(Minghui.org) Empat wanita disidangkan di Pengadilan Wujiang, Kota Suzhou atas dakwaan “pelanggaran Pasal 300 Hukum Pidana,” menyatakan bahwa mereka yang menggunakan organisasi sesat untuk mengganggu penegakkan hukum harus dituntut semaksimal mungkin.

Zhao Xiuzhen, usia 74 tahun, dan Liu Ximei, usia 66 tahun, ditangkap pada tanggal 11 Mei 2017. Cao Zhiying, usia 60 tahun, dan Huang Zheng, usia 76 tahun, dibawa ke tahanan pada hari berikutnya. Keempat wanita ini ditangkap setelah dilaporkan karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang ditindas oleh rezim komunis Tiongkok.

Zhao, Cao, dan Huang adalah warga setempat, sementara Liu tinggal di Provinsi Zhejiang dan sedang mengunjungi saudarinya di Suzhou saat itu. Ada delapan pengacara mewakili mereka dalam persidangan bersama pada tanggal 6 Maret 2018. Pengacara membantah tuduhan dan bukti yang perlu dipertanyakan terhadap klien mereka. Keempat wanita ini juga menjadi saksi dalam pembelaan diri mereka sendiri dan meminta pembebasan.

Hakim Zhou Binghong menunda sidang, yang berlangsung dari pukul 10.00 sampai 20.40, tanpa mengeluarkan putusan. Keempat praktisi ini masih ditahan di Pusat Penahanan Huangli.

Tuduhan Tanpa Dasar

Pengacara menantang jaksa Li Kun untuk menyebutkan hukum mana yang mencap Falun Gong sesat dan mempersilahkan dia membacakan Pasal 300 sebagai dasar tuntutan terhadap klien mereka. Sang jaksa tidak menjawab.

Pengacara menjelaskan bahwa dakwaan terhadap klien mereka adalah tanpa dasar.

Karena Kongres Rakyat (lembaga legislatif Tiongkok) tidak pernah memberlakukan hukum yang menganggap Falun Gong adalah sesat, mantan diktator Tiongkok Jiang Zemin mengarahkan Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung agar mengeluarkan interpretasi hukum terhadap Pasal 300 pada November 1999, yang menyatakan siapa pun berlatih atau menyebarkan Falun Gong akan dituntut dengan semaksimal mungkin.

Interpretasi hukum baru yang menggantikan versi tahun 1999 mulai berlaku pada tanggal 1 Februari 2017. Interpretasi baru tidak menyebutkan Falun Gong dan menekankan bahwa setiap dakwaan terhadap seseorang yang terlibat dalam aliran sesat harus berdasarkan hukum yang kuat. Karena tidak ada hukum di Tiongkok yang mencap Falun Gong adalah sesat, dakwaan terhadap keempat wanita itu tidak berdasar.

Hakim Zhou memperingatkan para pengacara untuk tidak menyebut Falun Gong dan terus menerus menginterupsi saat mereka melakukan pembelaan. Dia juga meminta keempat praktisi mengaku bersalah, namun mereka menolak. Malah praktisi bersaksi atas diri mereka sendiri dalam pembelaan.

Bukti yang Tidak Bisa Diterima

Pengacara juga berargumen bahwa bukti tuduhan tidak bisa diterima.

Jaksa Li menduga keempat praktisi itu melanggar hukum dengan memiliki buku-buku dan materi informasi Falun Gong. Dia menyebutkan dasar hukum adalah dua pengumuman yang dikeluarkan oleh Administrasi Pers dan Publikasi Tiongkok pada Juli 1999 yang melarang penerbitan buku-buku Falun Gong.

Pengacara membalas bahwa Administrasi telah mencabut pelarangan tersebut pada tahun 2011 dan sepenuhnya sah bagi praktisi untuk memiliki buku-buku Falun Gong.

Jaksa Li menampilkan foto buram di mana beberapa orang berdiri di pinggir jalan di malam hari. Dia mengatakan orang-orang tersebut adalah keempat praktisi ini. Pengacara berargumen bahwa foto itu hanya terlihat samping atau belakang orang-orang tersebut dan tidak ada bukti yang menunjukkan orang-orang itu adalah klien mereka. Selain itu, foto tersebut tidak menunjukkan kegiatan yang melanggar hukum.

Jaksa Li memperlihatkan dokumen yang dikeluarkan oleh Tim Keamanan dari Departemen Kepolisian Kota Suzhou yang menyatakan barang-barang yang disita dari keempat praktisi itu benar-benar berhubungan dengan aliran sesat. Dia tidak menampilkan bukti fisik apa pun. Para petugas yang hadir tidak membahas barang-barang yang disita.

Pengacara berargumen bahwa tim keamanan bukanlah lembaga yang berhak memverifikasi bukti dakwaan dan dokumen itu tidak ada tanda tangan atau cap resmi. Mereka bertanya mengapa tidak ada saksi yang disebutkan di dalam dakwaan muncul di pengadilan untuk pemeriksaan silang. Selain itu, dakwaan tersebut tidak memiliki informasi identitas saksi seperti yang diharuskan oleh hukum.

