Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

[Merayakan Hari Falun Dafa Sedunia] Perjalanan Kultivasi Seorang Guru Tercermin pada Enam Orang Kepala Sekolah

20 Mei 2017 |   Oleh Jingsi, seorang praktisi Dafa di Provinsi Shandong, Tiongkok

(Minghui.org) Saya seorang guru sekolah. Pada 1989, saya tiba di sekolah di Provinsi Shandong dari Tiongkok Timur Laut untuk menjabat posisi mengajar yang baru.

Saya ingin berbagi pengalaman dan pemahaman yang saya peroleh selama dekade terakhir ini dalam peranan saya sebagai guru sekolah juga sebagai murid Dafa.

Kepala Sekolah Pertama: “Sungguh Bakat yang Tersia-siakan!”

Kedatangan saya sangat diharapkan karena keahlian yang saya miliki. Kepala sekolah melihat saya dengan harapan positif. Sayangnya, karena kondisi fisik saya yang buruk, saya tidak bisa memenuhi tanggung jawab saya untuk mengepalai sebuah kelas pelatihan.

Saat saya di universitas, operasi radang usus buntu membuat saya menderita efek jangka panjang yang menyebabkan saya sering pingsan karena nyeri berat di perut.

Kemudian, saya menjalani laparotomi dan didiagnosis mengalami neurosis berat yang membuat saya tersiksa selama lebih dari satu dekade.

Kemudian, saya didiagnosis menderita Sindrom ovarium polikistik. Selain itu juga artritis, gastritis kronis, sakit kepala, kelelahan mata, dan penyakit lainnya.

Selain rambut dan kuku, seluruh tubuh saya penuh dengan rasa sakit.

Keadaan saya memburuk saat saya berada di Shandong, di mana saya harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kebiasaan hidup.

Saya sering minta cuti sakit dan hampir tidak dapat melakukan tugas. Ketidakseimbangan fisik menciptakan konflik perilaku. Saya tenggelam dalam keputusasaan yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

Kepala sekolah berkata dengan penuh penyesalan, “Sungguh bakat yang tersia-siakan!”

Kepala Sekolah Kedua Mengagumi Bakat Saya

Pada Juni 1996, ketika saya merasa sudah tidak ada jalan lagi, seorang rekan memberikan saya sebuah buku berjudul Zhuan Falun. Sekali duduk saya melahap habis buku itu. Seluruh dunia saya terang benderang. Guru Li Hongzhi menggapai hati saya dan menyentuh jiwa saya.

Setelah mulai berlatih Falun Gong (juga dikenal sebagai Falun Dafa), seluruh penyakit saya dengan cepat menghilang. Fisik dan mental saya berubah banyak. Warna kulit saya berubah kemerah-merahan. Semangat saya membumbung. Saudara-saudara dan teman-teman saya yang khawatir semuanya memuji keajaiban Falun Dafa.

Hidup menjadi bahagia dan santai. Perasaan ini lebih dari menakjubkan.

Saya mengikuti persyaratan Guru untuk menjadi orang baik dan mendahulukan orang lain dalam segala hal. Saya menerima semua tugas tanpa syarat dan melakukannya sebaik mungkin. Falun Dafa telah menyembuhkan tubuh saya dan meningkatkan kebijaksanaan saya.

Dua tahun kemudian, saya menerima penghargaan karena telah membimbing kelas berkualitas tinggi di tingkat provinsi.

Saya tahu penghargaan kelas berkualitas tinggi tingkat provinsi sangatlah jarang, jadi saya mendapatkan penghargaan itu dianggap sebagai sebuah terobosan.

Melalui setiap kata dan perbuatan saya, keindahan dan kebaikan Falun Dafa dengan sangat positif terserap masuk ke kelas saya, menyentuh semua orang.

Pada 1999, Dewan Pendidikan Kota mengirim 40 kepala sekolah menengah percobaan dalam pelatihan menghadiri kelas saya.

