(Minghui.org) Keluarga saya mulai berkultivasi Falun Dafa pada tahun 2011. Berkat perlindungan dan berkah dari Guru Li, kami telah berkultivasi selama tujuh tahun.

Selama dua tahun terakhir, saya sudah berkali-kali jatuh ke dalam perangkap Qing cinta dengan suami saya sendiri, dan nyaris tidak mampu melepaskan diri. Rasanya sungguh menyakitkan. Namun akhirnya saya mampu melewati penderitaan itu dengan bersandar pada keteguhan hati dan keyakinan kepada Guru dan Fa. Berikut ini, saya berharap dapat membantu rekan-rekan praktisi yang terperangkap dalam Qing (emosi).

Perangkap Qing

Pada Mei 1992, beberapa hari setelah saya menikah, saya bermimpi memiliki sebuah kehidupan masa lalu dengan suami saya. Rasanya seperti menonton sebuah film. Dia memiliki beberapa istri dan saya yang termuda. Namun ketika saya melarikan diri, dia menderita, dan saya yakin hal itu mengarah pada pernikahan kami berikutnya dalam kehidupan ini.

Setelah mulai berlatih Falun Dafa, saya menyadari bahwa Guru memberi saya petunjuk, karena dia melihat bahwa saya sangat mencintai suami saya. Saya mengalami penderitaan selama dua tahun hanya untuk menyingkirkan perasaan sentimental ini.

Pada awal Oktober 2017, saya mulai curiga bahwa suami saya berselingkuh. Kata-kata dan perbuatannya nampak mencurigakan, khususnya ketika dia memasang kata sandi untuk telepon selulernya.

Saya sering memberitahu dia mengenai peringatan keras mengenai Qing dan nafsu birahi dari perspektif Fa. Birahi merupakan alat yang digunakan oleh kekuatan lama untuk menghancurkan praktisi, dan saya menunjukkan beberapa konsekuensi berat yang terjadi di daerah kami yang diakibatkan oleh nafsu birahi yang tidak disingkirkan.

Saya tahu itu tidak benar, karena saya sadar bahwa saya sendirilah yang membawa perasaan terluka itu. Saya seharusnya mencari ke dalam, namun tidak dapat menemukan solusi untuk keluar dari perangkap Qing. Maka saya berupaya keras untuk menyingkirkan Qing ini dengan memancarkan pikiran lurus setiap hari, termasuk akumulasi keinginan yang berasal dari kehidupan demi kehidupan bersama suami dan putri saya.

Pada hari libur nasional di bulan Oktober, saat sedang sendirian, saya dilanda oleh perasaan patah hati yang parah, rasa kesepian yang ekstrem, kekhawatiran terhadap segala hal, rasa takut akan kematian, penghinaan, dan perasaan depresi. Semuanya menekan dada saya sehingga membuat saya sulit bernapas.

Ketika itu segenap Qing perasaan yang terbawa serta langsung meledak, dan saya menangis keras. Saya berpikir, saya belum pernah menangis seperti ini; seakan-akan saya ingin melepaskan segala kesedihan dan ketidak-puasan dalam hidup ini.

Setelah menangis sesaat, saya berpikir, “Saya akan berpisah dengan kekasih saya yang menemani saya selama banyak kali kehidupan. Saya harus berterima kasih pada putri saya yang menemani saya di kehidupan demi kehidupan.” Pikiran ini langsung membuat saya terkejut dan bertanya-tanya, “Siapa yang ingin berpisah dari mereka selamanya?”

Kita adalah pengikut Dafa yang dilindungi oleh Guru Li. Bagaimana kita bisa berpisah dengan keluarga hanya dengan pikiran sekejap? Saya langsung waspada wanita cengeng ini bukan diri saya. Ini adalah rasa takut akan kematian, makanya berjuang untuk tetap hidup.

Saya menahan tangis dan menyingkirkan pribadi palsu saya yang berperan menimbulkan Qing. Kita adalah pengikut Dafa yang hanya berjalan di jalur yang diatur oleh Guru. Kita tidak menerima pengaturan lain.

