Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pengalaman Nyata Kultivasi: Kebangkitan Setelah Kematian

7 Agu 2017 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Saya adalah praktisi Falun Dafa berusia 67 tahun yang mulai berkultivasi pada Februari 1997. Sebelum berlatih Falun Dafa, saya menderita rematik, sakit kronis pinggul bagian bawah, sakit kaki dan berbagai penyakit lainnya. Penyakit-penyakit ini lenyap dalam dua minggu sejak mulai berkultivasi.

Saya membentuk kelompok belajar Fa di rumah dan menerima peningkatan jumlah praktisi. Tetapi, karena penganiayaan terhadap Dafa dan keluarga saya, saya menjadi kurang rajin berkultivasi. Saya kemudian mengalami satu pengalaman yang membuat saya kembali ke jalan kultivasi.

Istri menyarankan saya untuk membaca Lunyu pada suatu malam pada bulan April lalu. Saat membaca paragraf kedua, saya merasakan sesak di dada. Saya memberitahu istri tentang ketidaknyamanan ini dan memutuskan pergi tidur.

Malam itu, rasanya makin parah sampai saya terengah-engah bernapas. Suara engahan saya membangunkan istri. Saat itu, saya merasa seperti ada benda ditaruh di dalam dada, yang menyebabkan kesadaran utama keluar dan tubuh saya mati.

Saat melayang ke atas, saya melihat tubuh saya terbaring di ranjang. Dua orang kemudian muncul dan membawa saya ke istana megah yang dikelilingi oleh sejumlah Falun berputar.

Di gerbang utama, saya melihat adik saya menatap saya. Kemudian ia berbalik dan pergi. Di pekarangan istana, saya melihat adik bungsu saya ada di Aula Selatan bekerja keras menjilid buku. Ia juga mengabaikan saya. Di bumi, mereka berdua adalah praktisi Dafa.

Saat dua utusan mengantar saya ke Aula Utara, saya menjadi sadar bahwa kultivasi saya tidak dilakukan dengan baik. Saya memasuki Aula Utara dan segera berlutut, menundukkan kepala dengan rasa malu.

Saat itu, saya melihat ke bawah ke dunia manusia dan melihat anggota keluarga panik mengelilingi tubuh saya. Putri saya memanggil ambulans dan membawa tandu, lima anggota keluarga berusaha untuk mengangkat saya ke atas tandu. Tetapi di dimensi lain, saya melihat tandu itu sebenarnya adalah lubang sampah berbau, penuh kotoran seperti darah, nanah, urin dan tinja. Ajaibnya, saya melihat sejumlah orang dengan gembira bermain di dalam lubang tersebut.

Sadar akan kotoran tersebut, saya menolak untuk bergerak dan keluarga saya berjuang untuk mengangkut tubuh saya ke atas tandu. Utusan langit memberi izin kepada saya untuk menulis pesan kepada keluarga saya. Saya meminta pena dan kertas, lalu menulis kata-kata berikut ini kepada keluarga saya, ”Shifu, saya bersalah,” “Saya menolak untuk meninggalkan bumi ini,” dan “Saya punya banyak tugas untuk diselesaikan.”

Tidak lama kemudian, utusan langit meminta saya berdiri dan berjalan menuju ke depan meja. Ada kaca di meja dan setumpuk kertas. Tumpukan kertas itu tiba-tiba membalik secara cepat berurutan, sementara kaca menunjukkan isi setiap halaman dengan gambar-gambar dan kata-kata. Saya menyadari telah melihat sejarah saya sendiri - rekaman langit tentang kehidupan saya di bumi!

Rekaman saya dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama, saya melihat diri saya menandatangani perjanjian dengan Shifu Li, menyatakan niat untuk turun ke dunia manusia, menjadi pengikut Dafa di masa pelurusan Fa dan menyelamatkan manusia yang ditetapkan untuk saya.

Bagian kedua menunjukkan kondisi kultivasi saya sebelum penganiayaan Falun Dafa yang dimulai pada tahun 1999. Saya menghormati sumpah saya dengan rajin belajar Fa dan menyebarkan Fa kepada makhluk hidup. Pilar Gong dan juga tubuh saya di dimensi lain sangat tinggi dan tebal.

Bagian terakhir menunjukkan kondisi saya setelah penganiayaan dimulai. Sebelum tahun 2002, saya masih bisa tetap rajin. Tetapi setelah tahun 2003, pilar Gong saya mulai menyusut dan pada tahun 2016 menjadi amat kecil dan tipis.

Tumpukan kertas itu mencatat semua hal baik dan buruk yang saya lakukan sejak menandatangani perjanjian dengan Shifu. Utusan langit kemudian memberitahu saya bahwa catatan saya masih belum selesai.

Saya sangat menyesal setelah melihat catatan langit itu, yang menunjukkan kelalaian saya dalam berkultivasi dan mengecewakan Shifu, rekan-rekan praktisi serta makhluk hidup. Saya bergegas berlutut dan dengan tulus meminta Shifu memberikan kesempatan sekali lagi kepada saya untuk mengejar kegagalan saya di masa lalu.

Saya terbang kembali ke dunia manusia setelah membuat permohonan dan melihat seluruh anggota keluarga duduk sekitar saya, memancarkan pikiran lurus. Saya masuk ke dalam tubuh dan segera duduk. Semua orang gembira melihat saya kembali hidup.

Setelah mendengar pengalaman saya, mereka mendesak saya agar berkultivasi dengan rajin.