(Minghui.org) Ketika saya mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1998, saya tidak begitu mengenal kultivasi, namun menganggapnya konsisten dengan harapan hidup dan masa depan.

Menyembunyikan Pikiran

Selama masa kanak-kanak, saya menyaksikan pelecehan, yang mengajari saya untuk berhati-hati dan mandiri. Untuk melindungi diri, saya belajar menyembunyikan pikiran dan dengan demikian menghindari konflik dengan orang lain, karena saya takut akan perdebatan dan pertengkaran. Saya berusaha untuk tidak mengganggu orang lain, bahkan sampai merasa lucu. Inilah keterampilan bertahan hidup saya.

Bukannya saya tidak punya pendapat tentang orang, tapi saya telah menciptakan sebuah cangkang tempat saya menyembunyikan segala sesuatu dari orang lain. Saya percaya bahwa bersikap baik kepada orang lain akan menyebabkan sedikit kerugian bagi diri saya sendiri, yang bisa disamakan dengan daya tahan pasif dan kepuasan. Namun, bila bahaya itu lebih dari yang bisa saya tanggung, saya akan sangat marah, yang sulit dipahami orang.

Setelah menjadi praktisi Falun Gong, saya menemukan prinsip Fa Guru sejalan dengan pemahaman saya tentang berperilaku baik. Inilah sebabnya saya mulai berkultivasi dan berusaha mencapai Sejati-Baik-Sabar di permukaan. Tapi, masih ada pikiran tersembunyi. Situasi ini telah berlangsung selama lebih dari 10 tahun dari jalur kultivasi saya.

Menyadari Kebenaran

Setelah seorang praktisi memancarkan pikiran lurus dengan saya di tahun 2011, dia mengatakan bahwa dia melihat seluruh tubuh saya bersinar namun ada gelap seukuran telapak tangan di dada saya. Dia meminta saya untuk mencari ke dalam. Saya segera menyadari bahwa saya telah berkultivasi untuk tampil seperti seorang praktisi, bukannya sungguh-sungguh mengubah hati.

Penangkapan berskala besar terjadi di kota saya dan banyak tempat belajar bersama lenyap. Saya tidak ditangkap, juga tempat belajar bersama saya tidak terpengaruh. Tapi saat saya berjalan ke lokasi belajar Fa, saya mengalami tekanan yang kuat dan saya sangat takut, yang membuat saya merasa tersesat dan panik. Saya menyadari bahwa cangkang itu tidak bisa lagi melindungi saya.

Saat menghadapi penganiayaan berat ini, cangkang saya terlalu lemah untuk melindungi lebih lama lagi. Tapi siapa yang akan melindungi saya? Jawabannya sederhana - Guru.

Saya memeriksa diri untuk memastikan cangkang tidak ada di sana dan mengingatkan diri untuk jujur. Saya tidak lagi menutupi diri atau menghindari perasaan saya. Itu sulit, karena praktisi lain menganggap saya tidak jujur. Saya dalam suasana hati yang buruk, tidak begitu ramah seperti dulu, dan mudah marah, dan kurang toleran.

Saya bingung: Dulu saya santai dan orang-orang menyukai saya. Kenapa saya berubah menjadi begini? Saya bertanya-tanya, bagaimana saya bisa mengatasi situasi ini dan meningkat dalam kultivasi?

Dikurung oleh Konsep Manusia

Guru berkata,

“Konsep” adalah hal yang paling sulit dilepas oleh manusia. Demi sebuah teori semu, bahkan ada yang berkorban jiwa untuk mempertahankannya agar tidak berubah, sekalipun demikian konsep itu sendiri adalah terbentuk sesudah lahir. Manusia senantiasa menganggap gagasan yang dapat membuat dirinya tanpa perlu berpikir, namun rela mengorbankan segala-galanya untuk membuatnya kukuh tak tergoyahkan, itu adalah pikirannya sendiri, sekalipun melihat kebenaran juga akan menolaknya. Sesungguhnya selain dari tulus murni yang merupakan bawaan sejak lahir manusia, maka segala konsep adalah terbentuk sesudah lahir, bukanlah diri sendiri." ("Eksis Untuk Siapa" dari Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)

Setelah membaca kata-kata Guru, saya sadar mengapa saya tidak dapat membuat kemajuan lebih lanjut dalam kultivasi, atau secara fundamental mengubah diri sendiri. Saya telah menganggap konsep manusia adalah saya. Mereka bersembunyi sangat dalam, membuat saya berpikir bahwa mereka adalah bagian dari diri saya.

Setelah pikiran ini muncul, mereka tidak ingin berubah. Sebenarnya, mereka menutupi saya dan mereka egois. Saya memutuskan tanpa syarat berasimilasi ke dalam prinsip Sejati-Baik-Sabar. Dengan pemikiran itu, saya merasa dunia saya penuh harapan dan banyak masalah yang mengganggu telah hilang.

Guru berkata,

"Sehubungan dengan masalah yang besar dan penting, jika suatu kehidupan benar-benar mampu mempertimbangkan masalah tanpa menganut konsep apa pun, berarti orang ini benar-benar mampu menjadi tuan atas dirinya, kesadaran jernih semacam ini adalah arif bijaksana namun berbeda dengan kecerdasan yang dimaksud oleh orang pada umumnya. ("Eksis Untuk Siapa" dari Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju)

Peringatan Guru

Saya ditahan di sebuah kamp kerja paksa pada tahun 2002. Sebelumnya seorang praktisi dibebaskan mengatakan kepada saya, "Saya harap anda bisa keluar dari lingkaran anda." Saya teringat kata-katanya, tapi tidak jelas apa maksudnya.

Praktisi lain berbicara tentang mimpinya, di mana sekelompok praktisi duduk di satu ruangan. Karena mereka sadar bahwa petugas polisi sedang dalam perjalanan, beberapa praktisi mulai memancarkan pikiran lurus dan beberapa orang siap untuk memberitahu petugas tentang Falun Gong. Meja kelompok yang menjadi tempat praktisi itu, memancarkan pikiran lurus, damai dan tanpa keterikatan atau konsep manusia. Praktisi tersebut bercerita tentang mimpi itu dan dia senang dengan apa yang dilihatnya. Tapi entah kenapa saya merasa tidak bisa mencapai tingkat itu.

Praktisi lain pernah mengatakan kepada saya, "Saya tahu anda adalah seorang praktisi, tapi saya merasa anda seperti seorang penonton. Kapan anda bisa benar-benar masuk dan bergabung dengan kami?" Saat itu, saya bingung dengan kata-katanya karena saya pikir saya menghadiri kegiatan seperti orang lainnya.

Bahkan manusia biasa pun memberitahu saya, "Hei! Saya ingin anda menjadi diri anda sendiri. Saya merasa seolah-olah saya tidak bisa memahami anda?" Saat itu, saya hanya tersenyum, berpikir: Anda bukan seorang praktisi, tentu saja anda tidak mengerti kultivasi.

Sekarang, saya tahu bahwa semua ini adalah petunjuk dari Guru untuk menunjukkan bahwa kultivasi saya ada celah kebocoran.

Kultivasi adalah serius dan saya harus menempuh perjalanan jauh. Saya telah memutuskan untuk berbuat lebih baik mulai sekarang dan tetap rendah hati, sama seperti seorang siswa sekolah dasar.