Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Wanita Lansia Ditahan Setelah Melihat Menantunya Meninggal Dunia Karena Penganiayaan

3 Agu 2017

(Minghui.org) Ji Delian, 74 tahun, ditangkap tanpa dasar hukum saat dia pergi ke kantor polisi setempat untuk mengajukan penggantian kartu identitasnya pada tanggal 22 Juni 2017. Dia kini ditahan di Pusat Penahanan Geliao di Taiyuan, menghadapi hukuman tiga tahun penjara.

Ji bersama keluarganya sangat menderita selama penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok. Dia ditangkap dan ditahan sejumlah kali karena menuntut haknya untuk berlatih Falun Gong, dan menantunya (perempuan) bahkan kehilangan nyawa karena mendapatkan gangguan dan ancaman terus menerus dari pihak kepolisian.

Cobaan Berat Ji

Ji Delian, yang berasal dari Desa Ximing di Distrik Wanbailin, Kota Taiyuan, Provinsi Shanxi, didiagonosa menderita kanker stadium akhir 20 tahun lalu. Tetapi, kankernya secara ajaib hilang setelah dia berlatih Falun Gong selama tiga bulan.

Menyaksikan kesembuhan yang menakjubkan ini, menantu yang paling tua Zhou Laxiang juga ikut berlatih. Waktu itu merupakan masa yang bahagia bagi seluruh keluarga.

Tidak lama kemudian, mantan pemimpin rezim Komunis Jiang Zemin melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong secara nasional karena kecemburuannya terhadap popularitas latihan ini.

Ji pergi ke Beijing untuk memohon keadilan bagi Falun Gong, tetapi polisi dari kampung halamannya membawa dia kembali. Kepala polisi menampar wajahnya berulang kali dan menendangnya. Dia dibebaskan setelah polisi memeras 800 yuan dari keluarganya.

Itu adalah awal dari penderitaan mereka. Ji juga ditahan di pusat cuci otak yang dibangun di desa dan dikirim ke kamp kerja paksa selama satu tahun pada Desember 2000.

Dia ditangkap lagi pada tanggal 21 Mei 2014, saat sedang membagikan materi klarifikasi fakta Falun Gong. Keempat putranya pergi ke kantor polisi untuk meminta pembebasannya. Kantor Polisi Wanbailin dari Departemen Kepolisian Taiyuan akhirnya setuju untuk membebaskannya dengan jaminan.

Satu tahun kemudian, pada tanggal 18 Mei 2015, Ji sekali lagi ditangkap saat dia pergi menghadiri persidangan seorang rekan praktisi di Yuci.

Keesokan harinya, Departemen Kepolisian Taiyuan menjadikan dia sebagai tahanan rumah.

Polisi mulai mengganggu Ji dan keluarganya lagi pada tanggal 10 September 2015, setelah dia melayangkan tuntutan terhadap Jiang Zemin atas kejahatannya dalam penganiayaan Falun Gong.

Pada tanggal 13 November tahun itu, Pengadilan Wanbailin di Taiyuan menyidangkan Ji dengan tuntutan palsu. Hakim Li Zhiqiang berkata kepada putrinya sehari sebelum persidangan, “Beritahu ibumu untuk bekerja sama dengan kami. Jangan pikir dia tidak akan dihukum karena dia telah berusia 70-an. Batasan umur untuk hukuman sekarang adalah 75 tahun!”

Di pengadilan, Ji berbicara tentang bagaimana Falun Gong membantunya menjadi orang yang lebih baik.

Dalam pembelaannya, Ji berkata, “Falun Gong mengajari kami untuk menjadi orang baik dan selalu memikirkan orang lain terlebih dahulu. Saya ditabrak oleh mobil pada tahun 2012, dan si pengendara membawa saya ke rumah sakit. Pangkal paha parah dan panggul saya retak tiga bagian. Dibutuhkan lebih dari 20 jahitan untuk luka itu, saya terluka hingga ke lengan dan lebih jauh lagi pada pelupuk mata kiri saya. Wajah saya terluka parah dan bengkak.

