Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Prinsip Falun Dafa Sejati-Baik-Sabar Membangkitkan Diri Saya yang Sejati

6 Agu 2017 |   Oleh praktisi Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Saya berusia 30-an. Dari masa kanak-kanak, saya memiliki kecenderungan untuk ingin tahu dan merumuskan cara berpikir saya sendiri. Bahkan di sekolah dasar, sementara anak-anak lain seusia saya puas dengan makanan yang disediakan dan waktu bermain, saya sudah berusaha untuk mencari tahu arti kehidupan.

Saya sering berpikir, "kita kaya atau miskin, hidup kita selalu berakhir dalam kematian. Apakah kita memiliki jiwa? Ke mana jiwa pergi setelah kita mati? Kita dilahirkan telanjang, tidak membawa apa-apa. Kita mati dengan tangan hampa dan tidak membawa apa pun. Apa arti hidup dan kehidupan bila kita tidak memiliki kemampuan untuk memilih kapan harus dilahirkan atau kapan harus mati, jika kita tidak bisa mengambil keputusan untuk diri kita sendiri untuk hal yang paling mendasar sekalipun, bagaimana bisa menjadi tuan untuk diri kita sendiri. apa ini namanya takdir?"

Baik orang tua maupun guru saya tidak bisa memberi saya jawaban tentang pertanyaan saya. Jika ada, usaha mereka untuk menjawab atau menjelaskan cenderung membuat saya tambah bingung.

Di dalam dunia kesadaran dan bawah sadar saya, saya selalu merasakan sensasi bahwa saya sedang menunggu dan merindukan sesuatu, walaupun saya tidak tahu apa itu.

Ketika saya masih muda, tetangga berkata bahwa saya adalah anak yang jujur dan adil.

Pada saat itu, makanan kesukaan saya adalah pangsit daging, tapi ketika anak-anak lain di lingkungan yang juga menyukai pangsit daging datang ke rumah saya untuk bermain, saya selalu membiarkan mereka makan pangsit daging kesukaan saya tanpa merasa apa pun. Jadi anak-anak lain menyukai saya dan senang datang dan bermain di rumah saya.

Terkadang saat bermain dan sesuatu yang buruk terjadi akibat dari kecerobohan atau kenakalan, saya sering kali mau menanggung kesalahan dan menerima hukuman tapi menolak untuk menceritakan atau menyalahkan teman-teman saya.

Sayangnya, rasa rela berkorban itu lenyap saat saya beranjak dewasa. Digantikan oleh rasa malu atau kehilangan minat. Saya menjadi semakin egois.

Ketika saya mendapat nilai baik dan pujian, saya akan merasa gembira, tapi perasaan itu hanya sebentar. Jauh di dalam lubuk hati, saya merasa ada kehampaan.

Pengalaman pertama saya dalam cinta meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di hati. Saya merasakan semua rasa manis, asam, pahit yang bisa diberikan oleh cinta semacam itu, sehingga saya belajar secara prematur tentang kerapuhan dan ketidakpastian kasih sayang manusia, terutama di antara lawan jenis.

Kita mengejar cinta untuk meninggikan rasa harga diri kita, untuk memuaskan kesombongan kita, dan untuk membuktikan kemampuan kita untuk menaklukkan. Kita semua ingin merasakan cinta sejati tapi apa yang kita hadirkan satu sama lain hanyalah wujud permukaan kita dan bukan pemikiran dan motivasi batin kita.

Pengalaman cinta pertama benar-benar mengubah saya yang polos dan naive menjadi semakin kompleks dan terbebani, dan berkeinginan mengejar ketenaran dan keuntungan pribadi.

Saat itulah ayah berselingkuh, menciptakan suasana tegang di rumah hingga saya tidak ingin pulang.

Di Tiongkok, rezim Komunis, untuk menghancurkan 5000 tahun budaya tradisional Tiongkok yang mulia, secara sengaja dan sistematis mengubah pemahaman moralitas orang-orang secara terbalik. Media yang dikendalikan oleh negara terus menerus dan tanpa malu menyiarkan kebebasan seksual. Sampai saat ini, dari pejabat tinggi eselon ke masyarakat awam, perilaku pura-pura bukanlah sesuatu yang tidak terhormat tapi merupakan suatu kebanggaan.