Ketika berada dalam Fa, pikiran saya menjadi rasional dan saya terus mencari ke dalam untuk menghilangkan keterikatan pada Qing. Namun ketika terjebak dengan konsep manusia, pikiran saya menjadi kacau, buruk dan sarkastik. Saya menjadi lebih buruk dari manusia biasa dalam kurun dua bulan, akibat patah hati yang ditimbulkan oleh Qing negatif.

Berulang kali saya berusaha menyangkal dan tidak mengakuinya namun saya terus menerus terluka oleh Qing. Kondisi ini telah mempengaruhi belajar Fa dan proyek klarifikasi-fakta. Suatu hari saat bermeditasi, saya melihat seekor singa depresi duduk di depan saya, melirik saya dengan tatapan jemu, sampai akhirnya ia pergi. Saya berpikir, “Apa gerangan yang terjadi?”

Guru berkata, “Pada Xiulian Fa Buddha anda harus gigih maju dengan gagah perkasa.” (Zhuan Falun)

Sekedar pemahaman saya, nampaknya Guru memberi petunjuk bahwa saya seharusnya tidak boleh mengendur dalam kultivasi; sebaliknya saya harus gigih maju, seperti layaknya seekor singa sejati. Bercermin pada kondisi kultivasi saya, saya menyadari lagi-lagi telah membuat Guru khawatir. Saya tidak boleh seperti itu! Saya bertekad bahwa saya harus gigih maju dan berkultivasi dengan sungguh-sungguh, dengan adanya Guru dan Fa, tidak ada yang tidak bisa diatasi.

Guru berkata,

“Xiulian harus dilakukan di tengah penderitaan agar bisa dilihat apakah anda dapat rela melepas, dapat memandang hambar tujuh perasaan dan enam nafsu anda. Jika anda terikat pada benda itu, anda tidak akan sukses berkultivasi. Segala sesuatu selalu punya Yinyuan Guanxi, manusia mengapa dapat menjadi manusia? Karena di antara manusia ada Qing, manusia adalah hidup demi Qing ini, yakni Qing keluarga, Qing antara pria dan wanita, Qing orang tua, Qing perasaan, Qing persahabatan, dalam melakukan pekerjaan juga memerhatikan aspek Qing, kesemuanya tidak dapat lepas dari Qing ini, ingin atau tidak ingin untuk berbuat sesuatu, senang atau tidak senang, cinta dan benci, segala hal dari segenap masyarakat manusia, semua berasal dari Qing ini. Jika Qing ini tidak diputuskan, anda tidak akan berhasil Xiulian. Jika manusia dapat membebaskan diri dari Qing ini, siapa pun tidak ada yang dapat menggoyahkan anda, hati manusia biasa juga tidak akan dapat memengaruhi anda, sebagai gantinya adalah belas kasih, sesuatu yang lebih mulia. Tentu saja bila ingin serta-merta memisahkan diri dari hal itu tidak mudah, karena Xiulian adalah suatu proses yang panjang, adalah suatu proses yang secara berangsur-angsur membebaskan diri dari keterikatan hati, tetapi anda perlu mematut diri dengan ketat.” (Zhuan Falun)

Saya terus melafal Fa ini sampai seluruh tubuh saya diasimilasikan olehnya. Sekujur tubuh saya dipenuhi energi yang sangat menenangkan, membuat diri saya mampu bangkit dan berjalan kembali. Patah hati yang saya rasakan sebelumnya telah berkurang secara bertahap.

“Saya merasa menyesal,” ucap saya pada suami. “Saya belum berkultivasi dengan baik, malah telah mempengaruhi latihanmu. Saya tidak ingin itu terjadi. Betapa leganya jika saya dapat mengatasi semua Qing ini sekaligus! Rasanya sangat menyakitkan. Harap bersabar dengan saya. Saya akan belajar Fa lebih banyak lagi, mencari ke dalam, dan secepat mungkin menyingkirkannya. Maukah kamu membantu?”

