(Minghui.org) Tahun ini merupakan peringatan Hari Falun Dafa ke-26 dan tahun ke-15 saya berkultivasi. Dalam hal berkultivasi saya telah melalui banyak rintangan dan kesulitan yang tak terhitung. Namun berkat belas kasih Guru, telah membantu dan melindungi saya selama ini.

Ketika saya membaca berbagai artikel dari sesama praktisi Barat, saya merasa wajib membagikan beberapa pengalaman kultivasi saya dengan harapan dapat membantu rekan-rekan praktisi dan kita semua dapat meningkat sebagai satu tubuh.

Belajar Zhuan Falun versi Mandarin

Dari awal kultivasi, saya sudah memiliki keinginan untuk dapat membaca Fa dalam bahasa aslinya. Terkadang saya melihat halaman Zhuan Falun versi Mandarin dan berkata dalam hati, “Ah, alangkah baiknya jika saya mengerti artinya.” Ketika saya melihat praktisi Tiongkok membaca Fa bersama dalam bahasa mereka, saya jadi semakin terinspirasi. Saya berkata pada diri sendiri bahwa saya akan mencoba mempelajari dasar-dasar bahasa Mandarin dan “melihat perkembangannya.”

Saya dan rekan praktisi menemukan guru yang bisa mengajar kami dasar bahasa Mandarin. Dia menjelaskan tata bahasa sederhana dan mengajarkan cara menulis aksara awal kami. Kami belajar dengannya selama beberapa bulan, namun dengan cara menukar topik pembicaraan, saya mulai mencampur-adukkan beberapa aksara dan kalimat menjadi satu, dan menyatakan bahwa belajar bahasa Mandarin sangat membingungkan.

Kemudian saya mempelajari pendekatan lain: Saya mulai belajar dari sebuah buku berbahasa Mandarin, namun setelah beberapa bab, saya berhenti, karena buku tersebut ternyata berisi kebudayaan Partai Komunis, dan saya tidak ingin membawa sejumlah sanjungan “prestasi” PKT ke dalam percakapan.

Beberapa tahun berlalu dan saya hampir melupakan semangat awal untuk mempelajari bahasa Mandarin. Namun dari waktu ke waktu, saya mendengar suara yang menenangkan berkata, “Ayo pelajari lagi.” Jadi saya memutuskan untuk menggunakan pendekatan baru.

Saat itu saya telah berlatih Falun Dafa selama tiga tahun, jadi saya berpikir, “Saya akan menggunakan cara langsung. Saya akan membaca Fa dalam bahasa Mandarin dan setiap waktu saya akan membandingkan dengan kata yang tidak saya mengerti, saya akan mencarinya di buku dan mengingatnya.” Pada saat itu, saya baru mengetahui 200 aksara. Saya belajar dengan sangat lambat namun berhasil membaca sekitar setengah halaman setiap hari, dan sejumlah aksara baru dalam perbendaharaan kata saya bertambah dengan sangat cepat.

Saya terkejut karena entah bagaimana saya mampu mengingat aksara-aksara tersebut. Saya tidak mengatakan bahwa saya hafal dengan masing-masing aksara di setiap pengulangan menulis, namun setelah diulang beberapa kali saya baru mampu mengingatnya. Di saat yang sama, belajar dengan cara ini, kata-kata dan kalimat dari Fa mampu membuat ingatan saya tetap segar dan membantu proses kultivasi saya.

Saya merasa bahwa Guru-lah yang membantu agar saya bisa belajar bahasa Mandarin dengan cepat.

Butuh lebih dari satu tahun bagi saya untuk membaca Zhuan Falun hingga selesai. Setelah menyelesaikan pertama kali, saya mengulanginya dari awal. Kali ini sedikit lebih cepat, hanya terkadang saja saya harus melihat “kamus” yang saya buat sendiri saat membaca pertama kali.

Hari ini saya mampu belajar Zhuan Falun dalam bahasa Mandarin dan jarang mencari aksara tertentu. Namun menariknya saya tidak mengerti bahasa Mandarin lainnya seperti yang ada di surat kabar atau berita TV, bahkan jika saya harus mencari aksara yang ingin saya ketahui. Sama halnya, ketika ceramah Guru terbaru keluar, saya harus menggunakan kamus untuk membaca mereka secara keseluruhan.