Dengan kehancuran total dari moralitas, timbullah banjir barang palsu dan kepura-puraan yang membahayakan semua aspek masyarakat sehingga hubungan setiap orang tidak lagi menjadi salah satu persahabatan dan kepercayaan. Bahkan kerabat dan teman saling curiga satu sama lain. Semua orang terjebak dan tidak ada yang bisa lolos.

Ayah saya dulu adalah orang yang sangat baik hati. Entah bagaimana, dia juga terkena imbas kehancuran moralitas.

Perselingkuhan ayah menciptakan kekelaman bagi saya, membuat saya merasa tidak aman dan sangat sensitif terhadap hubungan dengan orang lain. Saya tumbuh dengan kegelapan di dalam diri saya. Saya kehilangan kepercayaan akan kasih sayang manusia, meratapi kesengsaraan hidup, kejahatan manusia, dan tidak adanya rasa memiliki.

Saat itulah saya merasa benar-benar tertekan dan Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) memasuki hidup saya.

Saya baru saja membaca beberapa halaman buku Dafa Zhuan Falun dan kata-kata sederhana dari Guru Li (penciptanya) telah mengejutkan saya dan menyentuh jiwa saya. Saya segera menyadari bahwa Falun Dafa adalah apa yang telah saya tunggu-tunggu dan rindukan sepanjang hidup saya.

Tiba tiba muncul perasaan ada sesuatu yang berputar di sekitar kepala dan telapak tangan saya. Baru kemudian saya tahu bahwa itu adalah Falun.

Saya tiba-tiba diliputi kegembiraan yang tidak terhingga. Saya selesai membaca buku itu dalam sekejap. Akhirnya saya mengerti arti hidup. Pencarian seumur hidup saya terjawab di antara halaman-halaman buku ini.

Saya tidak sabar ingin segera belajar lima perangkat latihan.

Dalam latihan kultivasi Fa Buddha, aspek yang paling penting adalah meningkatkan moralitas kita, meningkatkan Xinxing kita.

Kesengsaraan yang paling sulit yang harus saya atasi adalah perselingkuhan ayah dan luka yang dibawanya ke keluarga.

Ayah tidak mau bertobat dan dia juga tidak mau menceraikan ibu. Sebagai gantinya, dia mulai dan terus menatap ibu dengan jijik dan memperlakukannya dengan tidak hormat. Dia terus memulai pertengkaran dengan ibu dan akan mencoba untuk membayar saya dengan uang agar saya membela dia.

Untungnya, saya memiliki Dafa yang membimbing. Saya menolak untuk disogok. Saya berdiri di samping ibu dan memberinya dukungan.

Ibu adalah seorang ateis, tapi karena penyiksaan mental dan fisik dari pernikahan dengan ayah dan penyakit yang muncul akibatnya, dia mulai mencari jawaban dan kenyamanan spiritual dalam agama.

Suatu saat, dia mencari peramal yang meyakinkannya bahwa seorang suami tidak setia ada dalam takdirnya tapi perceraian tidaklah di dalam takdirnya. Dia terkejut bahwa dia bisa melihat masa lalu, masa depan, dan masa depannya. Dia mulai berpikir bahwa mungkin gagasan tentang dewa dan kultivasi sama sekali bukanlah takhayul.

Setelah itu, saya melakukan berbicara hati ke hati dengan ibu.

Ibu mengatakan kepada saya, "Karena ayahmu, saya menderita semua jenis penyakit yang menghancurkan kesehatan saya. Karena ayahmu, saya bergantung pada obat tidur dan obat anti-depresan untuk menjaga kewarasan. Setiap kali ayahmu bersikap agak baik, saya seperti melihat secercah harapan yang ternyata hanya untuk membujuk saya agar mendapatkan lebih banyak uang dari saya atau menggunakan koneksi saya untuk kepentingan pribadinya."

