(Minghui.org) Saya telah berlatih Falun Dafa hampir 20 tahun. Pada tahun 1997, kakek dan nenek mulai berlatih Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong). Pada musim panas itu, saya tinggal bersama kakek dan nenek. Banyak orang datang untuk belajar Fa dan berlatih.

Karena semakin banyak orang datang, kakek dan nenek memindahkan semua perabot di ruang tamu kecuali televisi, supaya bisa memuat 20 sampai 30 orang yang datang untuk menonton dan mendengar rekaman video ceramah Guru.

Setelah itu, semua orang akan sama-sama berlatih. Saya akhirnya juga ikut berlatih dan dapat mempelajari lima perangkat metode Gong dengan cepat.

Pada suatu malam ketika sedang berjalan-jalan melihat semua orang sedang menonton dan mendengar ceramah Guru. Saya memperhatikan seoarang pria usia lanjut yang sedang duduk dalam posisi bersila ganda. Kakinya pasti membuatnya sakit karena manik-manik keringat kelihatan keluar dari dahi dan menetes ke pipinya, tetapi ia tetap duduk dengan diam tidak bergerak sedikitpun, ia konsentrasi penuh pada ceramah Guru.

Saya tiba-tiba merasa malu. Saya berusaha sebisa mungkin untuk berkonsentrasi. Waktu itu pertama kali saya menaruh perhatian penuh untuk belajar Fa, meskipun dalam usia delapan tahun, saya tidak betul-betul memahami begitu pentingnya saat itu.

Guru Memberikan Saya Buku Zhuan Falun yang Berharga

Dua tahun kemudian di tahun 1999, penganiayaan Falun Gong menyapu secara nasional. Polisi datang terus menerus untuk mengganggu keluarga saya. Paman dan tante saya ditangkap beberapa kali, dikirim ke kamp kerja paksa, dan mereka kehilangan pekerjaan. Ibu saya menangis dengan sedih. Ayah saya berusaha membujuk kakek dan nenek untuk berhenti berlatih.

Saya tiba-tiba menjadi bingung. Saya tidak mengerti apa yang sedang terjadi dan tidak tahu apa yang harus dilakukan atau bagaimana bertindak menghadapi masalah ini. Dengan hilangnya lingkungan kultivasi, tidak ada lagi tempat latihan, dan tidak ada buku untuk dipelajari, saya terputus hubungan sama sekali dengan Falun Dafa.

Pada suatu hari, sebuah setasiun TV datang ke sekolah. Guru kelas menginstruksi setiap orang untuk mengulangi beberapa kata yang menyerang Falun Dafa dan menandatangani dengan nama kami pada sebuah papan pengumuman yang panjang yang tertulis kata-kata memfitnah Falun Dafa.

Saya memutuskan tidak melakukannya dan sama sekali tidak akan mengkhianati keyakinan saya pada latihan yang hebat ini, maka saya menyelinap pergi dari kelas dan lari ke rumah. Dalam perjalanan, saya menangis karena saya tidak bisa memahami kenapa orang-orang bisa mengatakan sesuatu yang begitu jahat tentang Dafa.

Ketika sampai di rumah, saya ingin membaca Zhuan Falun, tetapi semua buku-buku Dafa di rumah sudah disingkirkan. Saya mencari dan mencari, dengan kebingungan mencari setiap laci, dan setiap sela dan celah. Saya hampir putus asa. Mata saya penuh dengan air mata. Saya memohon bantuan Guru.

Tiba-tiba, saya melihat sesuatu berwarna kuning di atas lemari buku. Saya menjangkaunya dan mengambilnya dengan hati-hati. Di sampul buku, saya membaca tiga kata yang berwarna emas, Zhuan Falun. Saya begitu gembira dan menangis. Saya memegang buku di dada dan berterima kasih kepada Guru atas hadiah yang berharga ini.

Malam itu, saya mengeluarkan buku itu dan membacanya di bawah sprei ranjang dengan lampu senter supaya tidak diketahui ayah.

Musim panas, sangatlah panas dan sesak di dalam sprei ranjang. Tetapi saya ingat bagaimana seorang pria usia lanjut telah duduk bersila ganda dengan keringat mengalir ke muka tetapi terus mendengar ceramah Guru dengan konsentrasi penuh. Saya memberitahukan diri bahwa saya akan melakukan demikian juga.

