(Minghui.org) Seorang penduduk Kabupaten Zijin telah mengajukan mosi untuk mempertimbangkan kembali kasusnya setelah bandingnya ditolak.

Zeng Liuming ditangkap pada tanggal 24 September 2016, karena menolak melepaskan Falun Gong, sebuah disiplin spiritual yang dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok. Dia diadili pada tanggal 19 Januari 2017, dan hakim ketua menunda persidangan tanpa mengeluarkan vonis.

Keluarga mengunjungi Pusat Penahanan Kabupaten Zijin pada tanggal 10 Juli dan terkejut mengetahui bahwa dia telah dipindahkan ke Penjara Sihui pada tanggal 19 Juni untuk menjalani hukuman selama tiga tahun. Pengadilan setempat tidak pernah memberi tahu keluarga tentang hukuman tersebut.

Pihak penjara memberi tahu keluarga bahwa mereka setiap kali harus menelepon dan meminta persetujuan terlebih dahulu sebelum menjenguknya. Sampai saat ini, keluarga Zeng belum pernah diizinkan menjenguknya.

Zeng mengajukan banding atas hukuman penjara tersebut, namun Pengadilan Menengah Kota Heyuan segera menolaknya.

Pengacara Zeng mengunjungi penjara tersebut pada tanggal 9 November, di mana para penjaga tidak mengizinkan dia menemui kliennya dengan menggunakan berbagai alasan. Pengacara tersebut kembali keesokan paginya dan akhirnya diizinkan untuk bertemu. Dia mencatat ada empat penjaga memegang Zeng dengan erat saat berjalan ke ruang pertemuan. Zeng menandatangani dokumen yang dibawa pengacara untuk mengajukan mosi untuk mempertimbangkan kembali kasusnya.

Zeng bertekad untuk mencari keadilan bagi dirinya sendiri karena tidak ada hukum di Tiongkok yang mengkriminalkan Falun Gong. Dia juga bermaksud mengungkap bagaimana polisi, jaksa, dan pengadilan melanggar prosedur hukum dan menuntut dirinya berdasarkan bukti palsu.

Laporan Zeng tentang Penuntutan yang Tidak Adil

Saksi yang Dimaksud Tidak Hadir Saat Penggeledahan Rumah

Vonis bersalah terhadap saya terbaca, "... disaksikan oleh Gan Tingfen, seorang wanita, polisi merekam seluruh proses penggeledahan rumah Zeng Liuming pada tanggal 24 September 2016."

Tidak ada wanita dalam penggeledahan rumah. Saya berada di rumah malam itu ketika lebih dari belasan agen pria menerobos masuk. Satu pria berusia 50-an memperlihatkan sekilas sesuatu yang sedikit lebih besar daripada KTP dan mengatakan bahwa mereka adalah polisi. Saya tidak melihatnya dengan jelas dan memintanya untuk menunjukkannya kepada saya lagi. Dia menolak dan mulai menggeledah rumah saya bersama agen lainnya tanpa menunjukkan surat perintah penggeledahan.

Kira-kira sepuluh menit kemudian, tiga agen membawa saya ke Kantor Polisi Lantang, sementara sisanya tinggal di rumah saya dan melanjutkan penggeledahan. Petugas Xu Xiaosong, yang namanya saya ketahui kemudian, mulai menginterogasi saya begitu saya dibawa ke kantor polisi. Saya meminta agar borgol dilepas supaya bisa menggunakan wc, namun dia mengatakan tidak punya kunci borgol. Saya harus menahan selama lebih dari dua jam interogasi.

Petugas lainnya yang merekam interogasi menanyakan pada Xu mengenai kejahatan apa yang dituduhkan. Xu berkata, "menggunakan aliran sesat untuk melemahkan penegakan hukum" (sebuah dalih standar yang digunakan oleh rezim komunis Tiongkok untuk menjebak dan memenjarakan praktisi Falun Gong).

Di akhir interogasi -- Xu menelepon, dan saya mendengar dia bertanya apakah petugas lain telah selesai menggeledah rumah saya. Dia mengatakan kepada petugas yang merekam interogasi bahwa masih banyak yang harus dilakukan di rumah saya dan orang-orangnya membutuhkan lebih banyak waktu.

70.500 Yuan Dikurangi menjadi Beberapa Ratus Yuan

Xu kemudian mengatakan kepada saya, "Kami mengembalikan ke ibu kamu semua uang yang kami sita dari rumah kamu." Saya memiliki uang tunai 70.000 yuan di rumah saya sebelum saya ditahan, namun ibu saya mengatakan bahwa hanya beberapa ratus yuan yang dikembalikan kepadanya. Dimana sisa uang saya?

Xu mengatakan bahwa istri saya ditangkap di sebuah mal setempat pada waktu yang bersamaan dengan saat mereka menangkap saya, namun putusan tersebut mengatakan, "... polisi tidak dapat menemukan istri [Zeng]."

Ponsel saya disita, tapi dakwaan dan putusan tersebut tidak menyebutkannya.

Perubahan Lokasi Sidang dan Gagal Menunjukkan Bukti Utama Penuntutan

Saya dijadwalkan diadili di ruang sidang 1 di pengadilan setempat, namun sidang tersebut malah diselenggarakan di Pusat Penahanan Kabupaten Zijin. Keluarga saya tidak diberitahu tentang perubahan lokasi tersebut. Ketika mereka mengetahui mengenai perubahan lokasi pada hari persidangan saya, mereka bergegas ke pusat penahanan, hanya untuk ditolak masuk.

Jaksa menolak untuk memutar rekaman penggeledahan rumah, namun hakim ketua mengutip video tersebut dalam vonis, sebagai bukti utama untuk menghukum saya.

Penganiayaan Terakhir terhadap Zeng

Ini bukan pertama kalinya Zeng menjadi sasaran karena keyakinannya. Saat menjadi mahasiswa di Universitas Pertanian Tiongkok Selatan, dia menderita beberapa penyakit yang sulit sembuh dan mengalami kesulitan untuk fokus di sekolah. Dia kemudian mulai berlatih Falun Gong dan tidak lama gejala penyakitnya hilang. Dia cukup sehat untuk menyelesaikan sekolah dan mendapatkan pekerjaan mengajar di sebuah perguruan tinggi di kampung halamannya di Kabupaten Zijin.

Kehidupan Zeng terganggu saat penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada tahun 1999. Dia ditangkap lima kali dan pernah dijatuhi hukuman kerja paksa selama 3 tahun 4 bulan. Dia disiksa hingga hampir meninggal di kamp kerja paksa setempat. Polisi tidak pernah melonggarkan cengkeraman mereka saat dia dibebaskan. Mereka terus mengawasi dia, dan dia harus pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindari gangguan mereka.

Setelah kehilangan pekerjaan karena penangkapan, Zeng mencari nafkah dengan bekerja sebagai ojek motor. Keluarganya berjuang untuk memenuhi kebutuhan setelah penangkapannya yang keenam dan terakhir pada tahun 2016.

Laporan Terkait dalam Bahasa Inggris: Illegal Trial of Mr. Zeng Liuming Ends Without Verdict

Artikel Terkait dalam Bahasa Mandarin:广东省河源市中级法院非法维持对曾流明的冤判难得的好人被非法判刑