Pengacara menyimpulkan bahwa bukti dakwaan tidak bisa diterima. Mereka juga menekankan bahwa klien mereka tidak merugikan siapa pun, apalagi mengganggu penegakkan hukum, dengan berlatih dan memberitahu orang-orang tentang Falun Gong.

Polisi Melanggar Prosedur Hukum

Pengacara dan praktisi juga memberikan kesaksian terhadap para agen dari Kantor Polisi Songling yang melakukan penangkapan.

Polisi tidak pernah menunjukkan kartu identitas mereka atau surat penggeledahan ketika mereka menangkap keempat praktisi tersebut. Mereka juga tidak memberikan daftar barang yang disita kepada praktisi sesuai dengan ketentuan hukum.

Petugas yang menangani kasus praktisi menolak untuk bertemu dengan keluarga mereka atau mengungkapkan nama lengkapnya. Para keluarga praktisi hanya mengetahui nama panggilan Chen dan nomor kantornya: +86-512-63093110.

Cao diketahui menderita tekanan darah tinggi, masalah jantung, dan lumpuh wajah saat meminta pemeriksaan medis, namun polisi tetap menekan pusat penahanan agar menerima dirinya.

Liu menceritakan bagaimana dia dijebak untuk memberikan bukti yang memberatkan dirinya sendiri. Beberapa petugas datang menginterogasi dirinya di pusat penahanan. Mereka berjanji akan membebaskannya jika dia menandatangani dokumen yang membenarkan bahwa dia ditangkap karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong. Karena sangat ingin kembali ke keluarganya di Zhejiang, dia menandatangani dokumen yang diserahkan kepadanya melalui partisi jendela di ruang pertemuan. Dia tidak diberi kesempatan untuk membacanya. Dia menyadari telah dijebak ketika diberitahu untuk menghadiri sidang.

Sidang “Terbuka” yang Memalukan

Pengadilan yang seharusnya terbuka ditutup untuk umum, dan polisi merekam video mereka yang berusaha masuk ke pengadilan untuk menghadiri sidang.

Ada banyak ruang pengadilan yang tersedia pada hari itu, namun hakim Zhou menggunakan ruang berisi 36 orang untuk sidang. Dia tidak memberitahu pengacara dan keluarga praktisi mengenai nomor ruang sampai 21 menit sebelum sidang dimulai. Delapan pengacara harus berhimpit-himpitan di ruang yang hanya untuk dua orang.

Hanya belasan anggota keluarga yang diperbolehkan menghadiri sidang. Mereka diminta untuk melalui tiga tahap pemeriksaan keamanan. Mereka yang harus pergi ke kamar kecil di tengah persidangan harus melalui pemeriksaan keamanan lagi saat kembali.

Keluarga menemukan separuh ruang pengadilan diduduki oleh orang-orang yang mereka tidak kenal. Beberapa orang asing meninggalkan sidang setelah istirahat kedua sekitar pukul 18.00. Anggota keluarga tidak diperbolehkan saling duduk berdampingan. Malahan, masing-masing dari mereka diapit oleh dua pria dan dilarang saling berkomunikasi.

Keluarga Membuat “Kesaksian” Tanpa Sepengetahuan Mereka

Putra dan menantu Zhao dilarang memasuki ruang pengadilan. Hakim Zhou mengatakan bahwa mereka adalah saksi dari Zhao sehingga ditahan di luar. Pasangan muda ini, yang tinggal bersama Zhao dan ditangkap pada waktu yang sama, tidak pernah meminta untuk memberikan kesaksian dalam pembelaannya. Mereka menyadari bahwa mereka dijadikan saksi setelah dipaksa menandatangani catatan interogasi polisi sebelum mereka dibebaskan.

Putri dari Cao menemukan dirinya dalam situasi yang sama, di mana hakim Zhou mengatakan bahwa dia adalah saksi bagi ibunya. Dia teringat bahwa polisi mendatangi rumahnya setelah penangkapan ibunya untuk menanyakan beberapa pertanyaan. Dia menandatangani catatan tanpa mengetahui apa yang dilakukan polisi terhadap catatan tersebut sesudah itu.

Menurut hukum, seorang saksi penggugat diperbolehkan untuk menghadiri sidang. Cao berargumen bahwa jika dia adalah seorang saksi, dia seharusnya diperbolehkan masuk ke dalam ruang pengadilan. Hakim Zhao mengabaikannya. Dia memperhatikan kata-kata terukir di dinding “Semua orang sama di depan hukum.” Dia memfoto tulisan tersebut namun dipaksa untuk menghapusnya dari ponselnya.

Dia menolak pergi dan berdiri di luar dalam cuaca dingin selama hampir 12 jam. Dia berharap bisa melihat sekilas ibunya saat akhir sidang, namun keinginannya tidak pernah terwujud.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Ms. Zhao Xiuzhen Arrested and Threatened with Imprisonment