Itulah cara saya belajar Fa setiap hari sampai lulus SMA dan meninggalkan rumah untuk melanjutkan belajar ke universitas.

Guru Memberikan Saya Kearifan untuk Menyelamatkan Manusia

Kemudian, banyak buku-buku Dafa dan tulisan lain Guru mulai muncul di rumah nenek. Saya mulai membaca dan menghafal banyak syair dari Hongying supaya saya bisa mengisi hati saya dengan Dafa dalam perjalanan pulang pergi ke sekolah.

Suatu hari, guru politik SMA menggunakan bahasa fitnah untuk berbicara tentang Falun Dafa di dalam kelas. Saya berusaha untuk mengklarifikasi fakta kepadanya tetapi saya tidak bisa membuka mulut untuk berbicara.

Ketika saya sampai di rumah, saya menulis sebuah surat klarifikasi fakta dan mengirimnya kepada guru. Seminggu kemudian, guru itu mengumumkan dalam kelas, “Seorang murid telah menulis sebuah surat meminta saya tidak berbicara buruk tentang Falun Gong. Mulai sekarang, saya tidak akan mengatakan lagi hal buruk tentang Falun Gong.”

Sejak itu, saya mengambil satu langkah lebih lanjut. Saya menulis kepada guru-guru lain. Saya juga menulis kepada teman kelas. Teman kelas mulai berdiskusi apa yang tertulis dalam surat.

Seorang teman bertanya kepada saya, “Apakah kamu menerima surat Falun Gong? Saya tidak tahu siapa yang menulis surat-surat itu?”

Saya berkata kepadanya, “Tidak masalah siapa yang menulisnya. Bukankah apa yang tertulis disitu masuk akal?”

Hari berikutnya saya menulis sebuah surat kepada saya sendiri. Saya menunjukan kepada teman kelas dan berkata, “Mari lihat apa yang saya terima?” Kemudian, saya membaca surat dengan suara keras kepada seluruh kelas.

Kemudian, saya menggunakan cara yang sama untuk mengirimkan buku kecil Sembilan Komentar mengenai Partai Komunis dan materi Dafa lainnya kepada guru-guru, teman kelas dan saya sendiri. Kemudian, kami semua berdiskusi apa yang kami terima.

Ketika saya sedang mengklarifikasi fakta, Guru terus memberikan saya kearifan. Saya bukan orang yang pandai bicara dan biasanya tidak banyak berbicara. Tetapi ketika saya mengklarifikasi fakta, kata-kata saya seperti keluar terus dengan tidak berhenti.

Suatu hari, seorang teman kelas berkata kepada saya dengan tenang secara pribadi, “Apakah kamu percaya Falun Gong?”

Saya bersenyum kepadanya dan berkata, “Percaya. Apakah kamu telah mengetahuinya?”

Ia menjawab, “Saya sudah mengetahuinya cukup lama. Tetapi kamu harus hati-hati, harus sangat hati-hati!”

Saya berterima kasih kepadanya dengan hati yang gembira. Kemudian, saya berbagi pengalaman kakek dan nenek yang mengagumkan secara fisik dan spiritual dalam latihan Falun Gong. Saya juga melafalkan “Lun Yu” untuknya.

Ia memohon kepada saya, “Tolong pinjamkan buku itu kepada saya. Saya ingin membacanya.”

Segera ia mulai berkultivasi Falun Dafa.

Saya Mengalami Ujian dalam Hal Nama dan Kepentingan

Saya dianugerahi oleh kearifan Dafa, nilai ujian saya terus meningkat. Saya mendapat nilai tertinggi pada akhir tahun SMA.

Saya berusaha membantu orang di sekolah SMA. Banyak teman kelas datang meminta bantuan dan saya selalu dengan sabar menjelaskan kepada mereka.

Tetapi dalam tahun terakhir di SMA, kami sangat sibuk dengan banyaknya pekerjaan rumah. Saya sendiri sulit mempunyai waktu sendiri. Kadang-kadang beberapa teman kelas akan datang secara terpisah dengan menanyakan masalah yang sama dan saya menjelaskan kepada mereka berulang kali.

Saya mulai terganggu dan berpikir, “Hanya satu masalah kecil, saya harus menjelaskan beberapa kali kepada begitu banyak orang. Sangat menghamburkan waktu saya!”

Maka ketika teman lain datang meminta bantuan, dengan suatu alasan saya menolaknya. Tetapi saya merasa tidak enak, merasa bersalah.