Saya berkata kepadanya, "Tahukah ibu mengapa saya sangat menghargai Falun Dafa dan menghormati Guru kami? Itu karena Guru telah memberi saya kehidupan baru, kehidupan spiritual, dan Dafa telah membimbing saya ke jalan yang benar atau mungkin saya akan berakhir seperti ayah, dengan egois mengejar keuntungan materi dan kesenangan duniawi, membuat hidup jauh lebih menyedihkan, putus asa, dan tanpa harapan.”

Saya menjelaskan bagaimana prinsip Fa dalam buku ajaran utama Dafa Zhuan Falun telah membantu saya memahami alasan mengapa kita dilahirkan ke dunia, makna hidup dan kehidupan yang sejati, hubungan antara kehilangan dan memperoleh, dan mengapa kita harus melewati begitu banyak Cobaan dan kesengsaraan.

Saya berbagi dengan ibu saya bagaimana membaca Zhuan Falun telah membuka mata saya, memperluas wawasan saya, memperdalam pemahaman saya, menghibur jiwa saya, memperbaiki hidup saya, dan membantu saya tetap di jalan yang benar sehingga saya tidak akan bingung dan disesatkan oleh cara licik di dunia.

Sebagai hasil dari percakapan kami, ibu saya mulai membaca Zhuan Falun dan berkultivasi Dafa. Dalam setahun, semua penyakit yang dideritanya hilang.

Sebelum berkultivasi, ibu saya telah mencoba yang terbaik untuk bertahan dengan suaminya, namun hasilnya jauh lebih parah. Setelah berkultivasi, dia mulai melihat ke dalam dan belajar menerapkan prinsip-prinsip Dafa Sejati-Baik-Sabar untuk mengukur segala sesuatu.

Dia hanya ingin mengikuti bimbingan Guru untuk menjalani hidupnya sebagai orang yang lebih baik dan tidak merencanakan untuk mendapatkan imbalan apa pun. Meski begitu, dia diberkati dengan pikiran damai dan tubuh terbebas dari penyakit. Yang terbaik dari semua adalah keluarga kami menjadi lebih tenang dan harmonis.

Untuk waktu yang lama, saya berpegang pada pemikiran bahwa perselingkuhan adalah tindakan salah yang mutlak dan tak termaafkan. Pemikiran tersebut membuat saya sangat jijik kepada ayah. Saya membencinya, menciptakan jurang yang sangat jauh antara kami berdua.

Guru berkata,

“Konsep” adalah hal yang paling sulit dilepas oleh manusia. Demi sebuah teori semu, bahkan ada yang berkorban jiwa untuk mempertahankannya agar tidak berubah, sekalipun demikian konsep itu sendiri adalah terbentuk sesudah lahir. Manusia senantiasa menganggap gagasan yang dapat membuat dirinya tanpa perlu berpikir, namun rela mengorbankan segala-galanya untuk membuatnya kukuh tak tergoyahkan, itu adalah pikirannya sendiri, sekalipun melihat kebenaran juga akan menolaknya. Sesungguhnya selain dari tulus murni yang merupakan bawaan sejak lahir manusia, maka segala konsep adalah terbentuk sesudah lahir, bukanlah diri sendiri. (“Eksis untuk siapa?" Petunjuk Penting untuk Gigih Maju")

Dari belajar Fa, saya menyadari bahwa segala sesuatu memiliki hubungan karma. Sebagai anak-anak, kita seharusnya tidak terjebak dalam konflik orang tua. Perasaan kita terhadap orang tua kita seharusnya adalah rasa berbakti, meski ada kesalahan yang mungkin mereka buat. Kita tidak bisa menghakimi mereka.

Sebagai pengikut Dafa, kita semua harus lebih memahami dan berbelas kasih daripada menghakimi. Jika kita ingin menyelamatkan semua makhluk hidup, kita harus melihat dan memperlakukan orang lain sesuai dengan prinsip-prinsip Dafa, mencoba menempatkan diri kita pada posisi mereka, melihat sesuatu dari sudut pandang mereka, dan mencari kesalahan ke dalam diri sendiri.

Saya mulai mencoba mengubah sikap saya terhadap ayah, berusaha lebih menghormatinya.

