(Minghui.org) Saya adalah seorang praktisi baru yang mulai berlatih Falun Gong pada Oktober 2017. Suatu hari, saya menemukan sebuah link di Wechat (media sosial) dan menemukan berita-berita yang biasanya tidak bisa ditemukan di Tiongkok. Link itu membantu saya untuk menerobos firewall internet dan saya bisa membaca berita-berita tanpa sensor.

Juga terdapat kisah-kisah dari orang-orang yang kesehatannya meningkat dengan pesat setelah berlatih Falun Gong. Saya merasa sedikit skeptis, karena saya tumbuh besar pada tahun 1980-an dan diindoktrinasi oleh Partai Komunis Tiongkok serta ajaran ateisnya. Bagaimana bisa begitu, hanya dengan membaca sebuah buku, penyakit hilang -- bahkan penyakit yang tidak bisa disembuhkan?

Saya didiagnosis menderita psoriasis (penyakit peradangan kulit menahun) empat tahun sebelumnya dan telah berusaha mencoba segala macam pengobatan. Saya bahkan minum sup obat herbal Tiongkok yang pahit selama bertahun-tahun, namun kondisinya tetap parah dari waktu ke waktu. Pada Oktober 2017, penyakitnya kambuh lagi. Saya sudah cukup minum obat pahit dan memutuskan untuk mencoba Falun Gong.

Ketika pertama kali membaca buku Zhuan Falun, saya sering tidak memahami isinya. Tapi paragraf ini menyentuh hati saya:

“Karena dalam alam semesta ini ada sebuah prinsip, bahwa semua peristiwa yang terjadi di tengah manusia biasa, menurut ajaran aliran Buddha, mempunyai Yinyuan Guanxi -- lahir, tua, sakit, mati, memang eksis secara demikian pada manusia biasa. Sebab penyakit dan kesengsaraan seseorang ditimbulkan oleh karma karena perbuatan buruk yang dilakukan pada masa lalu, mengalami kesusahan adalah membayar utang karma, maka siapa pun juga tidak boleh sembarangan mengubahnya, bila diubah berarti setelah berutang boleh tidak membayar, lagi pula hal ini tidak boleh dilakukan sekehendak hati, bila dilakukan, berarti berbuat kejahatan.” (Zhuan Falun)

Ketika terus membaca buku tersebut, saya merasa ada sesuatu yang dingin mengalir dari kepala saya. Sekitar dua pertiga psoriasis berada di kepala saya. Saya juga merasa sakit kepala makin meningkat. Saya pikir mungkin Guru sedang membersihkan tubuh saya. Saya beberapa kali pergi ke kamar mandi selama periode waktu itu, dan beberapa tempat yang menderita psoriasis mulai terkelupas.

Beberapa hari kemudian, saya melihat kulit baru muncul di tempat psoriasis! Sejak itu, saya tidak menderita psoriasis lagi! Pada awal tahun 2018, saya mulai berkultivasi dengan tujuan yang baru. Saya tidak lagi menghabiskan waktu untuk bermain mahyong atau menonton televisi. Setelah membaca Zhuan Falun beberapa kali, saya merasa sepertinya pulang ke rumah. Saya bertanya-tanya tentang apa yang telah saya lakukan selama bertahun-tahun!

Saat mulai berkultivasi, saya mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar dan menaruh perhatian pada keterikatan hati. Di masa lalu, saya sering suka memamerkan kemampuan dan tidak mampu berhenti membual tentang betapa banyak yang saya ketahui dan betapa besar pencapaian saya. Saya suka dipuji.

Di masa lalu, ketika istri marah kepada saya, saya akan membalasnya. Sekarang saya sudah mengetahui bahwa tidak benar membalas, jadi saya mendengar keluhannya dengan perasaan tenang. Dia terkejut atas perubahan saya ini. Saya perlahan-lahan mampu lebih memperhatikan orang lain bilamana timbul konflik. Saya mengikuti prinsip Falun Gong dan menaruh perhatian pada mengultivasikan keterikatan iri hati, mentalitas bersaing, kegembiraan hati, dan lain-lain.

Ketika mulai berkultivasi, saya hanya membaca ajaran Fa dan tidak melakukan latihan Gong. Kemudian saya menyadari bahwa saya terikat pada kenyamanan. Sebagai seorang kultivator, saya perlu melakukan tiga hal dengan baik. Saya mulai mempelajari tentang bagaimana melakukan latihan Gong melalui video dan terus menerus memperbaiki gerakan saya. Saya juga mulai memancarkan pikiran lurus. Saya bahkan memasang alarm untuk mengingatkan diri sendiri.

Saya juga mulai memberitahu orang-orang tentang penganiayaan dan mendorong mereka mundur dari Partai Komunis Tiongkok serta organisasi afiliasinya. Saat melakukannya, saya melihat keterikatan rasa takut dan sentimentalitas saya. Bahkan ketika membahas penganiayaan kepada keluarga dan teman-teman, pemahaman saya terhadap ajaran Fa terbatas dan terlihat di dalam percakapan saya. Saya bertekad untuk mempelajari ajaran Fa dengan baik, memiliki pikiran lurus yang cukup, dan melakukan kewajiban saya dengan baik.