Guru berkata:

“Saya masih ingin memberi tahu kepada kalian, sebenarnya watak hakiki kalian yang dahulu dibangun atas dasar egois dan kepentingan diri sendiri, mulai sekarang kalian berbuat sesuatu harus lebih dulu memikirkan orang lain, mengultivasi diri hingga mencapai kesadaran lurus yang tanpa ego dan tanpa mementingkan diri sendiri.” (“ Sifat Kebuddhaan Tanpa Kebocoran” dari Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I)

Saya mengerti kenapa tidak ingin membantu, tidak peduli dengan alasan apa pun yang masuk akal, ini tetap berasal dari hati yang mementingkan diri sendiri.

Saya mencari teman kelas dan meminta maaf dengan berkata, “Saya telah bersalah tidak membantu kamu. Datanglah kapanpun ketika kamu butuh bantuan. Saya akan membantu dengan senang hati.”

Sebelum tamat SMA, tersebar berita bahwa saya telah diterima di satu universitas bergengsi. Keluarga saya sangat bangga, dan percaya ini adalah hal yang baik. Di kampung halaman, semua orang ikut bergembira. Tetapi akhirnya saya menyadari sebenarnya saya telah menghadapi tantangan yang paling besar secara langsung dalam kehidupan saya yang masih pendek.

Sekolah SMA saya mengumumkan prestasi akademik dan nilai ujian saya pada sebuah spanduk yang digantung di pintu gerbang masuk. Pemerintah memberikan saya beasiswa dan mengadakan sebuah jamuan untuk menyambut saya. Setasiun TV mewawancarai saya dan meminta saya berbagi pengalaman belajar. Sebagian orang mencari saya untuk meminta tanda tangan.

Pada usia 17 tahun, tiba-tiba menemukan diri berada di panggung pemujaan, saya menjadi penuh dengan perasaan bergairah yang berlebihan dalam hal nama dan kepentingan diri sendiri.

Guru berkata:

“Bagi orang muda akan lebih sulit menguasai diri, anda melihat pada hari-hari biasa dia sangat baik, di tengah masyarakat manusia biasa ketika masih belum memiliki kemampuan apa pun, hatinya tidak begitu tertarik terhadap popularitas nama dan kepentingan. Tetapi setelah punya kelebihan dari orang lain, acap kali mudah tergoda oleh nama dan kepentingan.” ( Zhuan Falun)

Saya terus mengingatkan diri untuk tidak mencari nama dan keberuntungan, tetapi saya tidak bisa menahan perasaan berlimpahan dari ucapan selamat kepada diri sendiri dan kepuasan diri setelah mendengar pujian orang-orang, meskipun sebenarnya saya berusaha untuk bersikap rendah hati.

Saya terus merasa sombong, dan percaya saya lebih baik dari murid lain.

Dengan perlahan belajar Fa saya menurun dan saya gagal mencapai kondisi hening ketika berlatih. Pikiran saya penuh dengan khayalan masa depan dan pencapaian prestasi akademis yang lebih besar.

Saya selalu percaya saya bisa tidak begitu memperhatikan nama baik dan keberuntungan. Saya yakin bisa meningkat baik dalam kultivasi. Tetapi berhadapan dengan suatu tantangan yang aktual, saya menyadari sebenarnya saya masih dalam kondisi yang menyedihkan.

Saya dalam kondisi putus asa yang amat dalam. Saya berusaha melawan semua pikiran manusia dan keterikatan yang menarik saya pada kehancuran.

Saya akhirnya memutuskan meninggalkan lingkungan yang menghancurkan itu. Saya pindah ke kota lain dan tinggal bersama seorang saudara. Di sana saya berkonsentrasi untuk belajar Fa untuk mengkoreksi diri sendiri.

Menyelamatkan Orang di Sebuah Universitas

Semua akhirnya kembali tenang dan normal ketika saya mulai masuk universitas. Di sana, saya biasanya menggunakan waktu pagi hari untuk belajar Fa di sebuah tempat yang sunyi.

Di universitas, setiap guru mempunyai kotak surat pribadi yang mudah terjangkau oleh seluruh murid. Saya membeli sebuah printer berwarna dan mencetak materi Dafa untuk didistribusikan ke seluruh kotak surat.

