Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

[Merayakan Hari Falun Dafa Sedunia] Belas Kasih Melarutkan Kebencian

31 Mei 2017 |   Oleh seorang Praktisi Falun Dafa di Provinsi Guangxi, Tiongkok

(Minghui.org) Pada suatu hari di musim gugur tahun 2016, suami saya berdiri di depan lukisan Guru Li Hongzhi, pencipta Falun Dafa. Ia memberi hormat dengan membungkukkan badan dan berkata, “Guru, ampunilah saya. Saya telah melakukan sebuah kejahatan dalam mengkritik anda dan Dafa. Saya juga memukul dan memaki-maki Praktisi Dafa.”

Suatu perubahan besar baginya. Sepuluh tahun lalu, ia memfitnah Dafa dan memukul saya sesuka hati, tetapi belas kasih Dafa telah melarutkan semuanya!

Sejak muda, saya mempunyai penyakit maag, penyakit nyeri sendi leher, radang hidung (rhinitis), dan bahu kaku. Saya ingin mendapat seorang suami yang peduli. Saya menemukan seorang sarjana dan menikah dengannya. Sayang sekali ia seorang yang berpendirian sangat keras dan bertemperamen buruk.

Saya mulai berlatih Falun Dafa Desember 1996. Dari latihan ini saya memahami makna kehidupan dan memahami mengapa manusia menderita. Setelah membaca separuh Zhuan Falun, maag, leher dan bahu saya semua sembuh. Sejak itu saya tidak pernah mempunyai masalah kesehatan dan juga tidak meminum obat lagi. Saya tidur kurang dari lima jam per hari tetapi selalu penuh semangat.

Saya terus mengingatkan diri bahwa saya harus berkultivasi xinxing dan melakukan apa yang Guru sampaikan kepada kita, “dipukul tidak membalas, dicaci tidak membalas.” (“Orang dengan Bakat Kemampuan Besar,” Ceramah Sembilan, Zhuan Falun).

Kapan saja saya mengalami kesulitan, saya memberi semangat kepada diri sendiri dengan ajaran Guru: “Ketika sulit bersabar anda mampu bersabar. Ketika sulit dilakukan anda harus mampu melakukan.” (“Orang dengan Bakat Kemampuan Besar,” Ceramah Sembilan, Zhuan Falun).

Saya menjadi seorang yang terbuka dan positif, hidup dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar.

Tetapi setelah Partai Komunis Tiongkok (PKT) melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong pada tahun 1999, saya terus berhadapan dengan masalah.

Suami percaya pada propaganda pemerintah dan berbalik melawan Dafa dengan sepenuhnya. Ia memperlakukan saya dengan buruk.

Ketika kami sedang makan siang pada suatu hari di tahun 2004, ia menemukan seorang praktisi yang berusia 80 tahun baru saja mengunjungi saya. Tanpa satu kata, ia menuangkan sebuah mangkok besar sup panas ke atas kepala saya.

Saya mengingatkan diri bahwa saya adalah seorang kultivator dan tidak boleh melawannya. Saya ingat apa yang dikatakan Guru dalam “Apa yang Dimaksud Kesabaran? (Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I):

“Kesabaran adalah kunci untuk meningkatkan Xinxing. Bersabar dengan marah dan benci, merasa dipersalahkan, menahan air mata, itu adalah bentuk kesabaran dari seorang manusia biasa yang terikat oleh rasa khawatir. Sama sekali tidak timbul marah dan benci, tidak merasa dipersalahkan barulah merupakan kesabaran dari orang Xiulian.”

Saya memaafkannya, tetapi situasi berubah menjadi lebih buruk. Ia memukul saya dengan keras pada Februari 2009 karena sesuatu yang sepele. Hidung dan mulut saya pecah. Hidung saya dijahit lebih dari 12 jahitan dan mulut delapan jahitan di rumah sakit. Saya dirawat inap selama 20 hari, tetapi suami tidak pernah mengunjungi saya.

Setelah saya keluar dari rumah sakit, ia berhenti memberikan saya uang. Saya adalah seorang ibu rumah tangga yang menjaga dua anak. Saya mulai mencari pekerjaan. Tetapi karena hidung dan mulut saya yang pecah, wawancara mencari kerja tidak berhasil.