Ringkasan penilaian mereka menyatakan, “Guru kelas ini sederhana dan penuh damai, tidak menonjolkan diri atau membuat janji palsu, sangat jujur dan alami, layak ditiru.”

Dari itu, sekolah menengah kota kecil kami menjadi terkenal. Kepala sekolah kami sangat gembira.

Pada tahun ajaran 2000, sekolah kami mengikuti kompetisi untuk gelar dan peringkat profesional. Beberapa guru peringkat pertama harus diturunkan jabatannya ke peringkat kedua dengan gaji yang lebih kecil. Semua guru tingkat pertama merasa takut.

Saat semua guru menyiapkan pidato untuk membela diri sendiri, saya pergi menemui kepala sekolah dan berkata, “Saya adalah praktisi Falun Gong. Saya tidak ingin ikut kompetisi apa pun. Saya ingin mengajukan permintaan penurunan peringkat secara sukarela agar tidak menambah masalah anda...”

Saya tahu selama ini kepala sekolah telah melakukan semampu dia untuk melindungi saya dari penganiayaan Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong dan saya sungguh-sungguh ini mengurangi bebannya.

Namun, kepala sekolah menjawab dengan khidmat, dengan air mata, “Kamu adalah guru yang bagus. Tidak mungkin saya mengizinkan kamu turun peringkat.”

Kepala Sekolah Ketiga Berubah dari Bekerja Sama dengan Penganiayaan Menjadi Diam-diam Melindungi Saya.

Awalnya, kepala sekolah ketiga saya, di bawah arahan Jiang Zemin [mantan kepala Partai Komunis Tiongkok] yang meluncurkan dan mengarahkan penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok] dan pembantunya, mengikuti perintah Partai mengirim saya untuk “diubah”.

Sebuah kendaraan sedang menunggu. Saya menolak untuk masuk. Ketika ia berusaha memaksa, saya tidak akan mengalah. Ia meminta wakil kepala sekolah dan asisten lain untuk membantu, tetapi tidak ada yang menurutinya.

Ketika saya kembali dari kelas “pengubahan,” saya mencarinya dan menjelaskan kepadanya keindahan dan kebaikan Falun Gong dan bagaimana saya merasakan manfaat dari latihan ini.

Saya memberi tahu dia, “Saya mengerti posisi anda. Saya tidak akan dendam. Tetapi saya harap anda berusaha semampu anda untuk melindungi praktisi Falun Gong yang menjadi karyawan, atau yang ada, di sekolah anda.”

Kepala sekolah tersenyum dan berkata, “Saya pikir kamu membenci saya dan ke sini untuk balas dendam.”

Saya tersenyum kembali dan berkata, “Kami praktisi tidak membalas dendam. Kami berlatih Sejati, Baik, dan Sabar.”

Sementara itu, saya memenangkan penghargaan kelas berkualitas tinggi tingkat kota, dan pengalaman mengajar saya dipromosikan ke seluruh kota.

Sikap kepala sekolah terhadap saya berubah, dari bekerja sama dengan otoritas menjadi diam-diam melindungi saya dari penganiayaan. Perubahan ini berasalah dari kekaguman sejati dia terhadap murid Dafa.

Kepala Sekolah Keempat Dipromosikan Karena Kinerja Saya yang Luar Biasa

Kepala sekolah saya yang keempat adalah seorang pria muda yang berharap saya tidak hanya akan berkontribusi pada perkembangan sekolah tetapi juga kemajuan dalam kariernya.

Selama waktu dia di sekolah kami, saya memenangkan penghargaan kelas berkualitas tinggi tingkat nasional.

Saya menjadi orang pertama dan satu-satunya penerima penghargaan sedemikian tinggi.

