(Minghui.org) Ketika saya menelepon untuk menjelaskan fakta tentang penganiayaan Falun Dafa, pernyataan seorang pemuda membuat saya bertanya apakah cara kita benar-benar efektif untuk mencapai tujuan.

Pemuda itu mengatakan ia bukan seorang polisi, tetapi sejak ia telah mengubah nomor teleponnya sebulan yang lalu, ia sering menerima telepon dari praktisi Falun Dafa yang keliru terhadap identitasnya. Walaupun ia telah berusaha menjelaskan hal ini, praktisi tidak mau percaya. Maka mereka terus berbicara tentang masalah yang harus pria ini sadari. Pria ini merasa tidak berdaya!

Setelah menutup telepon, praktisi sering akan menelepon lagi. Ia menekankan bahwa karena ini, ia mulai mempunyai kesan negatif terhadap praktisi Dafa. Saya mendengar keluhannya dengan sabar.

“Saya sepenuhnya memahami perasaan anda,” Saya berkata. “Apabila anda merasa saya telah mengganggu, maka anda boleh memutuskan telepon, saya tidak akan mengganggu anda lagi. Dan saya sungguh minta maaf.” Ia tidak menutup telepon dan nada pembicaraan kami menjadi lebih ramah. Ia mendengarkan banyak fakta dan akhirnya mengucapkan terima kasih atas kesabaran saya.

Klarifikasi Fakta Adalah Hal yang Sangat Serius

Setelah bertahun-tahun melakukan pekerjaan klarifikasi fakta, saya semakin merasakan bahwa membantu menyelamatkan manusia adalah hal yang sangat serius. Setiap kata harus dipikir dengan hati-hati, atau kita akan berakhir dengan menghilangkan kesempatan takdir seseorang untuk diselamatkan.

Ketika di lokasi wisata, saya memperhatikan bahwa tidak peduli apakah turis Tiongkok mau menerima atau tidak, praktisi kita akan terus mengikuti mereka sampai mereka setuju untuk mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi terkaitnya.

Ketika turis ini tidak menyetujuinya atau bersikap kasar, beberapa praktisi akan berdebat dengan mereka dengan suara keras di depan banyak orang. Karena praktisi terlalu berambisi, banyak orang jadi punya pendapat negatif tentang Falun Dafa.

Sikap yang Sopan Ketika Klarifikasi Fakta

Ketika saya berbicara dengan orang, saya mendengarkan dengan rasional, dan bertanya dengan sopan setelah mereka selesai bicara, “Bolehkah saya jelaskan pandangan saya?”

Beberapa praktisi mungkin berpikir bahwa kita tidak boleh membiarkan orang-orang mendikte pembicaraan kita, tetapi saya percaya kesopanan kita sebenarnya adalah perwujudan dari kebenaran.

Apabila anda ingin orang lain percaya kepada anda, maka anda harus membangun kepercayaan dahulu. Apabila tidak, bagaimanapun baiknya anda berbicara, akan sulit mendapatkan hasil yang diinginkan.

Pendekatan saya telah berefek sangat baik. Sering, lebih dari belasan orang berkumpul untuk mendengarkan saya. Sebelum mereka meninggalkan tempat, kami sering berjabatan tangan, membungkukkan badan, dan bahkan bertukar nomor telepon.

Ketika saya membagikan sebuah surat kabar kepada seorang pria usia lanjut, ia meminta saya untuk tidak mengganggunya.

“Paman, tolong jangan marah,” Saya berkata padanya dengan tersenyum. “Berjalan-jalan ke luar negeri adalah hal yang baik. Apabila anda merasa saya mengganggu, saya akan segera pergi.”

Saya membungkukkan badan dan pergi. Kemudian saya terus mendistribusikan surat kabar kepada turis lain. Jika kebetulan saya berpapasan dengannya dan mata kami saling menatap, saya tersenyum. Beberapa saat kemudian, saya menemukan ia mengambil surat kabar dan membacanya dengan teliti.

Semua yang kita perlihatkan kepada orang-orang adalah penting. Apakah kita perhatikan cara berpakaian dan kebersihan pribadi kita? Apakah senyuman kita tulus? Apakah kita bicara dengan penuh percaya diri, tetapi dengan nada rendah hati? Dan apakah opini kita rasional?

Saya sering dengan tenang dan berpikir dengan teliti tentang apakah usaha saya sungguh berperan untuk mencapai apa yang saya inginkan. Saya ingin tahu apakah ada kekurangan yang tidak diperhatikan yang telah memberi pengaruh negatif kepada orang?

Berkomitmen Walaupun Sulit

Beberapa praktisi telah melakukan klarifikasi fakta di tempat wisata beberapa tahun, meskipun mengalami berbagai kesulitan. Ini adalah pengorbanan yang besar, tetapi menurut pendapat saya, pendekatan mereka untuk berbicara dengan orang-orang sering menunjukkan bahwa mereka terlalu berambisi. Dan bertukar pikiran dengan mereka mengenai pemahaman saya sering tidak membuahkan hasil yang efektif.

Tentunya pemahaman kita mengenai prinsip Fa mungkin bisa berbeda, dan saya tidak bisa memaksakan ide saya pada orang lain. Tetapi saya masih merasa cemas ketika melihat reaksi negatif orang-orang terhadap apa yang mereka dengar.

Apabila kita tidak bisa menyelamatkan orang, kita mungkin telah mendorong mereka menjauh. Apabila anda membaca artikel ini, saya sungguh berharap anda bisa dengan teliti merenungkan mengenai efek yang anda telah dapatkan.

Masalah dengan Kegiatan Media

Saya juga melihat suatu masalah dengan laporan media kita. Setelah wawancara, karena ada kebutuhan untuk mendapatkan efek atau komentar yang diinginkan, wartawan kadang-kadang malah mengutip perkataan orang itu dengan sembarangan.

Laporan itu terlihat “sempurna,” tetapi inti makna dari wawancara telah berubah. Saya ingin tahu apabila orang yang diwawancarai melihat laporan berita seperti itu, apa yang akan mereka pikirkan tentang kita?

Beberapa artikel juga sepertinya ekstrem atau membesar-besarkan fakta yang ada, dan sebagai hasilnya, kita mungkin akan kehilangan kredibilitas. Praktisi bekerja begitu keras untuk melakukan wawancara, memilih, dan memeriksa ulang. Sayang sekali apabila berita itu berakhir dengan hasil yang tidak sesuai dengan keinginan.