(Minghui.org) Liburan musim panas 2017 semakin dekat saat saya bertanya kepada Guru di dalam hati, "Apakah Anda masih menerima saya sebagai pengikut Anda? Saya tidak belajar Fa selama dua tahun." Selama dua tahun itu, saya telah tersesat dalam dunia manusia. Saya tahu perlu kembali berlatih Falun Dafa, tapi saya sangat dipengaruhi oleh nama, kepentingan, dan sentimentalitas [Qing].

Tersesat di Dunia

Saya mengajar di sekolah dasar. Orang tua murid sering datang ke kantor dan mengeluh. Saya terlalu malu untuk berbicara, jadi saya mengesampingkan harga diri dan menerima kritik mereka. Kemudian, saya akan sedih, sendirian di kantor. Saya sering mengagumi guru yang berani berbicara dan menantang orang tua. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka hanya melindungi diri mereka sendiri.

Saya berusaha menjadi lebih berani seperti guru lainnya, namun dengan berbuat demikian saya membuat batas antara saya dan para orang tua. Ketika orang tua datang menemui saya, saya membela harga diri dan sering bersikap kasar. Terkadang, saya merasa bersalah karena melakukan intimidasi terhadap mereka, terutama saat mereka menyulitkan saya, tapi saya hampir tidak bisa mengendalikan diri dan benar-benar lupa bahwa saya adalah seorang praktisi.

Salah seorang murid saya dipukuli oleh sekelompok siswa lainnya. Mereka meminta maaf, tapi orang tua anak itu masih bingung kenapa anak mereka diperlakukan dengan sangat buruk. Saat berbicara dengan orang tua, saya bersikap seolah mereka melebih-lebihkan, dan saya mengkritik mereka. Mereka menjadi kesal dan kami semua berdebat. Kemudian, mereka menyampaikan keluhan kepada kepala sekolah. Saya menolak menerima kenyataan bahwa saya salah. Saya berpikir bahwa mereka sengaja membuat masalah.

Saya menjadi lelah dengan semua pertengkaran ini. Saya tahu jauh di lubuk hati bahwa itu salah, dan saya ingin menjadi seorang praktisi lagi. Saat liburan musim panas tiba, saya berbicara dengan Guru di dalam hati, "Guru, saya membutuhkan bantuan untuk kembali ke jalan kultivasi. Saya ingin menjadi pengikut Guru."

Kembali Berkultivasi

Segera, seorang praktisi datang mengunjungi saya dan mendorong saya untuk kembali ke Falun Dafa. Jadi, saya membaca Fa lagi. Guru tidak mencampakkan saya.

Sejak itu, saya sering berkata, "Saya tidak akan pernah meninggalkan kultivasi lagi." Namun, di masa lalu, saya tidak tahu bagaimana memperbaiki diri meskipun saya mempelajari buku ini setiap hari.

Guru menulis:

"Belajar Fa mendapatkan Fa.
Banding belajar banding kultivasi.
Cocokkan setiap masalah.
Dapat melakukannya berarti berkultivasi."
("Berkultivasi Nyata" dari Hong Yin)

Fa sering datang ke dalam pikiran saya setelah saya berkonsentrasi. Sewaktu saya memahaminya, Guru membimbing saya cara mengultivasi diri sendiri.

Ketika saya membaca brosur berjudul "Melenyapkan Budaya Partai Komunis," saya menyadari alasan mengapa saya berpikir bahwa tidak apa-apa untuk berkonflik dengan orang tua di masa lalu. Itu karena saya dipengaruhi oleh kebudayaan Partai. Keegoisan bukanlah salah satu sifat alami saya. Sebagai seorang praktisi, saya perlu mencari ke dalam dan tidak bertengkar.

Saya mengalami mimpi -- beberapa orang tua murid dengan agresif berdebat dengan saya, tapi saya tetap tenang dan hanya membalas dengan senyuman.

Saya telah melenyapkan keterikatan pada kebencian dan pertengkaran, tapi terkadang skenario melawan orang tua akan muncul dalam pikiran. Saya tahu inilah karma pikiran yang menstimulasi mentalitas berkelahi saya. Namun saya tidak tertipu. Dafa telah memperluas pikiran saya.

Dalam mimpi lain, saya mengklarifikasi fakta kepada seorang teman. Dia berkata, "Berdasarkan tingkah lakumu, saya tidak dapat menerima Falun Dafa." Dalam mimpi yang sama, saya harus menyeberangi jurang yang curam dengan naik bus. Saya lah yang terakhir naik. Ketika bus melewati tengah jurang, kami melihat penjual yang menyediakan banyak tas mewah. Beberapa penumpang muda melompat keluar dari bus untuk membeli tas. Mereka mengangkat tas dengan gembira. Tapi, tidak bisa kembali naik bus dan terjebak di dalam jurang selamanya.

Setelah saya bangun, saya menyadari bahwa saya suka pada tas merek terkenal. Dengan mencari ke dalam, saya menemukan tiga keterikatan lagi: kesombongan, persaingan, dan iri hati.

Guru berkata,

"Saya beritahu anda sebuah prinsip sejati, bahwa proses Xiulian seutuhnya yang dialami seseorang adalah suatu proses yang terus menerus menyingkirkan keterikatan hatinya." (Zhuan Falun)

Sebagai seorang praktisi, saya perlu melepaskan segala macam keterikatan dan memikirkan orang lain terlebih dahulu. Bagaimana saya bisa meyakinkan orang bahwa Falun Dafa begitu mengagumkan jika saya sangat mementingkan keterikatan semacam itu?

Setiap pikiran terpapar di depan semua Dewa di ruang dimensi lain, dan setiap gerakan dan tindakan diamati oleh teman dan kolega kita. Kita harus membuktikan kebenaran Fa melalui perilaku dan kata-kata kita. Setiap pikiran yang tidak benar disebabkan oleh keterikatan. Karena itu, mari kita jaga pikiran kita dengan benar dan berkultivasi kembali ke jati diri kita yang sejati.