“Setiap kali kamu mengatakan kamu khawatir demi saya, sebenarnya itu untuk diri kamu sendiri,” katanya. “Kamu takut kehilangan kepentingan. Jika kamu dapat membayangkan diri seperti sebutir debu di alam semesta, kamu tidak akan memiliki konsep manusia.”

Apa yang dia katakan masuk akal. Saya mengira saya peduli padanya, namun sebenarnya hal itu untuk kepentingan saya sendiri. Saya seperti menyusup ke dalam tanduk lembu, tidak dapat keluar. Saya harus menyingkirkan keegoisan saya seperti yang Guru inginkan pada kita dan menjadi seseorang yang dapat hidup untuk orang lain, tanpa syarat dan tanpa keegoisan.

Pernah saya melihat suami saya memasukkan kata sandi telepon selulernya, dan saya menghafalnya.

“Jika kamu membuka seluler itu, masalahnya akan bertambah rumit dan kejahatan dapat menyelinap masuk. Apa yang kamu bayangkan akan menjadi kenyataan,” pikir saya.

Ya, melakukan secara diam-diam itu tidak benar dan tidak konsisten dengan Dafa. Saya memutuskan untuk tidak membuka ponselnya. Saya berkata dalam hati, “Saya tidak peduli dengan semua hal ini. Saya punya Guru!” Dengan seketika pikiran saya menjadi tenang. Saat duduk bermeditasi, saya melihat bagian tubuh saya, khususnya kepala, tubuh, dan kaki yang bersila ganda, membentuk aksara “Sejati,” dalam bahasa Mandarin. Saya tahu bahwa Guru mendorong saya untuk menjadi manusia yang sejati.

Sewaktu mencari ke dalam, saya melihat bahwa saya selalu ingin mengendalikannya, memperlakukannya sebagai properti pribadi. Saya berpikir bahwa dia seharusnya tidak perlu ada rahasia-rahasiaan dan menuruti saja yang saya katakan, karena harus saya yang memutuskan segalanya. Dengan begitu, saya baru merasa puas.

Contoh yang Baik dan sebuah Kunci Emas

Ada artikel berbagi pengalaman tentang seorang praktisi lansia yang menghormati Guru dan Fa. Dia duduk dengan posisi sila ganda untuk belajar Fa, dan saat memegang buku itu, dia memegangnya di depan dada dengan sebuah pikiran yang khidmat.

Saya menirunya ketika mempelajari Ceramah Dua dari Zhuan Falun selama hampir dua jam. Ini merupakan pertama kalinya saya bisa menyilangkan kedua kaki dalam waktu lama. Saya berpikir untuk melepaskan diri di pertengahan belajar, namun saya tetap bertahan. Kemudian saya merasa Guru memperkuat diri saya, sehingga rasa nyerinya agak berkurang. Ketika mampu mempertahankannya, saya dapat menahan rasa nyeri dan merasa tubuh saya dipenuhi oleh energi. Saya merasa sangat hangat dan sakral.

Ketika saya melakukan latihan Gong esok harinya, saya melihat sebuah kunci emas melayang-layang di atas dada saya. Sebentar muncul-sebentar hilang, bergerak dengan sendirinya. Ketika melihatnya dengan jelas, saya tahu itu adalah kunci untuk membuka hati saya yang terkunci. Seluruh konsep manusia saya langsung tercerai-berai saat ditembakan keluar.

Tubuh saya menjadi kecil, dan saya merasa bahwa semua keterikatan-keterikatan yang ada pada manusia telah terputus. Menatap suami saya yang sedang bersila di hadapan saya, dan seluruh lingkungan sekitarnya, segalanya terasa sangat jauh, jauh sekali. Seakan seluruh dunia tidak mampu lagi mempengaruhi diri saya, dan saya telah bebas sepenuhnya dari segala penderitaan.

Mulai saat ini, hanya Guru dan Dafa yang eksis dalam pikiran saya. Saya akan membantu Guru meluruskan Fa dan menyelamatkan makhluk hidup tanpa pamrih.