(Minghui.org) Saya adalah praktisi Falun Dafa berusia 15 tahun. Ibu sering menasihati saya untuk mempertimbangkan dan bertoleransi terhadap orang lain dengan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar. Saya setuju, dan mencoba melakukan apa yang dinasihati oleh ibu. Ketika ada seseorang yang mencari gara-gara, saya menganggap diri sebagai seorang praktisi dan tidak membalasnya.

Bantuan Keuangan

Pihak sekolah pernah memutuskan untuk memberikan uang 800 yuan kepada keluarga berpenghasilan rendah untuk membantu biaya kuliah. Banyak siswa yang ingin mendapatkannya termasuk saya. Ketika guru memanggil ibu untuk kesempatan itu, ibu berpikir bahwa ini tidak benar, karena ia adalah seorang praktisi. Ibu berkata bahwa kami tidak memenuhi syarat sebagai keluarga berpenghasilan rendah. Jadi guru menghubungi ayah saya, yang pergi ke pemerintah setempat dan menyelesaikan dokumennya.

Beberapa hari kemudian, guru memanggil saya ke kantor dan memberikan uang 800 yuan. Namun saya berpikir, “Apakah saya harus menerima uang ini?”

Suatu hari saya menyadari pihak sekolah menagih tiga kali makan dalam satu hari, meski saya hanya satu kali makan. Saya mendiskusikan hal ini dengan ibu dan kami menyadari seharusnya kami tidak mengambil uang 800 yuan. Hari berikutnya, ibu mengembalikan uang itu kepada guru saya. Ibu menjelaskan bahwa prinsip Falun Dafa mengajarkan para praktisi untuk mendahulukan kepentingan orang lain lebih dahulu dan tidak menerima sesuatu yang bukan miliknya. Mereka kemudian berbincang selama beberapa saat tentang Falun Dafa. Ibu mengklarifikasi fakta tentang latihan dan penganiayaan Dafa kepadanya, fakta yang sangat berbeda dari propaganda fitnahan Partai Komunis Tiongkok.

Guru saya sangat senang mendengar kebenaran itu, “Saya berharap ada lebih banyak orang seperti Anda. Jika semua orang di Tiongkok berlatih Falun Dafa dan tidak serakah, bukankah masyarakat menjadi jauh lebih baik?”

Sejak itu guru memperlakukan saya dengan baik dan banyak membantu saya. Saya tahu karena dia mengerti fakta kebenaran Falun Dafa. Saya sungguh merasa gembira untuknya.

Suara yang Indah

Saya suka menyanyi, namun tidak bagus menyanyi. Teman-teman sering menertawakan saya.

Sejak berlatih beberapa tahun lalu, saya sering mendengar lagu-lagu yang dinyanyikan oleh praktisi dan banyak belajar dari mereka. Saya tidak hanya mampu menyanyikan sesuai nada, tapi juga terdengar sangat bagus. Yang cukup menarik adalah, saya hanya mampu menyanyikan lagu-lagu Dafa sesuai irama, tapi tidak untuk lagu-lagu yang bukan praktisi.

Saat perayaan Tahun Baru Imlek awal tahun lalu, kelas saya mengadakan acara adu bakat dan saya menyanyikan lagu yang diciptakan oleh praktisi berjudul, “Kisah Bintang-bintang.” Saya bergabung dengan kepala sekolah, dua konselor, dan satu fotografer. Fotografer juga mengambil foto saya.

Setelah selesai menyanyi, semua orang bertepuk tangan, mengatakan saya memiliki suara yang indah dan meminta saya untuk menyanyikan satu lagu lagi. Saya menyanyikan lagu berjudul “Terselamatkan”untuk mereka. Ketika mereka meminta lagi, saya duduk bermeditasi di atas panggung dan menyanyikan “Meditasi.” Semua orang sangat terkesan dan bertepuk tangan hangat. “Ini sungguh luar biasa,” komentar seorang konselor, “Ini membutuhkan kerja keras.”

Beberapa bulan berlalu dan saya masih mengingat momen ini dengan baik. Acara adu bakat itu telah membantu mereka mengenali fakta Falun Dafa, dan akan bermanfaat bagi mereka dalam waktu yang lama.

Kecelakaan Lalu Lintas

Saya selalu merasa beruntung menjadi seorang pengikut Dafa karena Guru Li menjaga dan beberapa kali menyelamatkan saya. Saya ingin menceritakan satu kisah saat saya berusia sembilan tahun.

Hari itu turun salju pada Malam Tahun Baru. Jalanan licin dan nenek menyeberang jalan bersama saya. Sebuah mobil tiba-tiba meluncur dengan sangat cepat, tepat menuju ke arah kami. Mobil tersebut menabrak saya dan saya jatuh terpental hingga 10 meter ke tanah, hingga tak sadarkan diri. Mobil itu tidak berhenti di situ, ia terus berjalan keluar dari jalur, melewati saluran air, menerobos pohon-pohon kecil, dan akhirnya menabrak tiang listrik. Karena airbag berfungsi, sang pengemudi pun selamat.

Menurut nenek, seseorang membantu mengangkat saya, dan melihat tubuh saya lemas seperti mie. Orang-orang di sekitar berkata bahwa saya mungkin tidak selamat. Setelah dikirim ke rumah sakit setempat, saya mengalami muntah-muntah dan kejang, tapi tetap tak sadarkan diri. Rumah sakit mengatakan bahwa kecelakaan ini terlalu berat untuk mereka tangani dan merujuk saya untuk dibawa ke rumah sakit provinsi.

Ibu saya datang, dalam hati dia memohon bantuan pada Guru. Dia juga melafalkan “Falun Dafa baik” dan “Sejati-Baik-Sabar baik.” Selain itu ibu juga menghibur sang pengemudi, “Tidak perlu khawatir. Anak saya akan baik-baik saja.”

Saya masih tak sadarkan diri di ruang gawat darurat rumah sakit provinsi. Dokter menyuruh ibu saya untuk tetap tinggal bersama saya dan terus memanggil nama saya, jadi dia terus mengulangi kalimat yang dilafalkannya. Setelah dokter memasang infus, saya mengalami ruam di sekujur tubuh. Mereka lalu menghentikan infus karena tidak dapat menemukan lokasi pembuluh darah saya.

Ibu terus memutar rekaman audio ceramah Guru dan saya secara ajaib terbangun setelah beberapa hari kemudian. Meski tidak cedera, dokter mengatakan bahwa saya mengalami kerusakan syaraf, dan menyimpulkan saya terkena stroke. Ibu meminta saya terus mendengarkan ceramah Guru dan terus melafalkan “Falun Dafa baik” dan “Sejati-Baik-Sabar baik.”

Saya pulih sepenuhnya dalam waktu singkat. Tinggi badan saya sekarang hampir 180 cm dengan penglihatan terbaik di kelas. Saya menjadi seorang anak yang sehat dan ceria.