Ahli pendidikan tingkat provinsi memberikan saya pujian: “Guru ini memperlihatkan kehangatan, persahabatan, pendekatan, aksesibilitas, dan keseluruhan daya tariknya tidak dapat ditandingi oleh guru lain. Ia berada di tingkatan yang berbeda, dengan kekuatannya sendiri. Tidak ada hubungannya dengan teknik mengajar yang ia pelajari. Semuanya adalah tentang pencapaian pribadinya melalui belajar sendiri dan kultivasi. Di daerah agak terbelakang ini, murid-murid yang diajar olehnya juga mencapai kedisiplinan tingkat tinggi. Ia sungguh membuat saya pribadi kagum.”

Demikianlah, reputasi sekolah kami tersebar luas dan jauh. Empat tahun kemudian, kepala sekolah pergi karena dipromosikan, dengan kegembiraan dan kepuasan di dalam hatinya.

Kepala Sekolah Kelima Melindungi Saya dari Penganiayaan

Kepala sekolah kelima mempunyai harapan terhadap saya. Ia sering berkata, “Reputasi semakin tinggi, semakin ketat persyaratannya.”

Menghadapi beban kerja berlebih, saya mengeluh. Namun, saya terpikir Guru telah mengajarkan kita.

Guru berkata:

“Orang baik selalu bersemi belas kasih di hatinya, tanpa menyalahkan, tanpa kebencian, menganggap penderitaan sebagai kegembiraan.” (“Taraf Kondisi” dari Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I)

Saya paham dengan beban sebagai kepala sekolah, jadi saya selalu menyelesaikan tugas saya dengan sabar dan gembira.

Murid-murid saya sering bertanya, “Guru mengapa anda selalu terlihat bahagia, seperti hidup anda penuh dengan berkah?”

Saya memberi tahu mereka dengan tersenyum, “Itu karena saya berlatih Falun Gong!”

Saya telah menemui kepala sekolah secara pribadi dan berbicara dengannya tentang keindahan dan kebaikan Falun Dafa, menjelaskan kepadanya bahwa saya telah merasakan manfaat dari latihan ini, dan memintanya untuk memperlakukan praktisi Dafa dengan baik.

Suatu kali, seseorang melaporkan saya ke pihak berwenang dan saat saya akan ditangkap. Kepala menggunakan semua kekuatan persuasifnya untuk meyakinkan pimpinan di tingkat berbeda fakta bahwa saya adalah guru yang baik. Orang tua juga secara suka rela berbicara untuk melindungi saya.

Ketika saya diberi tahu bahwa pihak berwenang itu telah diizinkan untuk menggeledah rumah saya, saya menangis.

Saya berbicara pada kepala sekolah, “Saya telah berlatih Falun Gong selama bertahun-tahun. Penganiayaan partai terhadap murid Dafa dan keluarga mereka telah menciptakan begitu banyak penderitaan. Kami tidak seharusnya dianiaya. Kami tidak ingin dianiaya. Sangat sulit menahannya. Tetapi, saya berjanji kepada anda, Falun Dafa adalah sangat baik. Saya tidak akan melepaskannya.”

Kepala sekolah bermaksud menceramahi saya, tetapi ia malah menenangkan saya, berkata, “Jangan menangis lagi. Semua akan baik-baik saja.”

Demikianlah, penangkapan itu tidak pernah terjadi.

Kepala sekolah berkata kepada saya, “Sejak sekarang perhatikanlah keselamatan pribadi kamu.”

Guru berkata:

“Saya senyum -- semua makhluk hidup mempunyai harapan.” (“Senyum” dalam Hongyin I)

Kepala Sekolah Keenam Awalnya Memberhentikan Saya dari Tugas Mengajar, Kemudian Mengangkat Saya Menjadi Asistennya

Saat kepala sekolah keenam tiba di sekolah, ia yakin kepala sekolah terakhir dipindahkan akibat dari status saya sebagai praktisi Falun Gong. Jadi, ia menghentikan semua tugas mengajar saya.

