(Minghui.org) Dari hampir 100 juta orang yang berlatih Falun Gong di Tiongkok pada era 90-an, di antaranya terdapat para perwira militer baik yang masih aktif maupun purnawirawan. Berikut ini adalah kisah mereka.

Pejabat Tinggi dan Istrinya Memperoleh Kesehatan

Yang Xingfu, menjabat sebagai wakil kepala divisi, adalah seorang kolonel dari Wilayah Militer Nanjing, yang mulai berlatih Falun Gong pada bulan Juli 1996. Sebelumnya, ia menderita sejumlah penyakit, termasuk lumbar herniation disk (hernia pada punggung bawah) dan sakit punggung lainnya, artritis reumatoid, sinusitis, kanker kandung kemih dan lain sebagainya.

Dia sering merasa pusing, lelah, dan tiba-tiba ingin buang air kecil. Semua gejalanya lenyap seiring ia berlatih Falun Gong selama dua bulan. Dia merasa seperti baru dan berenergi. Dia berhenti menggunakan obat-obatan dan tidak lagi memerlukan pengobatan medis.

Yang berusaha mengikuti tiga prinsip utama Falun Gong, Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupannya sehari-hari. Dia jadi lebih peduli dan mendahulukan kepentingan orang lain hingga dipuji oleh para atasannya.

Dia terpilih sebagai perwira terbaik di divisinya pada tahun 1997, dan menempati peringkat ke-3 pada tahun 1998. Dia pergi ke Beijing dalam rangka menerima penghargaan dan memberikan pidatonya di acara tersebut. Kisahnya jadi semakin tersebar dan populer setelah surat kabar Beijing mempublikasikannya dalam artikel satu halaman penuh.

Kesehatan Yang bertambah dan ia juga menjadi ramah, toleran dan tulus. Dia merasakan kesehatan yang sejati, baik jiwa maupun raga.

Istrinya Chen Chunmei adalah seorang kepala perawat di Rumah Sakit Anak Nanjing. Dia juga menderita berbagai penyakit seperti hepatitis B, kelumpuhan otot wajah sementara, penyakit lambung, dan radang kantong empedu.

Setelah mulai berlatih Falun Gong pada bulan Juli 1996 bersama suaminya, gejala penyakitnya lenyap dalam waktu tiga bulan. Sejak saat itu ia sudah tidak menelan obat lagi. Dia juga mendapat penghargaan atas pekerjaannya dan sikapnya.

Kepala Korps Operasi Angkatan Darat Memperoleh Kesehatannya

Fang Zhiwen adalah Kepala Operasi Korps Nanjing dengan pangkat kolonel. Dia lahir di sebuah desa kecil dengan enam saudara laki-laki dan perempuan. Kondisi keluarganya melarat.

Dia menderita berbagai penyakit mulai dari: gangguan lambung (radang mukosa lambung, tukak lambung, kram perut, pendarahan lambung), penyakit gigi, penyakit anorektal (fisura anus, prolaps rektum, dan wasir), artritis, migrain, urtikaria (gatal-gatal), nefritis (kerusakan pada glomerulus ginjal), dan hepatitis.

Di bawah rekomendasi seorang purnawirawan, Fang membaca Zhuan Falun, buku utama Falun Gong pada bulan November 1996. Dia bergabung dengan tempat latihan setempat di sebuah taman bermain dalam kompleks militer.

Dia memperoleh kesehatannya kembali setelah itu. Ia menjadi bersemangat dan mudah mengatasi pekerjaan lembur. Sampai kini dia tidak pernah ke dokter selama 20 tahun.

Dia mengikuti prinsip Falun Gong, Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupannya sehari-hari dan berusaha untuk menjadi seorang yang baik. Sebagai kepala operasi korps militer, dia menangani lebih dari 10 bisnis kantor di enam provinsi.

Dia tidak pernah mencari keuntungan pribadi untuk dirinya sendiri atau untuk keluarganya dengan menyalahgunakan jabatannya. Dia juga tidak pernah menggunakan fasilitas mobil militer untuk bisnis pribadinya, bahkan jika hal itu menimbulkan ketidak-nyamanan untuknya.