Dia memberitahu kepada pengadilan bahwa dia tahu di dalam hati dia akan baik-baik saja. Empat hari kemudian semua bengkak dan peradangan hilang, dia keluar dari rumah sakit pada hari keenam.

“Setelah tiba rumah, saya menghubungi si pengendara dan mengembalikan 8.000 yuan yang dia tinggalkan untuk membayar tagihan medis saya. Saya tidak akan melakukan begini jika tidak berlatih Falun Gong.”

Hakim menyela dan menghentikan dia untuk terus berbicara.

Ji menasihati para pejabat di ruang pengadilan agar menghormati Falun Dafa sehingga mereka dan keluarga mereka tidak akan menyesal di kemudian hari.

Ji dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, mendakwanya “menggunakan aliran sesat untuk mengganggu penegakan hukum” tuduhan tanpa dasar yang sering digunakan oleh pengadilan terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok.

Pusat penahanan menolak untuk menerima Ji dengan alasan dia tidak lolos pemeriksaan fisik, dan dia diperbolehkan pulang ke rumah.

Beberapa hari kemudian, polisi memberitahu dia tidak lagi dibawah pengawasan.

Ji mengajukan banding untuk memprotes hukumannya ke Pengadilan Tinggi Taiyuan.

Hukumannya diperkuat, dan pengadilan berencana untuk mengirim Ji ke pusat penahanan pada tanggal 18 Mei 2016.

Pada usia 73 tahun, Ji harus meninggalkan rumah untuk menghindari penganiayaan dan namanya berada dalam daftar “pencarian orang.”

Dia kembali ke rumah setahun kemudian, berpikir semuanya telah selesai. Tetapi ketika dia pergi ke kantor polisi setempat untuk mengajukan kartu Identitas baru, dia ditangkap dan kini ditahan di Pusat Penahanan Geliao di Kota Taiyuan.

Menantu Paling Tua Meninggal Dunia Akibat Penganiayaan

Zhou Laxiang adalah istri dari putra sulung Ji. Dia berhenti berlatih Falun Gong karena takut setelah melihat polisi memukuli ibu mertuanya dan membawanya ke pusat cuci otak di desa.

Dia lalu mengalami stroke dan tidak bisa mampu menjaga dirinya sendiri.

Dia mulai berlatih Falun Gong lagi sekitar tahun 2011, dan dua bulan kemudian dia sembuh serta bisa melakukan pekerjaan rumah tangga. Melihat kondisi kesehatannya yang baik dan wajahnya yang berseri, seseorang tidak bisa membayangkan bahwa dia pernah menderita stroke tidak lama sebelumnya. Seluruh anggota keluarga sekali lagi menyaksikan kekuatan ajaib Falun Dafa.

Ketika dia menghadiri persidangan seorang rekan praktisi di Yuci pada tanggal 18 Mei 2015, bersamaan dengan ibu mertuanya, polisi mengancam dan menginterogasi dia.

Delapan hari kemudian, pada tanggal 27 Mei , Zhang Jiangang, kepala Kantor Polisi Ximing, dan petugas lainnya pergi untuk mengganggu keluarganya. Mereka menggeledah rumahnya dan menyita buku-buku Falun Gong, foto Guru Li, pemutar musik latihan, dan materi-materi Falun Gong. Mereka bermaksud membawa Zhou bersama dengan mereka.

Zhou pingsan, tetapi polisi pergi.

Pada awal September 2015, Zhang Jiangang membawa beberapa petugas ke rumahnya lagi. Zhou menjadi sangat lemah dan tidak bisa jalan, jadi mereka memaksa putranya membawa dia ke dalam mobil polisi. Di kantor polisi, mereka memaksa putranya untuk menandatangani beberapa surat pernyataan sebelum mereka diperbolehkan pulang.

Polisi mengganggu keluarganya sejumlah kali, dan semua ini membuat kondisi kesehatan Zhou merosot dengan cepat.

Keluarga membawanya ke rumah sakit, dan dia tinggal di sana selama sepuluh hari. Dokter akhirnya memberitahu keluarganya bahwa tidak ada apapun yang bisa mereka lakukan untuknya dan meminta mereka untuk membawanya pulang ke rumah.