Dengan tidak ada pekerjaan dan tidak ada uang, saya mulai memarahinya. Suami pindah keluar rumah, mengaku ia perlu tinggal di perusahaannya pada malam hari. Kemudian ia mengajukan cerai pada bulan April.

Saya menolak untuk bercerai. Ia memaksa saya keluar dari rumah. Ia berhenti membayar air, listrik, biaya telepon, dan bahkan cicilan KPR. Ia memberitahukan karyawannya saya telah mencuri 70.000 yuan (US$ 10.000) dari perusahaannya.

Saya merasa telah didorong sampai ujung jalan buntu di mana tidak ada jalan keluar. Betapa menyedihkannya kehidupan saya!

Kemudian, saya berpikir tentang syair Guru “Derita Pikiran dan Hatinya” dalam Hongyin:

“Ratusan derita sekaligus menimpa; Lihat dia bagaimana hidup; Bisa menelan derita dunia; Keluar duniawi adalah Buddha.”

Saya memberitahukan diri, “Saya akan melepaskan segala sesuatu dan tidak mengkhawatirkan apa pun. Hanya menjadi seorang Kultivator yang baik.”

Keadaan mulai berubah. Saya mendapatkan sebuah pekerjaan dan mampu membiayai diri sendiri dan anak-anak. Suami menemukan wanita lain dan ingin menikahinya. Untuk memaksa saya bercerai, ia mengajukan sebuah dokumen yang menyatakan saya berlatih Falun Dafa dan menciptakan masalah di dalam keluarga. “Kantor 610” menangani hal ini sebagai sebuah kasus politik untuk menjebak Falun Dafa.

Tidak lama kemudian, langit menghukum suami. Ia tiba-tiba mengalami pendarahan otak pada Januari 2011. Ia menjadi lumpuh parsial dan tidak bisa berbicara dengan jelas. Kekasihnya meninggalkannya. Saya membawanya pulang karena kami belum bercerai.

Saya masih mempunyai kebencian terhadapnya. Saya terus mengingatkan diri bahwa Guru memberitahukan kita untuk “mencapai kesadaran lurus yang tanpa ego dan tanpa mementingkan diri sendiri” (“ Sifat Kebuddhaan Tanpa Kebocoran ,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I).

Saya pikir sikapnya bisa membaik setelah ini, tetapi temperamen buruknya sama seperti sebelumnya. Ia meminjam uang untuk mempertahankan usahanya, tetapi terus mengalami kerugian. Seorang penagih utang menuntut suami dan saya ke pengadilan karena merasa suami tidak mampu membayar utang lagi. Ketika hakim datang ke rumah untuk berdiskusi tentang penyelesaian utang, suami mengabaikannya. Hakim meminta saya membayar utangnya.

Saya sangat malang! Dulu ia ingin bercerai dengan saya. Apabila saya menerimanya pada waktu itu, saya tidak akan mempunyai masalah ini! Saya memberitahukan diri bahwa saya terlalu baik kepadanya.

Kemudian saya menyadari bahwa pikiran itu bukanlah pikiran seorang kultivator. Saya terus berpikir Guru dan Dafa untuk menenangkan diri. Saya memahami bahwa untuk membantunya mendapatkan kehidupan yang lebih baik, saya harus memaafkannya dan membantunya.

Saya melepaskan kebencian terhadapnya. Saya tidak lagi marah atau mengeluh padanya. Saya merawatnya setiap hari dan juga menjelaskan Dafa kepadanya.

Dengan perlahan ia menyadari kekejamannya yang ia telah lakukan terhadap Dafa. Di tahun 2016 ia membungkukkan badan di hadapan lukisan Guru untuk memohon maaf. Ia juga menerbitkan sebuah pernyataan serius untuk mundur dari keanggotaan Partai Komunis. Ia menonton ceramah Fa Guru pada akhir 2016.

Saya sangat terharu pada belas kasih Guru: Dafa akan memberikan penyelamatan kepada orang meskipun ia sudah melakukan kejahatan besar terhadap Dafa.

Saudara suami, sebelumnya menentang saya berlatih Falun Gong. Setelah mengamati saya beberapa tahun ini, ia menjadi salut pada saya. “Hanya kamu yang bisa menoleransi saudara saya yang bertemperamen buruk itu,” ia berkata. “Terima kasih banyak telah merawatnya!”