Ada kamera pengawas di setiap lantai. Satu hari sebelum saya mendistribusikan, saya pergi khusus untuk melihat posisi kamera dan memastikan apabila saya berjalan dari satu sisi sudut dengan bagian belakang saya menghadap kamera sampai ke kantor dimana tempat kotak surat berada dan berjalan kembali dari sisi lain yang menjauhi kamera, sehingga semua kamera hanya akan merekam bagian belakang saya.

Setiap kali saya beraksi, saya akan terus memancarkan pikiran lurus untuk menyingkirkan semua gangguan jahat dari dimensi lain. Di bawah perlindungan Guru, saya bisa menjalankan misi saya setiap kali tanpa ada kesalahan.

Dengan cepat semua tinta dan kertas habis terpakai. Saya tidak pernah menyadari bahwa memproduksi materi klarifikasi fakta tidak hanya sekali belanja tetapi merupakan investasi yang terus menerus. Saya sudah menghabiskan semua uang saya. Saya dalam keadaan tidak berdaya, tidak tahu apa yang saya bisa lakukan.

Yang mengejutkan saya, saya mendapat beasiswa tepat pada waktu itu. Dengan hal tak diduga ini, dana yang masuk dengan tepat waktu menyelesaikan masalah saya.

Saya berterima kasih kepada Guru atas pengaturannya yang mengagumkan.

Suatu hari, saya membaca sebuah artikel di situs web Minghui tentang penganiayaan brutal yang diderita oleh seorang mahasiswa di Universitas Qinghua. Saya memperbanyak artikel ini dan mendistribusikan kepada setiap pengurus dan guru.

Kemudian saya mengumpulkan setiap informasi yang bisa ditemukan dalam situs web Minghui, yang berkaitan dengan penganiayaan terhadap guru dan mahasiswa universitas, lengkap dengan foto dan gambar, saya menyusun ulang untuk memproduksi Edisi Khusus Qinghua Universitas, dan mengirim salinannya kepada setiap pengurus, fakultas, persatuan mahasiswa dan seluruh alumni.

Saya Diberikan Kesempatan untuk Menyelamatkan Manusia dengan Lebih Tekad

Saya datang ke Amerika Serikat pada tahun 2013 untuk melanjutkan pendidikan saya. Pada musim dingin pertama, saya pergi bersama rekan praktisi untuk mempromosikan Shen Yun di pusat perbelanjaan dan membagi brosur Shen Yun dari rumah ke rumah.

Pengalaman ini membongkar berbagai keterikatan saya yang tersembunyi tetapi juga membantu saya mengendalikan diri dan meningkatkan xinxing.

Saya tidak suka kegiatan hiruk pikuk. Apabila bisa naik kendaraan, saya tidak mau jalan kaki. Apabila bisa duduk, saya tidak mau berdiri. Saya suka memilih yang gampang.

Promosi Shen Yun dan menjual tiket di mall perlu berdiri dalam waktu yang lama, kadang-kadang beberapa jam, kadang-kadang puluhan jam. Kaki saya sakit dan mati rasa maka saya harus berjalan sekitar stan penjualan tiket untuk mengendurkan otot kaki.

Sekali, saya memanfaatkan waktu selagi tidak ada orang untuk duduk beristirahat beberapa menit. Kemudian saya memperhatikan seorang staf dalam kedai kopi di seberang, berdiri dengan siaga dan tersenyum, siap melayani pengunjung berikut.

Tiba-tiba saya menyadari bahwa itu barulah pelayanan pelanggan yang profesional dan terlatih. Kesadaran ini membangunkan saya. Saya segera berdiri.

Saya memarahi diri sendiri, “Seseorang bisa datang kapan saja. Saya harus dalam kondisi siap. Seorang biasa bisa memperlakukan pekerjaannya begitu teliti. Saya seorang pengikut Dafa berada di sini untuk menyelamatkan manusia, bukankah saya harus menunjukan lebih serius, rajin dan memusatkan perhatian?”

Mengantarkan brosur Shen Yun dari rumah ke rumah dengan jalan kaki yang jauh dan tidak berhenti.

Kadang-kadang ketika saya merasa lelah dan sudah mau berhenti, saya melihat setiap paraktisi usia lanjut yang jauh lebih tua dari saya berjalan dengan cepat dan tidak ada tanda lelah.

Kemudian, Saya memberitahukan diri sendiri, “Tidak ada pikiran lelah ketika memikirkan penyelamatan manusia. Rasa lelah adalah pikiran manusia. Saya harus keluar dari kondisi mental ini dan saya tidak akan merasa lelah.”

