(Minghui.org)

Karena saya menolak melepaskan Falun Gong, saya ditangkap secara ilegal oleh polisi lokal dan dibawa ke pusat pencucian otak pada bulan September 2001. Setelah dilepaskan, ibu mertua tidak mau saya berkunjung ke tempatnya, meski saya sudah mengingatkan bahwa karena Falun Gong saya dapat sembuh dari segala penyakit dan menghilangkan kebiasaan buruk saya.

Karena rumahnya tidak ada saluran air, saya mengisi tangki airnya dari sumur di perkarangan belakang. Dalam perjalanan ke rumah, saya meneteskan air mata dan merasa dirugikan. Saya bertanya pada diri sendiri, “Apakah kamu masih seorang kultivator?”

Guru Li berkata:

Bersabar dengan marah dan benci, merasa dipersalahkan, menahan air mata, itu adalah bentuk kesabaran dari seorang manusia biasa yang terikat oleh rasa khawatir. Sama sekali tidak timbul marah dan benci, tidak merasa dipersalahkan barulah merupakan kesabaran dari orang Xiulian.” (“Apa yang Dimaksud Kesabaran?” dari Petunjuk Penting Gigih Maju)

Mengingat hal ini membuat pikiran saya jadi terbuka. Saya tidak lagi sedih dan terus mengunjungi ibu mertua.

Mengatasi Penderitaan dengan Baik

Dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit dan menyehatkan tubuh, saya mulai berlatih Falun Gong dan dalam waktu sebulan saya sembuh dari segala penyakit. Di samping itu, sebuah luka besar di wajah saya menghilang. Setelah membaca Zhuan Falun, sebuah buku ajaran Falun Gong, saya jadi memahami makna dari kehidupan.

Saya dulu bekerja di perusahaan milik negara. Saya bergaul dengan semua orang -- baik itu dari keluarga suami maupun keluarga saya. Setelah Partai Komunis Tiongkok (PKT) melancarkan penganiayaan Falun Gong, saya diberhentikan dan dikucilkan dari keluarga karena dampak dari kebijakan asosiasi PKT.

Meski suami saya memiliki dua orang kakak laki-laki, orang tuanya lebih memilih tinggal di rumah kami setelah kami berdua menikah. Ketika ayah mertua tidak sengaja membuang air besar di atas kasurnya, mertua perempuan saya langsung membuang selimutnya ke perkarangan. Saya membersihkan mereka tanpa mengeluh, meski saya sempat muntah saat mencuci seprainya.

Ayah mertua saya pada waktunya makan perlu disuapi, ia meminta saya untuk melakukannya, dan saya tidak pernah mengeluh. Ibu mertua mengkritik saya dengan suara keras untuk membangunkannya. Ipar perempuan saya berkata bahwa ibunya akan terus mengkritik saya karena saya berlatih Falun Gong.

Saya berkata, “Jika saya tidak berlatih Falun Gong dan ibu kamu memperlakukan saya seperti itu terus menerus, apakah kamu pikir saya akan memperlakukan ia dengan baik? Bukankah prinsip Falun Gong yang mengajarkan saya untuk lebih toleran.”

Suami saya juga kehilangan pekerjaannya, membuat situasi keuangan kami menjadi mengkhawatirkan. Kami disarankan untuk menyewakan kamar cadangan kami, yang seharusnya tidak mempengaruhi orang tua suami saya. Namun, salah satu saudara laki-lakinya dan perempuannya mengatakan bahwa kami tidak boleh menyewakan kamar. Kami memutuskan untuk tidak bertengkar dengan mereka.

Saya berpikir, “Saya seorang praktisi maka saya tidak boleh berdebat dengan mereka tentang hal ini. Namun, tidak dapat mengambil keputusan di rumah saya sendiri merupakan keterikatan menyakitkan yang perlu disingkirkan.

Putri sulung mertua perempuan saya memiliki ladang sayuran di perdesaan. Setiap kali dia mengunjungi ibunya, dia akan membawa beberapa bundel sayuran yang berbeda. Ibu mertua selalu memberikan bungkusan sayuran yang paling buruk dan paling kecil pada saya. Saya tidak pernah keberatan dan menerima mereka dengan senyuman.

Melewati Ujian Kultivasi

Beberapa hari sebelum memasuki Malam Tahun Baru 2006, saya dan suami datang ke rumah bersama anak kami setelah menjadi tuna wisma beberapa waktu. Kami ditangkap oleh petugas Kantor 610 dan beberapa polisi. Kami berdua dipukuli di rumah dan jatuh tak sadarkan diri. Suami saya dipukul sepanjang malam, diberi kejutan listrik, disundut dengan rokok, dan mengalami penyiksaan lainnya. Tidak ada bagian dari tubuhnya yang tidak terluka.

Kami dibawa ke sebuah pusat tahanan, dan 10 hari kemudian dibawa ke pusat pencucian otak di kota. Ipar perempuan saya datang ke pusat pencucian otak untuk menjenguk suami, namun dia tidak datang mengunjungi saya. Ketika kami kembali ke rumah, mereka enggan melihat saya. Dua saudara dari suami berencana memaksa kami berdua untuk bercerai.

Mereka menjadikan suami saya sebagai seorang tahanan di rumah mereka dan berencana mengirim saya ke rumah orang tua saya. Saya menolak untuk pergi. Salah satu saudara ipar saya memanggil kakak laki-laki sulung mereka dan memberitahu dia dan istrinya bahwa latihan Falun Gong-lah yang menyebabkan adik mereka dianiaya, jadi mereka ingin kami berdua bercerai.

