(Minghui.org) Saya adalah seorang siswa muda perguruan tinggi yang telah berlatih Falun Dafa hampir selama tiga tahun. Walaupun saya belajar Fa setiap hari, memancarkan pikiran lurus, dan mengklarifikasi kebenaran, setiap hari saya menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton film, acara TV, dan video di Internet, yang membuat saya malas dan berpikiran lemah. Saya tahu kegiatan ini sangat buruk, tetapi saya kecanduan pada itu.

Saya mencoba berbagai cara untuk berhenti, tetapi tidak bisa melewatinya karena sering terganggu oleh hiburan dan kenyamanan manusia biasa. Kurangnya disiplin diri sangat mempengaruhi kultivasi saya. Saya sering menunda-nunda dan tidak melakukan dengan baik tanggung jawab biasa saya.

Rekan sekamar saya juga adalah praktisi Dafa, dan kami berdua masuk ke perguruan tinggi yang sama. Ia adalah praktisi baru, tetapi ia sangat rajin dan tidak pernah membuang-buang waktu. Ia menghindari menonton film dan tidak terjebak dalam kehidupan manusia biasa.

Suatu hari saya sedang menonton film ketika rekan sekamar saya masuk dan mengajak saya berbicara. Ia merasa lelah melihat saya membuang-buang waktu begitu banyak, jadi kami berbicara tentang masalah ini. Setelah berbincang-bincang, ia berkata kepada saya, “Kamu tahu, mungkin saya terlihat tidak banyak berupaya untuk tetap fokus, tetapi sesungguhnya, saya setiap hari menghabiskan sekitar 80 persen energi saya hanya untuk mengekang pikiran negatif saya.”

Mendengar ini saya terkejut, karena saya selalu mengira bahwa rajinnya dia dan toleransinya yang tinggi adalah perwujudan dari sifat alaminya. Tetapi sesungguhnya setiap hari dia berusaha sangat keras hanya untuk mengendalikan pikirannya! Upayanya internal, jadi saya tidak dapat melihatnya.

Ketika saya membandingkan diri saya dengannya, saya menyadari betapa jauhnya saya dari sungguh-sungguh menjadi rajin. Bahkan walaupun saya melakukan tiga hal setiap hari, saya tidak mengultivasikan pikiran saya dengan baik. Banyak dari energi saya yang terbuang pada tingkah laku dan pikiran manusia biasa, dan bahkan lebih banyak energi yang terbuang untuk secara terus menerus membersihkan elemen negatif yang ada di pikiran saya setelah memuaskan diri dengan tingkah laku manusia biasa itu. Saya tidak menyadari hingga saat itu betapa pentingnya untuk fokus pada pengekangan diri dalam kultivasi.

Ada orang yang mungkin berpikir, “Jika saya menggunakan 80 persen energi untuk mengendalikan pikiran saya, bukankah saya akan kekurangan energi untuk mencapai tujuan.” Sesungguhnya, ketika saya mencoba mengendalikan pikiran saya dengan cara ini, saya mendapatkan hasil yang berbeda. Memberikan saya lebih banyak kebebasan, dan dapat menyelesaikan sesuatu hanya dengan separuh waktu. Saya dapat dengan mudah melepaskan menonton film dan kebiasaan buruk lainnya. Saya sekarang jarang membuang-buang waktu, dan pikiran saya biasanya sangat jernih. Sesungguhnya jauh lebih efisien dan sehat bagi praktisi untuk melakukan upaya bersama untuk mengekang pikiran kita.

Dengan perubahan ini, saya bisa lebih banyak mengklarifikasi kebenaran dan menyelamatkan makhluk hidup, melakukan pekerjaan dengan lebih baik di sekolah, belajar Fa lebih banyak, dan lebih percaya diri. Saya juga dapat merasakan kekuatan pikiran lurus saya yang meningkat menerobos banyak rintangan di dimensi lain.

Suatu hari bos di tempat kerja paruh waktu saya berkata kepada saya, “Kamu telah mengerjakan semua yang kami minta kamu lakukan, dan kamu mengerjakannya dengan baik.” Saya merasa Guru sedang menyemangati saya melalui kata-kata bos dan memberi tahu saya bahwa saya akhirnya berada di jalur yang benar.

Kadang-kadang, ketika saya berbicara kepada orang biasa tentang Dafa, mereka memberi tahu saya, adalah tidak sehat untuk menekan emosi dan keinginan, dan bahwa pengekangan diri dan toleransi tidak baik bagi kesehatan mental. Saya dulu juga berpikir seperti itu, terutama karena negara-negara Barat menekankan ekspresi pribadi dan individualitas.

Tetapi baru-baru ini, saya menyadari “pengekangan diri” dalam kultivasi sesungguhnya sangat berbeda dengan “menekan perasaan dan keinginan” yang disebut oleh manusia biasa. Penting bagi kita untuk tidak menutup-nutupi pikiran buruk dan keterikatan dan terus-menerus memperkuat mereka. Kita harus mengungkap mereka agar tidak menciptakan masalah lebih banyak lagi. Itu adalah apa yang seorang kultivator harus lakukan.

Guru berkata:

“Bagaimana jika anda tidak dapat melepaskan karma-pikiran? Saya katakan pada anda bahwa konsep pikiran seorang manusia tidak hanya terbentuk pada satu masa kehidupan, tetapi terkumpul dari kehidupan demi kehidupan. Bahkan mereka muncul pada bagian yang sangat dalam dari tubuh anda; tidak pada permukaan saja. Apa yang harus dilakukan dengan hal itu? Karena anda berlatih kultivasi terus-menerus, anda akan mengurangi dan melepaskannya -- anda sedang melakukan itu. Kemudian sebelum anda mencapai kesempurnaan, pikiran anda masih menghasilkan karma dan hal ini masih muncul. Maka anda harus menemukan cara untuk mengekang dan mengatasinya -- inilah Xiulian!” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Singapura”)

Pemahaman saya adalah pengekangan diri seorang kultivator adalah dengan aktif menghadapi pikiran buruk begitu pikiran itu muncul dan kemudian mengekangnya serta memusnahkannya. Ini adalah pengekangan diri yang sejati. Ini membutuhkan energi, tetapi ini adalah satu-satunya jalan untuk sungguh-sungguh menyingkirkan pikiran buruk kita. Jika kita melakukan ini setiap saat, kita akan terus menerus membuat kemajuan besar dalam kultivasi kita!