Cukup meyakinkan, ketika saya meluruskan diri dan mengubah pola pikir, saya merasakan penuh dengan semangat.

Selama musim panas, saya menjadi seorang wartawan yang ikut training untuk Surat Kabar Epoch Times. Dalam beberapa bulan itu, saya merasakan kemajuan yang luar biasa dalam kultivasi.

Praktisi di media sangat rajin. Mereka memanfaatkan waktu setiap saat dengan ketat. Mereka berkumpul setiap akhir pekan untuk belajar Fa, berbagi pengalaman dan ikut training.

Saya menghabiskan banyak waktu untuk internet, melihat berita manusia biasa, video dan situs belanja. Begitu saya masuk ke internet, susah berhenti. Saya tahu itu tidak benar tetapi saya tidak bisa menghentikan kebiasaan ini.

Di Epoch Times, saya tidak ada waktu untuk akses internet. Saya harus memikirkan untuk menulis artikel, menyerahkan dengan tepat waktu, memikirkan wawancara apa yang harus dilakukan dan lain-lain. Setelah beberapa saat, saya menyadari saya sudah berhenti mengakses internet dan sebenarnya saya malah tidak berpikir ingin mengakses internet. Dan tidak mengerti kenapa keterikatan ini telah hilang sendiri.

Saya lulus di tahun 2015 dan mulai bekerja di departemen keuangan sebuah perusahaan Amerika, melakukan transaksai beberapa juta dolar setiap hari. Saya merasa sangat sulit untuk menyesuaikan diri dalam tanggung jawab yang begitu berat. Tekanan sangat besar. Selalu perlu kerja lembur. Saya tidak mempunyai waktu lagi untuk menyelamatkan manusia.

Seorang praktisi merekomendasikan saya untuk bergabung dengan RTC pada malam hari untuk melakukan klarifikasi fakta dengan telepon. Waktu malam di Amerika Serikat adalah waktu siang hari di Tiongkok. Kami bisa menelepon di rumah, waktunya fleksibel.

Saya menyetujuinya. Praktisi memberikan saya pengarahan dengan sabar. Menelepon sering merupakan percobaan xinxing. Ketika saya mengalami kegagalan dan penolakan secara terus menerus, saya menjadi tidak yakin apakah saya bisa melanjutkannya. Praktisi selalu memberi semangat pada saya untuk mencoba lagi dan tidak menyerah.

Kenapa Saya Salah Mendengar darinya?

Pada musim panas yang lalu, seorang wanita muda Tionghoa bermagang di perusahaan. Ia mengetahui saya juga seorang Tionghoa dan merasakan ada kedekatan dengan saya.

Pada hari terakhir ia berbicara pada saya, “Saya telah dua bulan di sini, tetapi saya merasa belum ada kesempatan untuk makan bersama anda.”

Tidak tahu kenapa saya mendengarnya, “Saya telah dua bulan di sini, dan anda belum mengklarifikasi fakta kepada saya.”

Saya bertanya kepadanya dengan terkejut, “Apa yang kamu katakan?”

Ia mengulanginya. Saya bersenyum. Saya mengetahui kenapa saya salah dengar. Saya mengetahui ia datang ke perusahaan untuk magang bukanlah kebetulan. Ia datang untuk mendengar fakta.

Selama makan malam bersamanya, saya memberitahukannya bagaimana saya meperoleh Dafa dan bagaimana praktisi dianiaya dengan brutal di Tiongkok. Saya menjelaskan kepadanya kenapa penting untuk mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT). Ia segera meninggalkan Partai jahat dan mundur dari semua organisasi yang terkait dengan Partai.

Dari pengalaman itu, saya mempelajari bahwa bagaimanapun sibuknya saya dengan pekerjaan manusia biasa, saya tidak boleh terbawa terus dalam kesibukan. Lingkungan kerja adalah suatu lingkungan untuk menyelamatkan manusia. Setiap orang yang saya temui dalam waktu kerja merupakan suatu target untuk saya mengklarifikasi fakta kepadanya.

Pekerja di departemen saya tidak tetap. Terus menerus ada staf baru yang bekerja dalam waktu yang singkat dan kemudian pindah.

Saya mengetahui mereka ke sana untuk mempelajari fakta dan saya memastikan saya di sana untuk membantu mereka.

Bekerja di perusahaan manusia biasa, saya merasa ingin mempunyai rekan praktisi di sekitar. Saya rindu waktu saya magang di Epoch Times.