Saya tahu perilaku mereka merupakan sebuah ujian. Tidak peduli seberapa buruknya mereka memperlakukan saya, saya tidak menyimpannya dalam hati. Sebaliknya, saya menyelamatkan suami saya dari rumah mereka.

Ketika sepasang suami-istri tengah memasang pintu untuk rumah saya, ibu mertua berseru, “Apa kamu ingin mengusir saya pergi? Tidak, saya tidak mau pergi!” Saya dan suami saling memandang dengan senyum ketika menyadari bahwa ini merupakan satu lagi ujian bagi saya untuk meningkatkan Xinxing.

Pasangan ini berkomentar bahwa rata-rata tidak ada orang yang tahan dengan ibu mertua saya, bagaimana ia tinggal dan memperlakukan saya seperti itu bahkan meski saya bersikap baik padanya. Pria ini mengatakan pada istrinya, “Dia sangat baik karena dia berlatih Falun Gong. Mungkin kamu bisa belajar Falun Gong darinya.”

Membuat sebuah Terobosan

Pada awal musim dingin 2014 yang disertai salju lebat, ibu mertua saya mengalami luka bakar di bagian pahanya dan membutuhkan pertolongan. Sedangkan ibu saya tinggal di rumah saya di kota, Jadi saya harus mondar-mandir di antara dua tempat tinggal ini untuk merawat kedua wanita itu.

Saya memasak makanan yang baik, pergi ke pasar swalayan untuk membeli makanan lezat, dan mencuci pakaian kotor ibu mertua. Dua minggu kemudian, luka bakarnya sembuh.

Salah satu putri dan suaminya datang berkunjung. Ibu Mertua saya memberitahu mereka betapa baik saya merawat dirinya dan juga membelikan makanan untuknya. Putrinya sangat tersentuh, dan suaminya berkata pada saya, “Ibu mertua bilang kamu yang terbaik, saya percaya; saya sungguh percaya.”

Pada tahun-tahun itu, tak peduli seberapa buruknya saya diperlakukan oleh kedua kakak suami saya, saya memperlakukan dia dengan keramahan serta berperilaku sopan setiap kali dia mengunjungi ibunya. Saya dan suami akan membawa anak kami untuk melihatnya dengan membawa oleh-oleh selama festival Tionghoa berlangsung.

Dia menyadari bahwa dia tidak pernah memperlakukan saya dengan baik, jadi dia memberi anak saya beberapa ratus yuan dalam sebuah ampau pada Tahun Baru Imlek, sepertinya untuk menutupi perilaku masa lalunya. Saya tahu bahwa kultivasi belas kasih dan kesabaran dari Dafa telah menyentuh diri mereka dan seluruh keluarga mereka.

Menjelaskan Fakta tentang Falun Gong

Lima tahun yang lalu, kami harus menghemat anggaran, maka kami membangun rumah untuk disewakan. Hampir setiap keluarga yang menyewa rumah kami setuju untuk mengundurkan diri dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi mudanya. Teman-teman mereka yang berasal dari kampung halaman atau satu lokasi dengan mereka, semua mendengarkan klarifikasi fakta.

Mertua perempuan saya terkadang ketakutan, namun ia tidak lagi menentang saya, tak peduli berapa lama atau pada siapa saya berbicara tentang Falun Gong.

Pada setahun sebelumnya ibu mertua mengalami sakit, dan telah diperiksa di empat rumah sakit. Baik putra maupun putrinya bergantian merawatnya; dua orang sekaligus. Dua putri tertuanya ingin mengunjungi dia bersama saya karena saya selalu menawarkan diri untuk membersihkan limbah tubuhnya.

Banyak dokter, perawat dan pasien mengira saya adalah putrinya. Saya memberitahu mereka bahwa saya adalah menantunya dan seorang praktisi Falun Gong. Mereka berkata perilaku saya sangat bertentangan dengan apa yang diberitakan tentang Falun Gong di TV. Banyak orang di kamar pasien mendengarkan saya dan 20 orang setuju untuk mengundurkan diri dari PKT dan organisasi mudanya.

Ibu mertua saya mengatakan pada saya bahwa sayalah satu-satunya orang yang dapat dia andalkan setelah pulang dari rumah sakit.

Dia tetap sehat setelah keluar dari rumah sakit sampai beberapa bulan kemudian, tiba-tiba dia mengatakan bahwa dia akan meninggal. Keesokan paginya, dia meninggal. Saya menyadari bahwa ini dikarenakan dia telah menerima fakta kebenaran tentang Falun Gong sehingga ia meninggal tanpa menderita.

Mewakili Kebaikan Falun Gong

Melalui perkataan dan perilaku saya, keluarga suami, kerabat saya, dan para tetangga kami semua jadi mengetahui bahwa Falun Gong baik.

Orang yang paling keras kepala di keluarga salah satunya adalah suami kakak ipar saya. Tidak terhitung berapa kali saya memberitahu dia tentang kebaikan Falun Gong dan memberikan informasi melalui DVD dan selebaran. Namun akhirnya ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari PKT.

Anakya yang bekerja di kantor kejaksaan, menolak mendengarkan saya atau menerima tabloid informasi Dafa yang diberikan oleh suami saya secara berkala. Namun, ibunya menyuruh dia membawanya pulang dan membaca satu per satu dengan saksama -- ia lalu mengundurkan diri dari PKT.

Keponakan-keponakan saya yang menerima Falun Gong telah mendapat manfaat, mereka menerima manfaat dan bisnisnya mengalami kemajuan. Salah satu keponakan suami saya berhasil lulus ujian untuk masuk menjadi instruktur resmi di perguruan tinggi.