Dengan rajin belajar Fa, dengan tekad yang kuat untuk berkultivasi dengan baik, hati ibu saya juga berubah drastis. kebencian yang mendalam pelan-pelan sirna dengan mencari ke dalam.

Dia mengubah sikapnya terhadap ayah, memperhatikan ucapannya berdasarkan prinsip kultivasi pembicaraan. Meskipun ayah telah menipu dan menghabis-habiskan sejumlah besar uang dari ibu, ibu terus mendukungnya secara finansial kapan pun dia membutuhkannya.

Ayah suka memboros-boroskan uang. Dia sering pergi dan membeli barang tidak penting. Lemarinya penuh dengan pakaian yang tidak pernah dipakainya. Dia terbiasa untuk meminta kepada kami untuk memuaskan kebutuhan dan mengenyangkan egonya yang membengkak.

Ketika ibu dan saya mulai berubah karena Dafa, ayah mulai berubah juga. Dia mengurangi secara drastis perjalanan dan pembeliannya. Dia lebih sering di rumah.

Suatu hari, sekitar dua tahun ibu berlatih Falun Gong, ayah berkata secara tulus kepada ibu, "Kamu sudah berubah!"

Dia bahkan mengatakan kepada teman-teman sekelasnya yang dulu, "Ketika seseorang bertambah tua, hanya istri tua yang bisa diandalkan."

Saya memiliki seorang teman yang sangat menderita dalam perselingkuhan lima tahun dengan seorang pria yang sudah menikah dan dia tidak dapat lepas darinya. Tekanan emosionalnya sedemikian rupa sehingga dia mengalami gejala ekstrem yang tidak dapat dipulihkan lagi. Dia mencari saya untuk membantunya.

Saya berbicara dengannya dan berbagi dengan dia apa yang dapat dia pahami berdasarkan prinsip-prinsip Falun Dafa. Saya kagum dia masih bertahan dengan baik padahal suaminya sangat tidak bermoral dan irasional.

Ketika dia selesai membaca Zhuan Falun untuk pertama kalinya, dia menunjukkan keputusannya yang tegas untuk mengakhiri hubungan buruknya dengan mantan kekasihnya dengan tidak menerima uang darinya lagi, dan setelah dia membaca Zhuan Falun tiga kali, dia juga mengembalikan 100.000 Yuan yang dengan susah payah dimintanya untuk uang muka membeli rumah.

Setelah dia memulai hidup baru dan mulai menjalani hidupnya di bawah bimbingan prinsip-prinsip Falun Dafa Sejati-Baik-Sabar, sebuah keajaiban terjadi. penyakit eksimnya hilang.

Falun Gong telah dianiaya di Tiongkok selama hampir dua dekade, namun bukannya hancur, Falun Gong telah dilatih di lebih dari 100 negara dan wilayah di seluruh dunia. Buku dan tulisannya juga telah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa.

Banyak orang mulai mengetahui kebenaran tentang Falun Gong dan dampak globalnya, serta tentang Partai Komunis dan kekejaman yang terus dilakukan terhadap rakyatnya sendiri sejak berkuasa.

Sampai saat ini, ribuan orang di dalam dan di luar Tiongkok telah mengajukan tuntutan pidana terhadap Jiang Zemin, yang melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong. Pejabat di biro keamanan publik, pengadilan rakyat, dan kejaksaan lebih sadar akan penyiksaan terhadap Falun Gong. Banyak yang telah melihat praktisi Falun Gong adalah orang-orang yang sangat baik. Beberapa bahkan melindungi praktisi atau menolak untuk berpartisipasi dalam menganiaya atau menuntut mereka.

Harapan saya agar semakin banyak orang akan mengerti dan menerima Falun Gong, membaca buku utama Falun Gong, Zhuan Falun, menghargai mengapa dan bagaimana praktisi dapat tetap teguh dalam menghadapi penganiayaan brutal, memilih masa depan yang cerah, melepaskan diri Dari Partai Komunis, dan mengikuti prinsip-prinsip Dafa Sejati-Baik-Sabar dalam menjalani hidup mereka.