di tengah ruangan di sekitar saya, seolah-olah saya telah memasuki alam semesta yang luas. Di pusat badan langit adalah galaksi kecil yang dikelilingi oleh cahaya emas itu adalah alam semesta kecil dari planet Bumi kita.

Di luar Crystal Palace, sejumlah besar prajurit langit dalam beberapa kelompok membentuk formasi dekat padang rumput yang luas. Para prajuritlangit mengenakan baju kulit, helm, dan sepatu bot, seperti zaman Romawi kuno. Di depan ada sembilan ksatria dengan naga besar di sisi mereka, diikuti prajurit yang memegang perisai besar, tombak, belati, dan beragam senjata.

Di kedua sisi prajurit berkumpul ada dua ksatria menunggang kuda langit dengan beruang di depan dan kuda berkepala manusia di belakang mereka. Seorang pria mengenakan sulamanzaitunemas menemui saya. Menegakkan tangan kanannya di dada, dia menyapa saya.

“Yang Terhormat Pengikut Dafa masa pelurusan Fa, terima kasih telah datang ke Negeri Mawar, dan terima kasih karena telah membantu raja kami, rekan praktisi anda. Kami berharap anda menyampaikan keinginan kami kepadanya, raja besar kami, dan katakan kepadanya bahwa kami sangat merindukannya. Tolong ambil surat ini dan sampaikan kepadanya. Dan terimalah ucapan terima kasih yang paling tulus!”

Dengan sangat hormat, saya mengambil gulungan yang disegel dengan lencana mawar merah. Pria itu mundur ke pasukan, dan prajurit langit sekali lagi membungkuk kepada saya.

Para prajurit mulai mengeluarkan irama dengan pedang dan perisai mereka. Suara dentuman seperti detak jantung manusia atau prajurit gagah berani berteriak di medan perang. Mata prajurit sangat tegas dan tak kenal takut, yang mengingatkan saya tentang bagaimana rekan praktisi tampak ketika ia berdiri di Lapangan Tiananmen dengan spanduk di tangannya.

Diiringi oleh hentakan senjata mereka, para prajurit mulai menyanyikan lagu ini:

Ketika dunia yang merosot ini akan berjungkir-balik,

Ketika awan hitam menutupi cahaya,

Anda, raja besar saya, diilhami oleh Sang Pencipta,

Melangkah di jalan-jalan terjal penuh salju, menerobos kabut gelap, mengayunkan pedang anda,

Memenggal iblis-iblis jahat!

Ketika kehidupan yang menyedihkan telah mati,

Ketika bunga akan mati,

Anda, raja besar saya, diilhami oleh Sang Pencipta,

Melangkah menyusuri jalan maut dan kehancuran, dalam cuaca dingin,

Menyingkirkan kabut tak berujung, membuka awan,

Membawa harapan hidup!

****

Secara bertahap, adegan langit mulai kabur dan suara memudar. Untuk waktu yang lama, hati saya berkecamuk dan tidak bisa tenang.

Keluar dari ding, saya berbagi dengan rekan praktisi tentang apa yang saya alami di kerajaan Negara Mawar. Saya menyampaikan kepadanya apa yang telah saya baca dalam gulungan.

Surat mengatakan:

Raja Yang Mulia,

Anda telah meninggalkan kami dan hidup di dunia manusia selama miliaran tahun. Kami semua sangat merindukan anda. Meskipun kami tidak bisa bersama anda, cinta kami untuk anda tidak berubah, bahkan semakin dalam.

Raja Yang Mulia, anda adalah yang terkuat karena berani mengorbankan diri untuk melindungi keadilan bagi alam semesta; Anda yang paling mulia karena telah mengorbankan diri untuk kebahagiaan abadi dari dunia kita.

Ketika alam semesta keluar dari yang lama, anda telah bekerja tanpa henti untuk menyelamatkan dunia dan kehidupan kita. Kami akan hidup dan mati dengan anda sampai akhir.

Yang Menyayangi

Keluarga Langit Anda

****

Mata rekan praktisi saya basah dengan air mata. Dia menyesal tidak berkultivasi dengan gigih. Sejak saat itu, kami saling membantu untuk mengikuti ajaran Guru dan bersama-sama berkultivasi. Dia segera menerobos pengaturan kekuatan lama dan kembali berkultivasi dengan gigih.

Guru telah memberi kita kehidupan, dan juga telah menderita dan mengalami kesulitan dan karma tak terbatas untuk pengikut Dafa. Makhluk hidup di langit telah menempatkan harapan mereka dan banyak kehidupan di tangan kita. Apa yang telah kita lakukan apakah berkontribusi untuk semua makhluk hidup di langit dan bumi?

Ini adalah pertanyaan yang layak direnungkan.