(Minghui.org) Salam kepada Guru terhormat, salam kepada rekan-rekan praktisi.

Saya mendapatkan Fa pada awal tahun 2010. Saya ingin berbagi pengalaman kultivasi dalam proyek yang saya kerjakan.

Awal Mendapatkan Fa

Suatu hari saya pergi ke taman dan melihat praktisi berlatih Falun Dafa. Saya tertarik ingin mencoba karena berpikir saya sudah lama tidak berolah raga. Setelah menyelesaikan perangkat latihan, pembina di tempat latihan bertanya apakah saya pernah berlatih ini sebelumnya. Beliau kemudian menyarankan saya untuk membaca buku Zhuan Falun.

Beberapa bulan sebelum berlatih, saya kehilangan pekerjaan. Harga minyak jatuh dan perusahaan saya terkena dampaknya. Perusahaan melakukan banyak pengurangan tenaga kerja. Saya adalah salah satu karyawan yang terkena PHK.

Sejak muda acapkali saya mendapatkan apa yang saya inginkan. Akibatnya, semakin dewasa, sifat mengejar semakin kuat. Awalnya saya menginginkan pendidikan yang terbaik, setelah lulus saya menginginkan pekerjaan yang terbaik. Setelah berhasil mendapatkan pekerjaan, saya ingin menjadi yang terbaik di perusahaan itu.

Karir saya terlihat meningkat, tetapi sebenarnya saya makin terbenam dalam kepentingan pribadi, nama dan popularitas. Dalam pekerjaan selalu bersaing dan berebut, membuat tidur pun tak pernah nyenyak. Beruntung Sang Pencipta masih berbelas kasih kepada saya dan mengatur kejadian ini. Kehilangan pekerjaan di perusahaan berarti juga saya kehilangan tempat tinggal. Kehidupan saya terbalik, dari seorang karyawan menjadi seorang yang kehilangan semuanya dalam sehari. Akhirnya, saya pulang ke Indonesia.

Sejak kecil sering kali saya merenungkan makna dari kehidupan. Saat mendapatkan sesuatu, kadang hati saya terasa hampa. Saya pikir menjadi yang terbaik di perusahaan akan membuat saya bahagia, namun kenyataannya selalu jauh dari yang saya bayangkan. Sebelum kehilangan pekerjaan, saya sering kali merenung sebenarnya apa yang bisa membuat hidup bahagia, apa yang benar-benar menjadi tujuan dalam kehidupan.

Kehilangan pekerjaan membuat saya merasakan perasaan yang unik. Saya seperti tidak ingin melakukan suatu apa pun. Pikiran terasa ringan, seperti telah melepaskan sebuah beban yang berat. Saya sadari pengejaran saya hanya membawa penderitaan. Selama di rumah, saya hanya suka pergi ke pantai, duduk melihat ombak atau pergi ke bukit menikmati pemandangan.

Kadang berpikir, mungkin pikiran saya sudah terguncang. Tetapi saya melihat diri sendiri, saya merasa pikiran saya jernih. Kadang juga saya berpikir, jangan-jangan orang yang depresi, tidak sadar ia mengalami masalah.

Tidak lama setelah itu saya bertemu Dafa. Saat membaca buku Zhuan Falun, saya menemukan tentang hal-hal yang terjadi pada diri saya. Saya memahami bahwa kehidupan tidak hanya sebatas untuk diri sendiri, tetapi juga menyangkut tanggung jawab kepada masyarakat dan orang lain.

Lingkungan Xiulian Bersama

Setelah Xiulian, saya bekerja di media. Pada tahun 2014, saya pergi ke New York. Saya sempat kembali ke Indonesia selama beberapa waktu, kemudian memutuskan untuk bekerja permanen di Epoch Times New York.

Di media, lingkungan Xiulian bersama adalah yang paling berharga. Belajar Fa dengan bertatap muka menjadi jauh lebih mudah. Manajemen dari perusahaan menekankan untuk melakukan belajar Fa bersama secara konsisten setiap hari.

Media kami banyak mengalami perubahan dalam 2 tahun belakangan ini. Manajer perusahaan memahami bahwa untuk membawa efek klarifikasi yang lebih besar, praktisi yang bekerja di media diharapkan juga melakukan latihan bersama.

Beberapa teman menemui tantangan karena jadwal kerja mereka yang sedikit berbeda. Namun, kami terus berusaha menyesuaikan diri dengan tuntutan yang ditentukan. Ini adalah kesempatan bagi praktisi untuk lebih ketat mematut diri.

Pada waktu itu, saya harus bangun saat subuh dan berangkat pukul 04.00 pagi. Kami melakukan pemancaran pikiran lurus bersama, melakukan 2 jam latihan dan belajar 1 ceramah Zhuan Falun sebelum bekerja. Saat melakukan ini dengan teratur, saya merasa tidak banyak pikiran selama bekerja. Pekerjaan menjadi lebih efektif.