Dia berpartisipasi dalam inspeksi dari perwira tinggi korps tentara, markas besar dan komisi militer pusat. Dia ikut serta dalam menangani beberapa acara konferensi dan berbagai acara besar, namun tidak pernah menyalahgunakan kekuasaannya semata-mata hanya untuk kepentingan pribadi.

Fang pernah dipindahkan ke brigade penjaga pantai sebagai wakil direktur selama 10 bulan. Dia tidak pernah menerima satu “sedekah” pun seperti yang dilakukan oleh para koleganya dari bawahan mereka, seperti hidangan laut atau kerajinan lokal.

Dia memberi donasi pribadinya ke kantor Proyek Harapan, kota Anhui, dan untuk unit kantinnya agar membeli alat penyaring asap dapur.

Setelah penganiayaan Falun Gong pada tahun 1999, para petinggi militer mengutus seseorang untuk menyelidikinya. Baik atasan maupun koleganya semua memuji sifat dan kejujurannya. Salah seorang berkata, “Akan jauh lebih baik jika seluruh karyawan bersikap sepertinya.”

Pahlawan Perang Berlatih Falun Gong

Hu Jianhua berasal dari Qianjiang, Provinsi Hubei, bergabung dengan tentara pada bulan November 1979. Dia diangkat menjadi komandan, seorang kepala komando dengan pangkat mayor. Dia berpartisipasi dalam perang Vietnam dan dikenal sebagai pahlawan perang.

Hu menderita berbagai penyakit mulai dari hipertensi, hiperlipemia, gastritis, penyakit jantung, penyakit jantung koroner, migrain, spondilosis servikal, sinusitis, faringitis kronis, sariawan, trachoma, tinitus, karies gigi, wasir, dan sciatica (nyeri pada syaraf pinggul).

Ia telah mengunjungi banyak dokter namun tidak ada yang berhasil. Kesehatannya juga tidak membaik setelah ia pensiun dari kemiliteran dan mengambil pekerjaan di Biro Industri dan Perdagangan Qiaokou, Wuhan, Provinsi Hubei tahun 1993.

Penyakit kronisnya menyebabkan beban finasial pada keluarganya dan sering mengalami konflik dengan istrinya. Kesehatannya yang memburuk juga berdampak pada pekerjaan dan karirnya.

Salah seorang koleganya memperkenalkan Hu pada latihan Falun Gong pada bulan Agustus 1995. Hu memutuskan untuk berlatih dan tak lama kemudian semua penyakitnya lenyap. Dia tidak lagi memerlukan obat-obatan dan injeksi yang telah menjadi rutin dari kehidupannya.

Dia mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar untuk menjadi seorang yang baik, bekerja keras dan tidak mencari ketenaran atau kepentingan pribadi. Dia selalu berusaha mempertimbangkan kepentingan orang lain sebelum dirinya sendiri.

Suatu ketika saat membeli perlengkapan untuk unit kerjanya. Pemilik toko memberinya 72 potong sabun tambahan akibat kelalaian. Hu mengembalikannya ke toko setelah mengetahuinya. Pemilik toko sangat terharu dan berkata, “Sulit untuk menemukan seseorang yang baik seperti anda hari ini. Falun Gong luar biasa.”

Suatu ketika ia pergi untuk membeli daging sapi untuk unit kerjanya dan menemukan satu tas telah hilang. Ia menggunakan uangnya sendiri lebih dari 100 yuan (216.000 rupiah) untuk mengganti tas yang hilang. Untuk meningkatkan kualitas makanan di kantin, dia bekerja keras dan pergi berbelanja di pasar grosir untuk mengurangi biaya.

Unit tempat kerjanya memberikan ia sepeda roda tiga dan membiarkan ia memakainya untuk pulang ke rumah. Dia mengikuti aturan dan tidak pernah mengambil keuntungan. Saat unitnya mengalokasikan apartemen, dia tidak mengeluh karena tidak mendapatkan bagiannya, meski beberapa anggota timnya mendapatkan sebelum dia.

