(Minghui.org) Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa Indonesia sukses diselenggarakan pada tanggal 20 Agustus 2017 di Jakarta. Pada kesempatan sakral tersebut sebanyak 19 praktisi dari berbagai wilayah Indonesia - berbagi pengalaman mereka dalam meningkatkan Xinxing (kualitas moral), mencari ke dalam saat menemui masalah, membuktikan Fa dan membantu Shifu menyelamatkan makhluk hidup melalui kerja sama tubuh kesatuan.

Seorang praktisi perempuan asal Bali berbagi pengalamannya bagaimana bersama rekan-rekan lain mengklarifikasi fakta kepada para pejabat pemerintahan maupun kepolisian setempat. Melalui belajar Fa dan pemancaran pikiran lurus, ia mengatasi keraguan di hatinya. Beberapa pejabat yang ditemuinya telah mendapatkan info yang negatif tentang Falun Dafa. Setelah mendapatkan klarifikasi fakta, beberapa pejabat tersebut menyatakan ketertarikannya untuk belajar Falun Dafa. Hal tersebut telah membangkitkan semangatnya untuk terus berupaya menghapus kesalah-pahaman terhadap Falun Dafa di kalangan para pejabat.

Praktisi muda asal Bali mulai bergabung di media yang dikelola para praktisi di New York pada tahun 2014. Setiap pagi bangun pagi untuk berlatih Gong selama dua jam, kemudian memancarkan pikiran lurus dan belajar satu ceramah Zhuan Falun, telah membuat pikirannya menjadi lebih jernih dan kemampuan kerja pun meningkat. Keharusan untuk bekerja sama dengan rekan-rekan praktisi selama bekerja di media, telah membantunya menyingkirkan banyak keterikatan hatinya, salah satunya adalah keterikatan membuktikan diri sendiri. Dalam proses tersebut, ia menyadari bahwa di balik keinginan membantu Shifu, kadang masih terselip keterikatan mengejar nama dan kepentingan.

Seorang pembimbing asal Bali berbagi pengalaman bagaimana mengatasi keterikatan akan nafsu birahi yang timbul akibat browsing di dunia maya, saat ia melakukan klarifikasi fakta di media sosial ataupun video-video pornografi yang disodorkan teman-teman kerjanya. Suatu hari setelah belajar Fa, seorang rekan praktisi menanyakan di mana ia berlatih. Ia menjawab berlatih di rumah. Rekan tersebut mengatakan, “Anda tidak mengikuti kata-kata Shifu.” Hal mana telah menyadarkan dirinya akan keterikatan malas, kemudian ia pun berupaya menerobos kekurangan tersebut bahkan membentuk tempat latihan. Lokasi rumah tinggalnya yang dekat kawasan wisata, telah menyadarkan dirinya akan tanggung jawabnya untuk menolong turis-turis asal Tiongkok yang teracuni propaganda kebencian yang disebarkan Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Dafa. Banyak turis Tiongkok yang setelah menerima materi klarifikasi fakta, mengatakan inilah yang mereka tengah cari-cari. Ia menyadari bahwa dalam mengerjakan hal ini yang terpenting adalah titik tolak dan mentalitas apa yang kita bawa.

Praktisi Bali lainnya berbagi pengalamannya bergabung bersama Tian Guo Marching Band untuk membuktikan Fa dan menyelamatkan makhluk hidup. Bersin-bersin yang kerap dideritanya lenyap setelah ia bergabung dengan Tian Guo Marching Band. Sepulangnya dari sebuah konferensi, ia menerapkan setiap instrumen ada penanggung jawabnya. Beberapa rekan mengira ia hendak membentuk kelompok-kelompok kecil, lama dirinya terikat di sini, membuat lingkungan kurang harmonis dan diri sendiri juga tidak meningkat. Setelah ia melepaskan keterikatan ini, ia merasakan ada perubahan yang positif pada lingkungan pula. Setelah mengikuti pelatihan teknik dasar untuk band di Taiwan, ia meneruskan apa yang diperoleh kepada rekan-rekan lain, dan melihat kemampuan bermain banyak rekan meningkat pesat, hal mana telah memberikan dorongan besar baginya untuk mengerjakan lebih baik lagi.

Seorang praktisi perempuan usia 69 tahun asal Surabaya memasuki pintu Dafa saat kondisi fisiknya terus memburuk. Setelah berkultivasi dalam Dafa, tubuh kembali sehat, sifat pemurung, sensitifnya pun berubah menjadi rasa ceria dan mapan. Sebagai seorang dokter akupunktur, semenjak berkultivasi Dafa, ia mengobati pasien dengan sepenuh hati dan tulus, tidak kenal lelah atau sulit, tidak memilih-milih pasien. Hal tersebut telah memberikan fondasi yang kokoh baginya untuk mengklarifikasi fakta tentang Falun Dafa dan membuktikan kebaikan dari Sejati-Baik-Sabar.

Seorang praktisi usia 50 tahun asal Batam menceritakan bahwa sebelum berkultivasi Falun Dafa, dirinya memiliki kebiasaan minum-minum, menelan obat tidur dan ia juga perokok berat. Ia menderita insomnia, gelisah, kolesterol, darah tinggi dan berbagai penyakit lain yang membuat hidupnya amat menderita. Semua kebiasaan buruk puluhan tahun lenyap setelah ia sungguh-sungguh berkultivasi Dafa. Ia belakangan mengambil tanggung jawab di tempat latihan di daerah Chinatown, yang telah memberikan banyak kesempatan baik bagi peningkatan kultivasinya. Suatu ketika, ia berhasil melewati kecelakaan motor serius dan pulih dari retak tempurung tanpa pengobatan medis apa pun, berkat keyakinannya yang teguh pada Shifu dan Fa.

Praktisi Batam lainnya berbagi pengalaman bagaimana ia dan rekan-rekan kembali memperkenalkan Dafa ke sekolah-sekolah setelah sempat vakum selama beberapa tahun karena kondisi kultivasinya yang menurun. Upaya tersebut dimulai dengan mengklarifikasi fakta kepada kepala sekolah, beragam reaksi dihadapi dengan kesabaran. Dalam proses pelaksanaan, ia merasakan kekuatan dari tubuh kesatuan dan kerja sama yang baik dari rekan praktisi setempat. Melalui upaya bersama dan didukung pikiran lurus dari setiap partikel Dafa, mereka mendapat beberapa kesempatan untuk memperkenalkan Falun Dafa ke ribuan siswa. Profesinya di bidang properti, telah memberikan banyak kesempatan untuk memperkenalkan Shen Yun Performing Arts ke kalangan arus utama.

*****

Lebih dari 450 praktisi menghadiri konferensi. Banyak dari mereka menyampaikan telah menemukan kesenjangan dan kekurangan diri, harus mengejar ketinggalan serta lebih ketat terhadap waktu dan gigih maju lagi dalam tahap akhir pelurusan Fa ini.