Beberapa manajer dan praktisi secara khusus terus mendorong lingkungan Xiulian ini. Saya juga turut membantu dengan cara secara konsisten ikut berlatih dan belajar Fa setiap pagi. Mendorong lingkungan Xiulian bersama ini banyak sekali pengorbanannya. Tetapi jika tidak kehilangan, maka tidak akan memperoleh. Saya perhatikan seringkali perusahaan melakukan terobosan, saat lingkungan belajar kami mengalami peningkatan.

Saya pahami salah satu cara terbaik untuk membantu rekan praktisi dan membuat lebih banyak kehidupan terselamatkan adalah dengan memperkuat lingkungan Xiulian kami. Pada saat yang sama, saya terus berusaha mematut diri untuk meningkatkan Xiulian pribadi.

Guru mengatakan, “Kami menganut prinsip menyelamatkan diri sendiri juga menyelamatkan orang lain, secara universal menyelamatkan segala makhluk hidup, oleh karena itu Falun dapat berputar ke dalam untuk menyelamatkan diri sendiri, dan berputar ke luar guna menyelamatkan orang lain.” (Zhuan Falun)

Pada kondisi yang lain, selain belajar Fa bersama, saya masih coba memanfaatkan waktu luang untuk mendengarkan Fa. Perjalanan ke kantor adalah waktu favorit saya. Pada pagi hari kota cukup sepi, selama di dalam kereta saya bisa duduk dengan tenang mendengarkan Fa.

Saat malam sepulang kerja kadang saya membaca kembali ceramah-ceramah Guru lainnya. Ini membantu saya merasakan semangat semasa awal mendapatkan Fa. Saat musim panas, cuaca hangat dan banyak orang pergi ke taman. Saya mengubah jadwal latihan agar bisa melakukan latihan bersama di taman. Kadang lebih dari 35 praktisi berlatih di taman. Saya lihat orang-orang secara spontan mengambil brosur yang kami sediakan di dekat jalan.

Saat saya menggunakan waktu dengan baik untuk belajar Fa, bekerja di kantor dan berlatih Gong, saya merasa sangat bahagia. Kadang berpikir tidak ada yang bisa membuat lebih bahagia selain mendapatkan kesempatan membaca Fa. Kesempatan berkultivasi dalam Dafa ini benar-benar harus saya sayangi.

Menghadapi Ujian Nama, Popularitas dan Kepentingan

Selama bekerja di media, proses bekerja sama dengan rekan praktisi telah membantu saya untuk menyingkirkan berbagai keterikatan hati. Secara bertahap saya mengikis salah satu keterikatan fundamental saya, yaitu keterikatan untuk membuktikan diri sendiri.

Saya semakin memahami bahwa hal yang utama adalah membantu Guru meluruskan Fa. Berada di garis depan atau pun di belakang adalah sama saja. Semuanya tergantung pada bagaimana hati praktisi memandang proses pelurusan Fa ini.

Namun proses Xiulian bukanlah proses yang mulus. Keterikatan untuk membuktikan diri sendiri berlapis-lapis banyaknya. Lewat satu ujian, maka ujian lain sudah menunggu di depan.

Saya bekerja sebagai data analis, digital marketing dan melakukan kampanye sosial media. Saya sering mengamati data dari pekerjaan saya. Suatu ketika saya melihat ada potensi lebih besar untuk menjangkau orang-orang dan memperkenalkan media secara luas melalui media sosial.

Saya berpikir ini adalah hal yang baik sekali. Selama beberapa hari berbagai ide muncul di benak saya. Di luar jam kerja, saya acapkali masih memikirkan masalah ini, tentang bagaimana memanfaatkan hal ini untuk menyelamatkan lebih banyak makhluk hidup. Tetapi kian dipikirkan, hati saya makin tidak tenang. Saya berpikir pasti memiliki keterikatan yang membuat hati jadi tidak seimbang.

Guru berkata: “Bagi orang muda akan lebih sulit menguasai diri, anda melihat pada hari-hari biasa dia sangat baik, di tengah masyarakat manusia biasa ketika masih belum memiliki kemampuan apa pun, hatinya tidak begitu tertarik terhadap popularitas nama dan kepentingan. Tetapi setelah punya kelebihan dari orang lain, acap kali mudah tergoda oleh nama dan kepentingan, dia berpendapat bahwa dalam kehidupannya masih ada perjalanan sangat panjang yang harus dilalui dan diperjuangkan, untuk mencapai suatu tujuan manusia biasa.” (Zhuan Falun)

Saya lihat ke dalam, ada bagian yang tidak murni dalam diri saya. Di balik keinginan membantu Guru, masih ada keinginan untuk mengejar nama dan kepentingan pribadi. Saat kesadaran utama saya tidak kuat, pikiran saya terbawa oleh perasaan gembira dan puas diri. Di lihat lebih mendalam, ini adalah refleksi keterikatan fundamental saya untuk membuktikan diri sendiri.

