(Minghui.org) Sebagai praktisi Dafa, kita tidak termasuk dalam Triloka, dan dunia manusia ini seharusnya tidak memiliki efek pada kita. Namun, konsep manusia terkadang menciptakan kesulitan bagi para kultivator. Saya ingin berbagi beberapa pengalaman pribadi dalam menyingkirkan konsep manusia.

Minum Air untuk Meredakan Sakit Tenggorokan

Suatu pagi saat bangun rasanya tenggorokan saya terasa bengkak dan sakit. Saya langsung menghubungkan gejala-gejala ini dengan makanan tertentu yang saya makan sehari sebelumnya, dan minum beberapa gelas air secara efektif meredakan sakit tenggorokan saya. Gejala-gejala itu kambuh keesokan paginya, dan dua gelas air lagi membantu menghilangkan ketidak-nyamanan dan rasa sakit. Namun, pada hari ketiga, gejala-gejala tidak lenyap, tidak peduli berapa banyak air yang saya konsumsi. Malam itu, sembari merenungkan mengapa air tidak berfungsi, kata "konsep manusia" tiba-tiba muncul di benak saya. Saya merenungkan kedua kata ini sebelum menyadari bahwa saya telah menyikapi masalah ini seperti orang biasa. Saya percaya bahwa kondisi saya adalah penyakit dan melihat air sebagai obat untuk meredakan gejala. Praktisi harus berusaha berpikir sebaliknya, dan saya memutuskan untuk menyingkirkan konsep manusia ini.

Kesadaran ini mendorong saya untuk mencari ke dalam apa penyebab sakit tenggorokan saya. Beberapa hari sebelumnya, saya mengalami konflik dengan istri. Meskipun saya menahan diri berdebat dengannya, saya merasa kesal, dan pikiran yang penuh kesal, menuduh, dan bermusuhan yang saya sembunyikan terhadapnya tidak pantas bagi seorang kultivator. Tenggorokan sakit saya lenyap segera setelah saya mengenali dan menyadarinya.

Sakit punggung

Saya telah menderita sakit punggung yang parah untuk waktu yang lama. Rasa sakit akan bergejolak di tengah-tengah kegiatan sehari-hari, memaksa saya untuk berbaring sejenak untuk meringankan rasa sakit. Sebagai kultivator harus bebas dari penyakit, saya mulai mencari ke dalam diri sendiri untuk mencari akar masalahnya. Meskipun saya menemukan sejumlah keterikatan, tidak ada yang mengatasi rasa sakit.

Suatu pagi, saat makan biji melon putih, saya tiba-tiba teringat mengapa saya makan biji melon secara teratur. Beberapa tahun yang lalu, saya telah menemukan ide bahwa sakit punggung saya disebabkan oleh kekurangan kalsium. Karena biji melon putih seharusnya kaya kalsium, saya telah menjadikannya kebiasaan memakannya secara teratur. Seiring waktu saya lupa alasan kebiasaan ini, tetapi ide itu pasti didasarkan pada konsep manusia biasa.

Kejadian ini membuat saya mengingat kembali keadaan di mana saat punggung saya terluka. Tujuh atau delapan tahun yang lalu, ketika mencoba menyeberangi bagian jalan yang terhalang, saya terpaksa memanjat celah di dinding dan melompat turun untuk mencapai jalan di bawah. Saya mendarat keras dan memohon bantuan Guru. Guru membantu menghalau rasa sakit saya dan saya dapat berdiri dan melanjutkan perjalanan. Jika saya menolak konsep manusia akan terjadi cedera, saya tidak perlu mencari bantuan Guru. Sakit punggung saya lenyap setelah keterikatan ini disingkirkan.

Sembuh dari Nyeri Lutut

Saya dulu menderita sakit lutut yang parah, yang memaksa saya berjalan perlahan. Meskipun mencari ke dalam, saya tidak dapat mencari penyebab mengapa saya mengalami kondisi ini.

Suatu pagi ketika sedang berlatih, kaki saya tiba-tiba lemas dan saya jatuh ke lantai. Saya tahu bahwa Guru sedang memurnikan tubuh saya dan segera berterima kasih kepada Guru sebelum berdiri dan melanjutkan latihan. Namun lutut saya terus sakit bahkan setelah saya menyelesaikan latihan. Saya bingung. Guru telah memurnikan tubuh saya, mengapa rasa sakit itu tetap ada?

Sebuah frasa dari ajaran Guru tiba-tiba muncul di benak saya,

“Selaku pengikut, ketika penderitaan menerpa, jika benar-benar dapat tenang tak tergoyahkan, atau dapat meletakkan hati sesuai dengan tuntutan berbeda yang dikehendaki terhadap anda pada tingkat yang berbeda, itu sudah cukup untuk melewati ujian. Sekiranya masih tak berkesudahan, jika bukan karena ada masalah lain pada aspek Xinxing atau perilaku, pasti adalah iblis jahat sedang memanfaatkan peluang yang dibiarkan oleh kalian.” (“Tao Fa” dari Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju I)

Kata "perilaku" terus bergema di kepala saya. Saya kemudian menyadari bahwa ini merujuk pada cara saya menyikapi penderitaan ini. Saya sengaja menggunakan langkah berjalan lebih lambat untuk mengakomodasi nyeri lutut. Dengan melakukan itu, saya mengakui keberadaan kondisi tersebut, meskipun Guru telah menyingkirkan penyebabnya. Saya mulai berjalan dengan cepat dan menemukan bahwa nyeri lutut saya lenyap.

Kecurigaan dan Ketakutan

Karena lingkungan dan keadaan khusus, keterikatan pada berbagai ketakutan mudah muncul ke permukaan. Dalam situasi seperti itu, mengakui ketakutan itu setara dengan mematut diri sendiri seperti orang biasa.

Rasa takut ini kadang-kadang menyerang saya ketika bertemu dengan petugas polisi yang berpatroli, atau ketika seorang pejalan kaki berjalan di belakang saya. Rasa takut akan bahaya saya meningkat, meskipun tidak ada yang mencurigakan atau menakutkan.

Ketakutan irasional terjadi suatu hari ketika saya mengalami ketakutan yang membuat saya takut saat berjalan menuju rumah sendiri. Ini berlangsung selama beberapa hari sampai saya serius merenungkan untuk menjual rumah. Pada kondisi ini, saya menemukan sebuah paragraf di Zhuan Falun (Ceramah Enam, Tersesat Kegilaan):

“Sekali ada rasa takut, mungkin akan benar-benar timbul kerunyaman. Karena sekali anda ketakutan, berarti ada perasaan takut, bukankah itu merupakan keterikatan hati? Dengan timbulnya keterikatan hati anda, bukankah keterikatan hati anda itu harus disingkirkan? Makin ketakutan akan makin menyerupai penyakit, tidak boleh tidak, keterikatan hati anda ini harus disingkirkan, agar anda menimba pelajaran kali ini, dengan demikian perasaan takut tersingkir dan anda meningkat naik.”

Setelah menganalisis pengalaman saya sebelumnya, saya menyadari tidak ada yang perlu ditakutkan. Selama pertemuan pertama, saya telah membiarkan konsep manusia saya mengambil alih dan ini meningkatkan rasa paranoid saya, yang mengipasi api kecurigaan dan ketakutan. Guru telah berbelas kasih dan menunjukkan paragraf ini sehingga saya bisa menyadari dan secara efektif menyingkirkan keterikatan ini.