Saya jatuh dari seorang pendidik yang dihormati menjadi bukan siapa-siapa. Perasaan dipermalukan dan ketidakadilan sangat besar.

Tetapi saya teguh pada Guru dan ajaran Dafa. Saya mencari ke dalam. Saya menolak untuk menyalahkan kepala sekolah. Saya terus menerus memperbesar kapasitas hati saya. Saya mengerjakan tugas yang diberikan setiap hari dengan senyuman di wajah.

Saya dulu selalu berinisiatif untuk menemui kepala sekolah yang baru saat mereka datang, untuk berbicara tentang keindahan dan kebaikan Falun Dafa.

Namun, tetapi dengan kepala sekolah yang baru ini saya tidak bisa melakukannya. Jadi, saya putuskan hanya dengan kata-kata, tindakan dan perilaku saya saja untuk menunjukkan kebaikan Dafa kepadanya dan menggerakkan hatinya.

Sangat cepat, sikap kepala sekolah terhadap saya berubah. Saya diangkat menjadi asistennya.

Mulai 1996 saat saya mulai berlatih Falun Gong, taraf pikiran dan keahlian saya mengajar terus-menerus meningkat. Saya adalah penerima penghargaan kelas berkualitas tinggi di sekolah, kabupaten, kota, provinsi sampai ke tingkat nasional. Saya menjadi terkenal sebagai “keajaiban” di antara guru-guru lain.

“Keajaiban” itu berasal dari sifat empati murid Dafa dan ketidakegoisan yang berakar dari prinsip-prinsip Dafa, Sejati-Baik-Sabar juga kebijakan yang terbentuk dari berlatih kultivasi.

Masa pensiun saya sudah dekat. Kepala sekolah ingin saya menurunkan keahlian dan pengalaman mengajar saya kepada sekolah dan murid-murid yang akan datang.

Banyak guru yang telah menyaksikan perlakuan yang tidak pantas terhadap saya, tergerak oleh perasaan keadilan mereka, dengan marah menasihati saya untuk tidak menuruti permintaan itu, karena mereka juga sadar betapa beratnya tugas itu.

Ini membuat saya terjerumus dalam dilema. Menghadapi proyek besar itu, saya jadi ragu.

Saya menenangkan diri dan rajin belajar Fa.

Guru berkata:

“Kami juga telah mengatakan, sekiranya kita setiap orang selalu berkultivasi ke dalam, setiap orang selalu mencari dari aspek Xinxing sendiri, mencari sendiri sebab dari suatu kekurangan, agar lain kali dapat melakukan dengan baik, sebelum berbuat sesuatu terlebih dahulu mempertimbangkan kepentingan orang lain.” (Zhuan Falun)

Saya adalah murid Guru. Saya harus mendengar Guru. Saya harus mendahulukan orang lain.

Saya bekerja keras dan akhirnya membuat studi kasus dan pengalaman mengajar pribadi sepanjang 80.000 kata, yang saya berikan kepada sekolah tanpa syarat.

Kepala sekolah berterima kasih kepada saya sedalam-dalamnya mewakili sekolah. “Terima kasihnya” sungguh-sungguh adalah pengakuan bahwa “Falun Dafa adalah baik!” secara terbuka.

Saya telah bekerja di bawah enam kepala sekolah dengan rentang waktu 20 tahun dan mengalami jatuh dan bangun.

Sebelum Falun Gong, saya dipenuhi dengan penyakit dan berjuang untuk nama dan kepentingan pribadi.

Setelah mulai berlatih Falun Dafa, saya memahami perasaan bebas dari ketidakegoisan dan mengalami keajaiban berasimilasi dengan prinsip-prinsip Dafa, Sejati-Baik-Sabar.

Dafa mengubah saya dan memberi manfaat kepada orang-orang di sekitar saya.

Guru telah memandikan saya dengan begitu banyak berkah dan merendam saya dalam rahmat dan anugerah Nya yang tidak terbatas.