(Minghui.org) Perceraian telah menempatkan saya di sebuah persimpangan. Tujuh tahun pernikahan telah berakhir, dan saya harus kehilangan hak asuh anak. Tanpa didampingi pasangan, tiba-tiba saya harus menghidupi diri sendiri.

Dengan minim pengalaman kerja, saya menemui penolakan di bursa kerja. Saya memikirkan tentang betapa baiknya bisa menemukan sebuah kediaman spiritual dan meninggalkan kekhawatiran di dunia fana ini!

Kehidupan membawa saya ke perjalanan yang tak terduga hingga akhirnya mengantar ke tujuan saya. Selama satu tahun, saya mendekatkan diri pada agama Buddha, Tao di Pegunungan Wudang, dan akhirnya menjadi seorang praktisi Falun Dafa.

Pekerjaan Buddhis

Saya mempelajari sebuah pekerjaan di sebuah perusahaan yang mempromosikan budaya agama Buddha. Saya memotong rambut saya menjadi pendek, membawa koper kecil, dan terbang ke tempat ikon Buddhis untuk mendapatkan kesempatan.

Setelah beberapa bulan kemudian, saya menyadari tempat itu sangat jauh berbeda dengan bayangan saya sebagai tempat suci agama Buddha. Atasan saya yang memiliki ratusan pengikut di dunia maya, sering membicarakan perihal menyelamatkan makhluk hidup dari penderitaan. Dia sendiri adalah seorang mentor yang sangat dihormati. Namun menurut saya, kehidupan pribadinya sangat kacau. Dia terlibat hubungan asmara dengan beberapa wanita Buddhis.

Diingatkan dengan masalah keluarga, saya mengambil cuti panjang dan kembali ke rumah. Ketika siap untuk babak baru dalam hidup saya, saya bertanya-tanya ke mana jalan yang akan saya tempuh.

Gunung Wudang

Seorang teman menyarankan ke Taoisme dan merekomendasikan saya untuk bertemu dengan seorang pendeta Tao berusia 86 tahun, di Pegunungan Wudang. Pegunungan Wudang terletak di sebelah barat laut, Provinsi Hubei, dan menjadi salah satu tempat tujuan sakral bagi Taoisme.

Saya pergi ke sana dan bertemu dengan seorang pria tua di Institut Taoisme, tempat ia tinggal. Dia sangat baik, riang gembira dan polos seperti anak kecil. Ia mengabdikan hidupnya untuk mempelajari Buku Perubahan [Yi Jing] dan alkimia. Dia dapat berbicara dengan tumbuh-tumbuhan, batu, dan matahari. Dia sering memiringkan kepalanya saat dirinya tengah berlatih. Dia memberitahu saya bahwa dia sedang mendengarkan para gurunya di surga.

Suatu hari kami sedang berada di luar institut, saat itu dia memberitahu saya -- akan mengangkat saya sebagai muridnya. Dia bertanya apa yang ingin saya pelajari dari dia. Terus terang saya tidak tahu. Saya bertanya-tanya tentang arti dari kehidupan, tetapi saya tidak memikirkan apa yang harus saya pelajari. Saya hanya ingin menemukan lingkungan yang baik dan sebuah suaka dalam hidup saya. Saya tidak tahu perihal apa pun mengenai kultivasi.

Beberapa hari kemudian, sebuah perkelahian terjadi di halaman institut. Muridnya dan putri dari seorang guru Taois -- terlibat perkelahian. Taois ini mencoba menengahi, namun muridnya mencakar wajahnya, hingga berdarah. Saya sangat terkejut.

Meski Taois tua ini baik hati, wanita yang merawatnya bersikap bermusuhan dengan saya. Dia sering menegur saya tanpa alasan. Saya menyadari bahwa tempat saya bukan di sini. Saya pergi dan kembali ke dunia fana.

Falun Dafa

Saya mengenal seorang bibi. Pengetahuan dan persepektifnya menyegarkan, sangat menarik buat saya. Saya merasa dia sangat berbeda dari kebanyakan orang yang saya kenal. Dia sangat ramah dan peduli pada saya. Atas rekomendasinya, saya mulai mempelajari Falun Dafa pada bulan September 2016.

Ketika saya lebih banyak mengenal praktisi Falun Dafa, saya menyadari bahwa kelompok ini penuh dengan orang-orang seperti bibi: baik dan tanpa pamrih.

Dalam selang 10 hari berlatih, kulit saya berubah menjadi putih dan halus lembut. Masa mensturasi saya menjadi teratur. Masalah konstipasi yang mengganggu saya lebih dari satu dekade hilang dalam waktu empat bulan.

Lebih penting lagi saya jadi bahagia. Kesedihan dan depresi ringan yang menyelimuti saya selama delapan tahun lenyap sudah! Saya mengalami suka cita kedamaian dan hampir serasa terlahir kembali. Orang-orang yang mengenal saya menyadari bahwa ada perbedaan dalam kepribadian saya: karena dulu saya orang yang sombong, khas seorang wanita yang manja. Saya kini belajar untuk memikirkan orang lain dan toleran!

Selama periode singkat berkultivasi, saya telah menyesuaikan diri dengan prinsip Falun Dafa; Sejati-Baik-Sabar. Saya merasakan keajaiban latihan Falun Dafa yang telah membawa sejumlah perubahan pada diri saya. Saya bisa merasakan perlindungan dan bimbingan dari Guru Li (pendiri) setiap waktu kepada kami semua, selain itu saya juga merasakan kehadiranNya.

Sebagai contoh, saya mengunjungi kampung halaman saya selama liburan Tahun Baru Imlek. Saya bertemu dengan mantan teman sekelas dan memberitahu dia tentang penganiayaan Falun Dafa dan juga Falun Dafa baik, serta propaganda kebohongan dari Partai Komunis Tiongkok. Dalam perjalanan pulang, sebuah mobil memercikan lumpur dan salju ke baju baru saya. Saya langsung tidur ketika pulang, karena merasa kelelahan. Saya rencananya akan membersihkan baju baru tersebut pada keesokan paginya. Namun, ketika baju itu ingin dicuci, saya tidak dapat menemukan noda kotorannya!

Saya sedang melakukan meditasi Falun Dafa di ruang tamu pada suatu pagi. Saya duduk di sofa seberang TV. Ketika selesai meditasi, saya melihat sebuah cahaya perak yang terang memancar dari dada saya menjurus ke arah TV. Terangnya seperti nyala obor!

Saya pernah membaca Zhuan Falun sebelum tidur. Ketika hendak mematikan lampu di atas meja, saya melihat cahaya keemasan memancar dari Falun di atas sampul buku saya ke arah selimut…

Saya sungguh bersyukur karena bisa menjadi praktisi Falun Dafa.