(Minghui.org) Orangtua dari pianis buta ternama, baru-baru ini diadili di Qingdao, Provinsi Shandong, karena berlatih Falun Gong.

Jia Yongxin, berusia 60 tahun, beserta istrinya Bian Lixun, 58 tahun, diadili di Pengadilan Distrik Shibei, pada tanggal 18 Juli 2017. Pengacara mereka mengatakan tidak ada dasar hukum untuk penahanan ini, karena Konstitusi Tiongkok menjamin kebebasan beragama untuk seluruh warganya. Tidak ada vonis dikeluarkan sampai akhir persidangan.

Persidangan digelar sekitar tujuh bulan setelah pasangan ini dan tujuh praktisi lainnya ditahan karena membaca buku-buku Falun Gong di rumah Jin Yongxin, pada tanggal 2 Desember 2016.

Meski ketujuh praktisi telah dibebaskan, Jin Yongxin dan Bian Lixun masih dalam penahanan. Mereka dibawa ke Pusat Penahanan Pudong.

Menurut sumber yang tidak disebutkan namanya, polisi telah mengawasi pasangan itu sejak tahun 2015. Mereka memasang kamera pengawas di sekitar rumah ibunda Jin Yongxin, pada Februari 2016. Bahkan teleponnya pun disadap.

Polisi menyerahkan kasus ini ke Kejaksaan Distrik Shibei pada April 2017, namun dikembalikan lagi dengan alasan kurang cukup bukti.

Pada tanggal 9 Juni 2017, polisi menyerahkan lagi kasus ini ke kejaksaan, dan oleh jaksa kasusnya diproses ke pengadilan pada hari itu.

Latar Belakang

Jin Yongxin dan Bian Lixun adalah orangtua dari pianis ternama Jin Yuanhui, yang terlahir tuna netra. Pasangan ini mengenali bakat musik anaknya. Sebagai keluarga berpenghasilan rendah, mereka melakukan pekerjaan paruh waktu, agar bisa membiayai pelajaran piano anak mereka.

Pasangan ini memiliki banyak masalah kesehatan, saat kemampuan piano Yuanhui berkembang pesat. Bian Lixun beberapa kali berada dalam kondisi krisis karena berulang kali mengalami stroke dan penyakit jantung. Dia dipecat dari pekerjaannya di awal usia 30 tahunan.

Ketika anak mereka menginjak usia 14 tahun, orangtua Yuanhui mulai berlatih Falun Gong. Semua penyakit yang mereka derita saat itu lenyap dalam waktu singkat.

Anak mereka menjadi seorang pianis ternama, meski tidak mampu melihat, ia telah tampil di kancah internasional. Namun orangtuanya, yang sebelumnya telah diberitakan oleh media lokal secara luas atas sumbangsih pendidikan terbaik untuk anak mereka, kini mengalami penahanan dan penganiayaan karena keyakinan mereka pada Falun Gong.