(Minghui.org) Saya ditangkap dan divonis dua tahun kerja paksa pada tahun 2005 karena berlatih Falun Gong. Karena penyiksaan di kamp kerja paksa, saya menderita patah tulang. Pada saat itu tulangnya sudah menembus kulit lebih dari 10 cm dan terekspos keluar. Ketika saya dibawa ke rumah sakit setempat, kaki saya tetap berdarah, suster di kamp kerja paksa mengabaikannya.

Kamp kerja paksa memberitahu keluarga saya bahwa masa hukuman saya dialihkan menjadi tahanan rumah. Ayah membawa saya ke rumah sakit setempat. Dokter menemukan bahwa dokter kamp kerja paksa telah menjahit kulitnya tetapi tidak memperbaiki tulang yang patah sebelum menempelkan plester. Sekarang sudah terlambat untuk membetulkannya. Tidak hanya itu, lukanya mengalami infeksi. Ahli tulang menyarankan saya minum antibiotik selama sebulan.

Begitu infeksinya berhenti, dokter akan membuka kembali lukanya dan menyambungkan tulang. Plat besi dan paku juga perlu dipasang untuk membantu tulangnya tumbuh kembali. Kemudian, mereka akan mencopot plat dan pakunya setahun kemudian. Selama masa ini, saya harus menggunakan tongkat untuk berjalan. Biaya operasi dan rumah sakit sekitar 10.000 yuan.

Saat berada di rumah sakit, saya tidak dapat tidur karena sakit sekali dan teringat penyiksaan di kamp kerja paksa. Adegan penganiayaan berdarah yang brutal mengerikan sering terbayang oleh saya. Saya juga tidak diperkenankan untuk berhubungan dengan praktisi lain, membaca buku-buku Falun Gong dan harus tetap di rumah sakit. Mereka takut saya akan berlatih Falun Gong lagi.

Tetapi, mereka akhirnya memperbolehkan saya pulang. Sudah enam bulan sejak saya pertama ditangkap. Saya akhirnya bisa melakukan latihan dan belajar Fa.

“Jika kamu bisa pulih dengan berlatih,” kata kakak ipar saya, “Saya juga akan berlatih Falun Gong.”

Awalnya saat mulai melakukan latihan, saya harus menumpukan tubuh pada kaki kiri karena kaki kanan terasa sakit. Tetapi, ketika sedang melakukan latihan kedua, saya merasakan energi hangat mengelilingi seluruh kaki kanan. Maka saya bisa memperbaiki postur latihan dan bahkan berdiri dengan kedua kaki. Saya bisa berjalan perlahan-lahan setelah satu bulan. Sakit parah di tulang juga lenyap setelah saya melakukan latihan.

Kakak ipar saya menyaksikan kekuatan Falun Gong dan mulai membaca Zhuan Falun, buku utama dari Falun Gong.

Saya bertemu Zhang, direktur biro kesehatan kota setempat pada tahun 2011. Di depan staf Kantor 610 dan pejabat lainnya, ia berkata: ”Apa yang terjadi pada kaki kamu adalah luar biasa! Falun Gong luar biasa!” Orang-orang sekitar kami mengangguk dengan diam.