Suatu hari, editor Epoch Times bertanya kepada saya apakah saya ingin menjadi seorang penerjemah dan penulis untuk laporan Shen Yun. Maka saya kembali berpartisipasi dalam sebuah proyek media.

Dahulu, saya tidak pernah takut bergadang. Tetapi untuk beberapa alasan, ketika saya bekerja pada proyek Shen Yun, saya merasa ngantuk meskipun saya berusaha menyingkirkan gangguan ini dengan memancarkan pikiran lurus.

Sekali saya merasa lelah ketika mengerjakan sebuah tugas. Saya memutuskan untuk berbaring selama 15 menit. Tetapi saya ketiduran sampai besok pagi. Saya merasa sangat tertekan seharian meskipun editor tidak menyalahkan saya tetapi sebaliknya menghibur saya. Saya kemudian baru mengetahui bahwa ia bergadang sepanjang malam untuk melakukan pekerjaan terjemahan.

Sejak itu, saya mengingatkan diri untuk bersiap-siap. Apabila merasa lelah, saya akan melafal Fa dan memancarkan pikiran lurus tetapi tidak berbaring meskipun hanya sedetik.

Perjalanan Kultivasi Kita Diatur oleh Guru

Tahun lalu, atasan saya meminta saya ikut ujian CFA untuk mendapat kualifikasi menjadi seorang analis finansial yang bersertifikat. Rekan kerja berbagi dengan saya bahwa ujian CFA perlu persiapan minimal 6 bulan dan 300 jam belajar.

Ujian CFA berikutnya hanya tinggal tiga bulan. Materi yang perlu dipelajari sebanyak lima buku yang tebal. Dari mana saya bisa mendapatkan waktu 300 jam untuk belajar, khususnya ketika saya mempunyai berbagai proyek Dafa untuk dikerjakan seperti melakukan telepon RTC, dan mempromosikan Shen Yun.

Satu minggu sebelum ujian, saya telah sekilas membaca dua buku dan masih sisa tiga buku. Saya menggunakan sisa dua hari untuk membacanya. Waktu ujian selama enam jam. Saya menyelesaikan ujian ini dengan susah payah.

Satu bulan kemudian, hasil ujian keluar. Saya lulus. Ini benar-benar ajaib!

Hasil yang sama sekali tidak diprediksi ini membuat saya menyadari sesuatu yang sangat penting.

Dahulu ketika saya menghadapi berbagai ujian di universitas, saya telah melewati banyak kesempatan untuk bergabung dalam proyek penyelamatan manusia. Ujian tidak pernah berhenti, tetapi kesempatan untuk mengklarifikasi fakta dan menyelamatkan manusia sekali hilang, akan hilang selamanya.

Apabila saya memberikan prioritas pertama untuk penyelamatan makhluk hidup, ujian dan hal lain dalam dunia manusia biasa tidak akan terpengaruh. Apa yang akan terjadi, pasti terjadi.

Segala sesuatu akan terjadi sebagaimana mestinya.

Perjalanan kultivasi kita semua diatur oleh Guru. Kita hanya perlu berjalan di jalan yang sudah ditentukan sesuai dengan keinginan dan kehendak Guru, singkirkan segala pikiran manusia dan keterikatan kita, dan juga yang disebut kecerdasan manusia kita. Pikiran kita semakin sederhana dan murni semakin baik.

Tahun ini, perusahaan meminta saya menlanjutkan ujian analis finansial di level kedua. Saya berpikir, “Ujian manusia biasa ini kenapa tiada hentinya?”

Tetapi saya menyadari bahwa bagaimanapun banyaknya urusan manusia, saya akan mengedepankan tiga hal, dan pada waktu yang bersamaan jangan terlalu terikat dengan urusan dan hasil dari urusan manusia biasa.

“Menyelamatkan makhluk hidup adalah nomor satu, yaitu banyak menolong manusia, banyak menolong manusia.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Internasional di Great New York Tahun 2009” dari Ceramah Fa di Berbagai Tempat 9)

Saya telah kehilangan banyak kesempatan untuk menyelamatkan manusia. Mulai sekarang, saya akan berusaha lebih rajin dan sebisa mungkin melakukan tiga hal dengan baik, khususnya menyelamatkan lebih banyak orang.

Level kultivasi saya terbatas. Mohon petunjuk atas kekurangan saya.