Ada banyak contoh yang menunjukkan bahwa Hu adalah orang baik. Kerja kerasnya dan selalu memikirkan kepentingan orang lain, telah mendapat pujian dari para koleganya. Dia dikenal sebagai pekerja teladan dan pegawai negeri yang baik setiap tahun.

Lampiran

Pejabat korup telah menjadi hal yang lumrah di Tiongkok sejak era 80-an. Banyak pejabat tinggi yang baru-baru ini ditangkap dan dipenjara, memiliki sejumlah permata, perhiasan, emas atau valuta asing yang mereka kumpulkan dari uang sogokan berasal dari mereka yang menuntut kekuasaan. Banyak pejabat di Tiongkok tidak bekerja untuk rakyat, namun malah menyelewengkan kekuasaannya untuk menimbun kekayaan pribadi.

Namun para pejabat yang disebutkan di atas mematut diri dengan Sejati-Baik-Sabar dan tidak mencari keuntungan pribadi demi kekuasaan mereka. Kebaikan dan karakter tulus mereka telah memberi pengaruh pada semua orang yang mengenalnya.

Sayangnya, Jiang Zemin, kepala Partai Komunis Tiongkok saat itu, mengeluarkan putusan untuk menganiaya Falun Gong pada tahun 1999. Orang-orang terhormat dan baik ini dianiaya: dipaksa untuk pensiun dari militer, dipenjara, bahkan dibunuh.

Yang Xingfu ditahan dan dipenjara di sebuah kamp kerja paksa sebanyak tiga kali dalam enam tahun. Istrinya Chen Chunmei ditahan sebanyak tiga kali dan dipenjara di kamp kerja paksa selama satu tahun.

Mereka sering dimasukkan ke sesi pencucian otak. Aparat juga menggeledah rumah mereka sebanyak 10 kali. Pada bulan Desember 2016, Chen Chunmei meninggal dunia akibat penganiayaan yang dia alami. Ia meninggal di usia 62 tahun.

Fang dipaksa pensiun dari kemiliteran pada tahun 2000. Dia ditahan dan dipenjara di sebuah kamp kerja paksa.

Hu Jianhua dipecat dari tempat kerjanya dan ditarik dari layanan publik. Dia mendapat sesi pencucian otak sebanyak dua kali. Dia dipenjara di sebuah kamp kerja paksa selama satu tahun. Setelah itu ia divonis tujuh setengah tahun penjara. Ia menderita berbagai metode penyiksaan selama menjalani hukuman.

Latar Belakang

Falun Gong pertama kali dipublikasikan pada tahun 1992. Hampir 100 juta orang di seluruh Tiongkok berlatih Falun Gong setelah mengalami peningkatan terhadap kesehatan maupun pada watak mereka. Jiang Zemin, mantan kepala Partai Komunis Tiongkok (PKT), merasakan aliran spiritual ini akan menjadi ancaman bagi ideologi ateis PKT, seiring semakin meningkatnya popularitas Falun Gong. Maka pada tanggal 20 Juli 1999, Jiang Zemin mengeluarkan perintah untuk melarang Falun Gong.

Minghui.org telah mengkonfirmasi ribuan korban dari praktisi Falun Gong yang meninggal selama penganiayaan yang berlangsung selama 18 tahun terakhir. Angka korban sebenarnya masih diyakini lebih besar lagi. Banyak praktisi yang ditahan dan disiksa karena keyakinan mereka. Sejumlah bukti menunjukkan bahwa panen organ PKT berasal dari para praktisi yang ditahan, yang tewas dalam prosesnya, untuk memasok industri transplantasi organ.

Di bawah perintah langsung Jiang Zemin, PKT mendirikan Kantor 610, sebuah instansi keamanan di luar kerangka hukum dengan kekuasaan yang melebihi kepolisian dan sistem yudisial. Fungsi utamanya adalah melakukan penganiayaan terhadap Falun Gong. Tak terhitung praktisi maupun keluarga korban yang menderita karenanya.