(Minghui.org) Lebih dari dua ratus pembina relawan di tempat latihan Falun Gong dari seluruh Taiwan berkumpul di Taipei pada tanggal 29-30 Juli untuk berbagi pengalaman kultivasi dan saling mendukung dalam pekerjaan mereka.

Ruang konferensi di Chiantan Youth Center di Taipei, Taiwan

Para pembicara membahas tentang bagaimana mereka mempelajari ajaran Falun Gong (juga disebut Falun Dafa), berjuang terus menerus meningkatkan diri, berbicara kepada orang-orang tentang Falun Dafa dan meningkatkan kesadaran terhadap penganiayaan di Tiongkok serta berbagi tentang bagaimana bekerja sama dengan rekan-rekan praktisi. Banyak pembicara mendiskusikan tentang bagaimana mereka mencari ke dalam ketika menemui kesulitan atau terjadi konflik dengan orang lain, dan bagaimana mereka meningkat di dalam proses itu.

Berkultivasi dengan Serius

Kebanyakan pembina telah berlatih Falun Dafa selama bertahun-tahun. Mereka memiliki pemahaman mendalam terhadap ajaran kultivasi - harus diperlakukan dengan serius - dan mereka tahu pentingnya belajar ajaran Falun Dafa dengan baik.

Cheng (pria) dari Taipei baru-baru ini menyadari telah mengendur dalam berkultivasi dan tidak cukup belajar Fa serta melakukan latihan. Jadi ia memecut dirinya dan tidak memberikan alasan apa pun untuk dirinya sendiri. Meski tidak mudah, ia merasa lebih baik jika ia bisa sungguh-sungguh belajar Fa dengan mantap dan melakukan latihan.

Cheng menyadari bahwa seseorang tidak dapat menjadi relawan yang efektif atau berbicara kepada publik tentang Falun Dafa jika ia tidak belajar Falun Dafa dengan perhatian. Dalam pembicaraannya, ia mengingatkan rekan-rekan praktisi agar memperlakukan kultivasi mereka dengan serius.

Liao (pria) dari Taipei memiliki pemahaman yang sama. Ia telah mengatasi ujian penyakit beberapa tahun dengan melakukan latihan setiap hari. Ia menekankan bahwa membaca Fa adalah yang paling penting. Ia menetapkan jadwal untuk belajar Fa setiap hari. Tidak peduli betapa sibuknya, ia selalu menyelesaikan tugas. Liao percaya jika seseorang dengan gigih mengultivasikan dirinya, ia akan mendapatkan respon yang tepat dan akan mempertahankan pikiran lurus jika terjadi cobaan.

Mengharmoniskan Lingkungan Kelompok dan Meningkat Sebagai Satu Tubuh

Salah satu tugas harian seorang pembina adalah menawarkan bantuan kepada rekan-rekan praktisi dan mengkoordinir proyek klarifikasi fakta mereka. Beberapa praktisi membicarakan tentang bagaimana mereka bekerja sama dengan rekan-rekan praktisi dan menciptakan lingkungan kultivasi yang baik bagi mereka.

Lin (wanita) dari Penghu berbagi tentang membantu kultivasi rekan-rekan praktisi. Sekelompok praktisi di wilayahnya tinggal jauh dari tempat belajar Fa. Mereka tidak bisa menyetir, jadi seorang praktisi mengantarkan mereka setiap kali mereka berkumpul bersama, tidak peduli apa pun cuacanya.

Lin juga berkata bahwa sebagai seorang pembina, ia mencari ke dalam jika terjadi konflik atau jika ia melihat masalah dalam perilaku praktisi lain. Kemudian ia bertanya apakah ia punya masalah yang sama.

Cheng (pria) dari Tainan berbagi tentang bagaimana sekelompok praktisi lokal tidak bisa meneruskan latihan dan belajar bersama karena mereka tidak menemukan tempat yang cocok. Cheng mendengarnya dan berusaha sekuatnya untuk menemukan tempat baru bagi kelompok ini. Ia membantu praktisi agar bisa belajar Fa dan melakukan latihan. Hasilnya, praktisi meningkat dengan pesat secara bersama-sama.

Menyingkirkan Pikiran Negatif dan Membuat Terobosan Dalam Kultivasi

“Kultivasi memberi saya keyakinan dan keberanian,” kata Hsu (wanita) dalam pembicaraannya.

Hsu adalah kepala sekolah di sebuah SD. Rekan kerjanya sering memuji kepemimpinannya. ”Apakah itu karena berlatih Falun Gong?” beberapa dari mereka bertanya. “Kamu sungguh seorang kultivator yang baik.”

Hsu memberitahu kolega kerjanya bahwa ia sebelumnya mudah marah. Tetapi berkultivasi Falun Gong memberikan perubahan besar. Ia menjadi makin tenang dan tidak gampang marah lagi. Ia menangani konflik dengan baik dan karena itu ia dipuji.

Hsu baru-baru ini menjadi anggota asosiasi kelas atas. Suatu kali, ketika mengatasi konflik di antara para anggota, ia dikritik. Ia terluka oleh kritik itu dan bahkan berpikir akan keluar dari asosiasi.

Tetapi sebagai kultivator, Hsu berkata pada diri sendiri harus memiliki kepercayaan diri dan keberanian, bersikap lebih ramah serta rendah hati. Setelah beberapa waktu, asosiasi itu menggelar pertemuan bulanan mereka dan semua anggota hadir. Tingkat kehadirannya paling tinggi dan semua orang mendukungnya serta memberikan umpan balik positif kepadanya.

“Pikiran negatif yang saya miliki selama proses ini adalah karena keterikatan saya,” kata Hsu dalam pembicaraannya. “Menyingkirkan keterikatan adalah bagian dari proses kultivasi.”