Saya pahami setiap kehidupan dari alam semesta lama membawa unsur yang tidak murni. Kekuatan lama berusaha membantu Guru, namun mereka tidak mau melepaskan benda-benda yang ingin mereka pertahankan. Jika saya ingin benar-benar membantu Guru meluruskan Fa, memasuki alam semesta yang baru, saya harus bisa melepaskan unsur tidak murni dalam diri saya, berasimilasi dengan karakteristik alam semesta Sejati-Baik-Sabar.

Selama beberapa hari itu, seperti terjadi perang dalam pikiran saya. Di satu sisi, ada unsur yang terus ingin membuktikan diri, di sisi lain ada kesadaran utama yang berusaha menolak unsur ini sebagai bagian dari diri saya. Untuk mengendalikan diri, saya berusaha melihat pikiran yang muncul, apakah sesuai dengan Fa dan menggunakan Fa Guru untuk menyingkirkan pikiran-pikiran yang tidak baik ini.

Seorang teman praktisi pernah berkata kepada saya, “Kamu bisa tenang dan stabil sekali dalam bekerja.” Sebenarnya semuanya tidak seperti yang terlihat di permukaan. Seringkali seperti terjadi perang dalam pikiran saya. Setelah lewat penderitaan mental yang satu, terasa tenang selama 1-2 hari, kemudian muncul lagi penderitaan mental yang lain. Kadang ujian mental datang bertubi-tubi. Meskipun kadang terasa sulit melewati, saya berusaha terus mematut diri sebagai seorang praktisi, saya sangat berterima kasih kepada Guru karena memberi kesempatan kepada saya untuk terus menyingkirkan keterikatan hati.

Memikirkan Orang Lain Terlebih Dahulu, Mengikis Sifat Egois

Dari waktu ke waktu, saya menemukan sifat hati yang mementingkan diri sendiri. Di kantor, kadang saya melihat teman yang seharusnya saya bantu. Mereka tidak tahu bahwa pekerjaan mereka berhubungan dengan pekerjaan saya. Tetapi saya tahu, bahwa pengalaman saya bisa meringankan pekerjaan mereka.

Karena kesibukan dan pekerjaan yang banyak, saya tidak yakin bisa menyelesaikan semuanya. Jadi meskipun tahu tentang kondisi ini, saya tidak mengatakan apa-apa, atau saya tidak secara aktif mengambil inisiatif untuk membantu mereka. Saya berpikir, jika saya ambil lagi pekerjaan ini, mungkin semua pekerjaan tidak bisa saya selesaikan.

Pada kondisi lain, saya juga melihat teman satu rumah yang jarang sekali melakukan tugas membersihkan rumah. Kadang pekerjaan ini harus saya yang lakukan sendiri. Meskipun tidak mengatakan apa-apa, tapi kadang hati saya merasa terusik.

Sebenarnya, semua diatur agar saya meningkat, tetapi saya justru menggunakan hati manusia untuk menilai situasi yang saya hadapi. Saya mencari ke dalam, saya masih memiliki sifat yang mementingkan diri sendiri, tidak bisa melepaskan kepentingan diri. Karena unsur egois ini, menyebabkan saya tidak bisa memenuhi tuntutan Fa.

Guru mengatakan, "Saya masih ingin memberi tahu kalian, sebenarnya watak hakiki kalian yang dahulu dibangun atas dasar egois dan kepentingan diri sendiri, mulai sekarang kalian berbuat sesuatu harus lebih dulu memikirkan orang lain, mengultivasi diri hingga mencapai kesadaran lurus yang tanpa ego dan tanpa mementingkan diri sendiri, dahulukan orang lain kemudian baru diri sendiri, oleh sebab itu sejak sekarang apa yang kalian lakukan dan katakan juga harus demi orang lain, bahkan memikirkan generasi berikutnya! Berpikir demi keabadian Dafa yang tidak berubah untuk selama-lamanya!" ("Sifat Kebuddhaan Tanpa Kebocoran" dari Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I)

Saya bertekad untuk mengubah watak saya, berusaha membantu teman-teman saya. Pada jam kerja, saya coba meluangkan waktu untuk orang lain. Saat kurang waktu, saya coba kerjakan pekerjaan sehabis pulang kerja. Saat berkorban, hati saya terasa lebih lapang, kesabaran sedikit meningkat, pikiran menjadi lebih tenang.

Demikian pengalaman kultivasi saya. Mohon tunjukkan jika ada yang kurang tepat.

Terima kasih Guru, terima kasih rekan-rekan praktisi.

(Dibacakan saat Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa Indonesia 2017 di Jakarta)