(Minghui.org) Praktisi Houston berkumpul di depan Konsulat Tiongkok pada tanggal 9 Juli 2017, meminta pembebasan praktisi Falun Gong yang ditahan di Tiongkok karena keyakinan mereka.

Suhu di siang hari mendekati 38 Celcius. Membentang spanduk “Falun Dafa Hao (Falun Dafa Baik)” dan “Hentikan Penganiayaan Falun Gong,” praktisi mendesak rezim Tiongkok agar menghentikan kebrutalannya terhadap praktisi, termasuk pengambilan organ paksa.

Liu menyoroti kasus Li Chunmei di Kota Dalian, Provinsi Liaoning. Telah ditahan selama hampir tiga tahun, Li yang berumur 42 tahun ini dalam kondisi kritis. Suaminya meminta pembebasan sementara karena kondisi kesehatan istrinya, namun ditolak oleh pejabat setempat.

“Kami tidak akan membebaskannya sampai dia meninggal,” kata seorang pejabat.

Di luar Konsulat Tiongkok

Keluarga yang Berantakan

Li, wanita, 42 tahun, adalah seorang praktisi yang tinggal di distrik berteknologi tinggi Dalian. Tujuh pejabat dari Departemen Kepolisian Zhongshan mendatangi tempat tinggalnya sekitar pukul 18.00, 21 Juli 2014. Berpura-pura menjadi warga yang tinggal di bawahnya dan mengeluh tentang air yang bocor, mereka menjebak Li buka pintu dan membawanya ke Kantor Polisi Jalan Guilin. Pada hari berikutnya, dia dipindahkan ke Pusat Penahanan Dalian. Polisi juga menyita barang-barang milik pribadi, termasuk ponsel dan laptop.

Pada April 2015, Pengadilan Ganjingzi menghukum tiga tahun dan dua bulan penjara kepada Li. Pengajuan bandingnya ditolak oleh Pengadilan Tinggi Dalian.

Kekerasan fisik dan mental di penjara merusak kesehatan Li dengan parah. Rahang bawah kanannya membesar dan wajahnya babak belur. Pemeriksaan menunjukkan bahwa kanker mulutnya pada stadium akhir. Suaminya meminta pembebasan Li untuk perawatan medis, namun ditolak.

Penahanan ilegal terhadap Li mendatangkan kesedihan yang besar bagi keluarganya. Ibunya terbaring di tempat tidur karena lumpuh, sementara ayahnya lumpuh separuh badan. Awal tahun ini, ibunya meninggal dunia dan tidak bisa bertemu dengan Li sebelum meninggal. Dua putri dari Li yang masih kecil sangat merindukan ibunya, karena mereka hampir tiga tahun tidak pernah bertemu ibunya.

Nilai-nilai Universal

“Walaupun penderitaan Li terjadi di Tiongkok, penganiayaan itu berkait dengan kami di Amerika Serikat,” jelas Tang, “Baru-baru ini kami merayakan 4 Juli di seluruh negeri. Jika kebebasan berkeyakinan membuat kita menjadi bangsa besar, kita berkewajiban untuk membantu mereka yang ditahan, dipukul, dan disiksa karena keyakinan lurus mereka.”

Menurut website Minghui, paling sedikit 4.114 praktisi Falun Gong kehilangan nyawa di Tiongkok sebagai akibat penyiksaan selama di tahanan polisi. Telah dikonfirmasi terjadi pengambilan organ secara sistemis terhadap para praktisi yang masih hidup di Tiongkok.

“Kami berharap Presiden Trump akan menaruh perhatian masalah ini, karena ini adalah salah satu pelanggaran HAM terbesar di dunia hari ini,” lanjut Tang, menambahkan bahwa banyak teman dan anggota keluarga dari praktisi di Houston adalah korban penganiayaan di Tiongkok, “Ini bukan masalah Tiongkok atau Amerika Serikat, ini adalah tentang prinsip-prinsip dasar kemanusiaan.”

Kegiatan tersebut menarik perhatian dari para pejalan kaki. Salah seorang berkata bahwa dia pernah mendengar tentang penganiayaan di Tiongkok. “Saya juga membaca masalah pengambilan organ paksa di Tiongkok – ini benar-benar mengerikan, jauh lebih buruk dari apa yang bisa saya bayangkan,” pungkasnya.