Beberapa hari terakhir hidupnya, Zhou menjadi sangat lemah. Dia hanya bisa duduk dengan bantuan dan sulit mengucapkan sepatah katapun. Dia tidak bisa makan atau minum, tinggal kulit membalut tulang. Dia memerlukan bantuan oksigen sepanjang waktu.

Meski demikian, Zhang Jiangang tidak melepaskannya. Dia membawa sekitar puluhan petugas ke rumah Zhou pada pagi hari, 15 Oktober 2015, untuk mengganggunya lagi. Zhou tidak bisa menahannya lagi, dan meninggal dunia pada pukul 19.00 pada malam itu, tidak lama setelah polisi pergi. Dia baru berusia 54 tahun saat itu.

Contoh Kejahatan Zhang Jiangang di Masa Lalu dalam Menganiaya Praktisi

Zhang Jiangang adalah kepala Kantor Polisi Ximing. Selama bertahun-tahun dia dengan keras menganiaya praktisi Falun Gong demi kepentingan pribadi, membuatnya mendapatkan julukan “Bin Laden.” Sejumlah praktisi mati akibat dari kekejamannya.

Hou Lijun Disiksa

Dalam tuntutan yang dia layangkan terhadap Jiang Zemin, Hou Lijun (pria) menceritakan kembali bagaimana dia disiksa oleh Zhang Jiangang dan bawahannya. Dia adalah salah satu praktisi yang ditangkap pada bulan Oktober 2002, ketika polisi melakukan penangkapan massal di Taiyuan.

“Mereka menyetrum saya dengan tongkat listrik bertegangan 180.000 volt ketika saya sangat lemah setelah enam hari melakukan mogok makan sebagai bentuk protes atas penganiayaan. Mereka menelanjangi dan menahan saya di lantai semen dengan tiga bangku di atas diri saya. Mereka lalu menyetrum dari kepala hingga ujung jari kaki dengan dua tongkat listrik, bahkan alat kelamin saya tidak dilewatkan. Kepala saya dipenuhi dengan benjolan besar dan berdarah.

“Kedua tangan saya diborgol ke belakang. Tongkat-tongkat listrik itu menimbulkan suara yang mengerikan, dan saya bisa melihat percikan listrik biru. Rasanya seperti ratusan jarum menusuk diri saya bagaikan palu memukuli saya pada waktu bersamaan. Saya merasakan luka bakar di seluruh badan.

“Penyiksaan ini berlangsung dalam waktu lama – hingga saya tidak bisa berdiri dan pikiran saya jadi kabur. Seluruh ruangan dipenuhi dengan bau tidak sedap dari daging yang hangus.”

Penganiayaan Terhadap Song Cuiping dan Shi Yumei

Pada bulan Mei 2012, ketika Zhang Jiangang sebagai kepala Kantor Polisi Duerping, dia memerintah bawahannya untuk menangkap Song dan Shi (wanita semua) saat mereka sedang klarifikasi fakta kepada orang-orang.

Polisi menjambak rambut Song dari belakang dan menyeretnya ke dalam mobil polisi. Dia dikirim ke kamp kerja paksa selama tiga tahun. Shi ditahan selama 15 hari sebelum diperbolehkan pulang ke rumah.

Penangkapan Tanpa Dasar Hukum terhadap Li Jinlan

Li Jinlan, wanita, 65 tahun berasal dari Desa Ximing di Distrik Wanbailin, Kota Taiyuan.

Pada tanggal 27 Mei 2015, Zhang Jiangang ditemani oleh 20 orang lebih, termasuk para petugas polisi dan kepala desa setempat, pergi ke rumah Li untuk menanyakan tentang kehadirannya di persidangan seorang praktisi Falun Gong di Yuci seminggu yang lalu.

Mereka menggeledah rumahnya tanpa surat penggeledahan dan menyita sejumlah barang pribadinya, termasuk komputer, printer, CD Writer, dan bahan-bahan cetakan. Mereka menciduk Li dan mendenda keluarganya 10.000 yuan. Dia lalu dijatuhi hukuman empat tahun penjara.

Banyak praktisi Falun Gong yang tidak bersalah mengalami penderitaan di tangan Zhang Jiangang, dan dia harus bertanggung jawab atas kejahatannya.