(Minghui.org) Festival Lentera menandakan dengan resmi berakhirnya perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada tanggal 2 Maret tahun ini. Selain makan kue beras yang manis, salah satu tradisi penting festival ini adalah menikmati berbagai macam lentera.

Praktisi Falun Gong dari Chiayi, Taiwan, membawa sebuah kapal lentera besar dan dua lusin patung lentera ke expo lentera lokal yang diadakan dari tanggal 16 Februari hingga 11 Maret 2018.

Kapal lentera raksasa buatan praktisi

Kapal itu dikelilingi oleh lentera, dan praktisi di atas kapal memperagakan latihan Falun Gong dan menampilkan tarian tradisional Tiongkok. Selain kapal, juga ada sebuah lentera bola dunia yang menandakan bahwa Falun Gong telah dilatih di seluruh dunia.

Lentera bola dunia menandakan Falun Gong dilatih di seluruh dunia

Pengunjung terkesan dengan besarnya kapal. Li [pria] dari Taoyuan berkata dengan gembira, “Saya telah melihat banyak lentera, tetapi belum pernah melihat yang sebesar ini. Saya beruntung bisa naik ke atas kapal untuk menikmati lentera. Ini adalah simbol dari keberuntungan. Terima kasih, Falun Gong.”

Pengunjung berfoto bersama praktisi di depan lentera Falun Gong

Seorang wanita dari Kaohsiung terkesan dengan lentera Falun Gong. Seorang praktisi memberi tahu, “Kapal lentera raksasa adalah sebuah simbol kembali ke kebudayaan tradisional. Kami, praktisi Falun Gong, membuatnya dengan hati kami, dengan harapan dapat membawa berkah kepada pengunjung.”

Di samping kapal ada sebuah layar besar yang menampilkan sebuah pratayang Shen Yun Performing Arts. Praktisi membagikan selebaran Falun Gong dan memperagakan latihan di atas kapal.

Seorang pejabat pemerintah berkata, “Lentera Falun Gong luar biasa. Mereka mempersembahkan pesan yang indah.”

Li dari Taoyuan menanyakan praktisi, “Mengapa Partai Komunis Tiongkok menindas latihan yang begitu damai dan indah ini?”

Seorang praktisi memberi tahu bahwa prinsip-prinsip pembimbing Falun Gong, Sejati-Baik-Sabar, bertentangan dengan filosofi kekerasan komunis.

Li terkejut mendengar tentang kebrutalan penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok, termasuk pengambilan paksa organ. Perlawanan damai praktisi membuatnya semakin tertarik untuk mempelajari latihan ini.