(Minghui.org) Istana dan kuil di Pegunungan Wudang adalah tempat wisata terkenal di bagian barat laut Provinsi Hebei. Menurut sebuah prasasti batu yang berasal dari dinasti Tang di Pegunungan Wudang, Kaisar Zhenwu (juga disebut Xuanwu) berkultivasi Tao di pegunungan dan mencapai kesempurnaan.

Wisatawan mengunjungi Pegunungan Wudang sepanjang tahun. Namun, jalan menuju ke lokasi adalah jalan sempit di pedalaman. Memiliki banyak tanjakan dan belokan tajam yang tinggi. Di musim dingin, banyak bagian jalan menumpuk salju dan sering menyebabkan kecelakaan.

Sebuah jalan pegunungan melengkung di Pegunungan Wudang, Provinsi Hebei. (Gambar internet)

Bagian yang paling berbahaya adalah tempat yang disebut Lingkaran Batu Hijau. Adalah tikungan tajam di bawah bayangan lereng bukit yang tidak memiliki sinar matahari langsung sepanjang musim. Sopir bus wisata sangat takut dengan tempat ini.

Beberapa praktisi Falun Dafa yang tinggal di desa terdekat mendengar tentang kondisi jalan yang berbahaya di Lingkaran Batu Hijau dan memutuskan untuk membantu para pengemudi dan wisatawan.

Sejak musim dingin tahun 2011, pagi-pagi sekali setelah turun hujan para praktisi ini saling menghubungi dan kemudian mengemudikan truk pertanian mereka untuk membersihkan jalan dengan sekop.

Terkadang mereka tidak bisa mengemudikan truk mereka ke Lingkaran Batu Hijau, jadi beberapa praktisi akan berjalan lebih dari dua mil untuk membersihkan salju.

Sopir taksi dan sopir bus sangat tersentuh oleh tindakan mereka. Dalam banyak kesempatan, saat para praktisi berjalan kembali ke desa mereka, bus dan taksi yang lewat akan berhenti dan memberi tumpangan.

Beberapa pengemudi bertanya mengapa mereka membersihkan salju. Praktisi selalu menjawab bahwa mereka adalah praktisi Falun Dafa dan mereka ingin melihat para wisatawan dan supir datang dan pergi dengan selamat.

Kami memiliki tambang bijih besi di sebelah utara desa kami dan beberapa pabrik pengolahan bijih besi itu dekat dengan salah satu desa. Banyak truk berat melewati desa ini. Terkadang, ketika jalan utama macet, truk akan memutar melewati jalan kabupaten yang sempit di selatan desa.

Hal ini menyebabkan banyak lubang di jalan. Pada hari hujan, beberapa lubang di jalan bisa menampungair setinggi satukaki. Kondisi jalan membuat sangat sulit bagi penduduk desa untuk menggunakannya.

Dua praktisi yang tinggal di desa tersebut memutuskan untuk memperbaiki jalan demi kenyamanan masyarakat. Mereka menggunakan waktu makan siang mereka untuk mengangkut limbahbijih besi dari pabrik pengolahan terdekat dengan traktornya untuk menutup lubang di jalan.

Mereka menghabiskan lebih dari 20 hari untuk memperbaiki jalan selebar 4,8 m sepanjang 1.640 meter. Setelah itu mayoritas penduduk desa mulai menggunakan jalan ini untuk menuju kota.

Seorang pemimpin desa kemudian berbicara dengan kedua praktisi tersebut. Dia mengatakan bahwa desa bertanggung jawab atas jalan tersebut dan pengurus desa ingin membayar pekerjaan mereka. Praktisi menjawab bahwa mereka secara sukarela melakukan pekerjaan itu karena mereka berlatih Falun Dafa dan berharap agar masyarakat memiliki jalan yang baik dan aman untuk dilewati.