Saya berpikir bahwa saya dapat belajar Zhuan Falun dalam bahasa Mandarin menunjukkan mukjizat kekuatan Dafa.

Setelah beberapa waktu, saya mulai berpikir bahwa tidak cukup membaca Zhuan Falun saja, jadi saya mulai menghafalnya. Saya mencoba mempelajari satu paragraf setiap waktu, namun cara itu hanya membuat saya menghafal satu paragraf selama seminggu, jadi saya mulai mempelajari Zhuan Falun kalimat per kalimat. Saya membaca satu kalimat sampai saya dapat menghafalnya dan kemudian saya baru pindah ke kalimat berikutnya. Ketika ada peningkatan, saya mulai mempelajari beberapa kalimat dalam satu paragraf sekaligus. Ini cara saya belajar Zhuan Falun sampai hari ini.

Menghafal Fa membawa perubahan mukjizat dalam kultivasi saya. Pada saat yang sama, di saat saya menghadapi kesulitan, Fa yang saya hafal akan muncul di pikiran saya dan membantu saya menyelesaikan situasinya.

Jika Kita Memainkan Peran, Keajaiban Akan Terjadi

Musim panas lalu, Tian Guo Marching Band mengadakan sebuah tur di berbagai kota di Eropa. Kota kami tidak ikut mendaftar untuk pertunjukan tersebut karena menurut kami, turis di kota kami tidak terlalu banyak dan pertunjukan di kota-kota lain akan dapat menyelamatkan makhluk hidup.

Secara kebetulan, Tian Guo Marching Band tampil di kota terdekat yang masih berada di negara lain. Kota kami akan menyelenggarakan acara “Memperingati Para Korban Rezim Totaliter.” Ini merupakan kesempatan yang baik dan saya mengira-ngira bagaimana menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan orang-orang tentang penganiayaan Falun Dafa di Tiongkok.

Saya memiliki ide bagaimana jika kami melakukan kegiatan yang lebih besar dan mengundang Tian Guo Marching Band, meski hanya satu atau dua jam, setelah itu mereka dapat kembali ke kota tujuan mereka dan kami dapat menggelar penandatanganan petisi dan mengundang seorang korban penganiayaan Falun Dafa di Tiongkok yang sekarang tinggal di Eropa. Ketika saya mengusulkan ide ini, mereka tidak serta merta menerimanya. Karena pada awalnya, marching band tidak bisa hadir, karena para pengemudinya tidak boleh melebihi batas mengemudi harian mereka, karena mereka harus melakukan perjalanan ke negara lain di hari yang sama.

Saya menyadari adanya keterikatan untuk “melakukan dengan cara saya” dan berkata pada diri sendiri bahwa mungkin Guru yang berbelas kasih telah mengatur kegiatan ini. Saya membatalkan gagasan saya. Di saat yang sama, saya meminta Guru membantu kami menemukan solusi agar kami semua bisa sepakat.

Di waktu yang sama ketika saya melafalkan Lunyu, satu kalimat menggema:

“Jika umat manusia dapat menampilkan ketulusan dan penghormatan yang sepatutnya terhadap manifestasi Dafa di dunia, maka itu akan menghantarkan kebahagiaan atau kemuliaan bagi manusia, bagi bangsa atau negara.”

Tak lama kemudian, sebuah kesempatan berharga muncul dengan sendirinya. Kami berkesempatan untuk mengundang seorang praktisi korban penganiayaan ke negara kami. Saya melihat seolah-olah Guru telah mengatur hal ini. Ketika anggota parlemen atau para jurnalis punya kesempatan menemui korban penganiayaan secara langsung dan mengekspresikan rasa hormatnya terhadap Dafa, maka itu akan membawa anugerah bagi mereka.

Beberapa anggota parlemen yang kami hubungi setuju untuk bertemu, dan hampir secara ajaib kami juga mengatur stasiun televisi dan surat kabar nasional untuk meliput.

Ada satu masalah lagi: praktisi yang dianiaya hanya bisa bahasa Mandarin, dan tidak ada praktisi di negara kami yang bisa menerjemahkannya. Saya mendiskusikan masalah ini dengan seorang koordinator, yang membantu kami dengan menghubungi praktisi penanggung jawab. Dia berkata tidak ada masalah, karena Tian Guo Marching Band akan tampil di kota terdekat, dan kami pastinya akan menemukan penerjemah di dalam orkestra itu.

Saya bahagia sekali dan sekali lagi merasakan bahwa, Guru telah mengatur semuanya ini dengan sangat harmonis.

Ketika saya menjemput korban penganiayaan dan penerjemah itu dari bandara ke rumah kami pada malam harinya, kami berbicara tentang rencana untuk hari esok dan cara terbaik untuk mengklarifikasi fakta pada anggota parlemen dan khalayak media. Saya mencoba sebisa mungkin untuk tidak memaksa gagasan saya. Saya mengutarakan pandangan saya, namun saya menambahkan hal-hal yang seharusnya dikatakan menurut prinsip Sejati-Baik-Sabar dan kami harus berpikir demi kepentingan makhluk hidup apakah mereka bisa menerima fakta-fakta ini dan terselamatkan.

Keesokan paginya kami berkumpul untuk melakukan latihan Gong dan belajar Fa. Hari berlalu dengan cepat. Pagi harinya korban penganiayaan bertemu dengan dua anggota parlemen, yang mengungkapkan rasa simpati dan keinginan mereka untuk membantu. Selama wawancara dengan surat kabar, jurnalis itu memahami fakta dan latar belakang penganiayaan, dan artikel tersebut dipublikasikan dua hari kemudian di surat kabar nasional, baik di internet maupun versi cetakan. Wawancara dari stasiun TV disiarkan sebulan kemudian, ketika cocok dengan kejadian terkini.

Ketika saya memikirkannya, saya melihat kebijaksanaan yang luar biasa dari Guru kita yang berbelas kasih. Tian Guo Marching Band akhirnya benar-benar datang ke kota kami hari itu, karena penerjemah untuk praktisi yang diwawancarai merupakan anggota di marching band. Namun orkestra ini tidak tampil di kota kami, karena mereka akan bermain seharian di kota terdekat. Band ini dengan demikian mampu menyelamatkan makhluk hidup di dua kota secara bersamaan. Ini sesuatu yang tak terbayangkan oleh saya, karena dalam pikiran saya, satu hal bisa dikesampingkan untuk yang lain. Saya memahami dari acara ini bahwa jika saya mengikuti Fa, keajaiban tersebut hanya mampu saya hayati jika sudah terjadi.

Solusi ini juga diterima oleh semua orang di saat yang sama. Masing-masing praktisi berpikir bagaimana mereka seharusnya mendukung pertunjukan di kota lain dan memberi dampak yang baik. Kegiatan di ibukota kami hanya membutuhkan segelintir orang, yang sangat mempertimbangkan sumber daya kami.

Ini hanya sedikit dari contoh pengalaman luar biasa yang saya temui selama kultivasi saya. Rasa syukur dan hormat saya terhadap Guru kita yang berbelas kasih, telah membuat segalanya dapat terjadi dan tidak dapat dibayangkan.

Jika kita memainkan peran kita dan tidak terikat dengan apa yang kita lakukan, keajaiban akan terjadi.

Sewaktu saya berkultivasi, saya merasa keterikatan kuat yang saya miliki sering menghalangi keajaiban yang terjadi. Ketika keajaiban itu terwujud, hal itu selalu dikarenakan saya belajar Fa dengan baik dan mampu menerapkannya ke dalam tindakan saya. Untuk mewujudkan hal itu, belajar Fa dari hati sangat membantu saya.

Dari lubuk hati yang paling dalam, saya berharap dapat menyingkirkan keterikatan saya lebih banyak lagi agar saya dapat membantu Guru yang berbelas kasih, dalam menyelamatkan makhluk hidup.