(Minghui.org) Saya seorang praktisi barat dari San Diego, California, Amerika Serikat. Saya mulai berlatih Falun Dafa setelah melihat praktisi berpartisipasi dalam parade tahun baru Imlek di Los Angeles pada tahun 2007. Saya belum pernah mendengar Dafa atau perjuangan yang sedang dihadapi oleh praktisi di Tiongkok sebelumnya. Saya melambaikan tangan kepada praktisi dengan rasa ingin tahu tentang papan tanda dan spanduk yang mereka pegang. Saya berpikir sendiri sambil mengaruk kepala, “Pemerintah Tiongkok melarang latihan Qigong ini? Saya ingin belajar latihan itu!”

Saya segera melihat Dafa di internet dan download semua materi yang bisa saya temukan. Saya mencetak semua buku elektronik dan membaca setiap artikel yang saya dapat. Saya sangat tertarik. Situs web Minghui menjadi homepage saya. Saya tidak pernah bertemu dengan praktisi sebelumnya, tetapi saya sudah membaca sendiri semua bacaan utama.

Guru berkata:

Para Dewa di masa awal saya meluruskan Fa telah menetapkan sebuah ketentuan, menghendaki hal apa pun dengan tujuan apa pun yang dilakukan oleh partai jahat ini, kesudahannya semua adalah membantu saya dan pengikut Dafa. Oleh sebab itu partai jahat PKT ingin melakukan suatu hal buruk, asalkan begitu dia lakukan maka jadilah sebuah hal yang busuk, hal yang memalukan.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa di New York Tahun 2008” dari Ceramah Fa di Berbagai Tempat 8)

Dalam kasus saya, penindasan PKT dan penganiayaan terhadap Dafa menjadi bumerang. Penganiayaan hanya membuat saya semakin tertarik untuk berlatih.

Beberapa tahun setelah memperoleh Fa, ada beberapa hal mulai bermasalah dalam kehidupan saya. Dimulai dengan kehilangan pekerjaan, saya adalah seorang profesor di universitas yang bergengsi dan selalu unggul dalam hal akademis. Ketika universitas menghadapi pengurangan anggaran, saya merupakan salah satu orang yang tiba-tiba kehilangan mata pencaharian. Saya memahami prinsip Fa dalam hal ini yaitu, tidak kehilangan tidak akan memperoleh, bila ingin memperoleh harus kehilangan. Saya kehilangan pekerjaan, dan tidak mengeluh. Saya berusaha untuk mempertahankan sikap yang terpuji. Tetapi ini menandai awal dari kesengsaraan saya yang berkepanjangan, dimana saya belajar perbedaan amat besar antara memahami prinsip Fa dan menjalankannya dengan efektif.

Penderitaan dalam Berkulivasi Sendiri

Setelah kehilangan pekerjaan, saya segera mencoba mencari pekerjaan lain, tetapi meskipun sudah berusaha segalanya, saya tidak bisa mendapatkan pekerjaan baru. Saya harus menjual barang saya yang tidak dipakai untuk memenuhi kebutuhan, memotong anggaran saya sampai seminimal mungkin, dan melakukan sebanyak mungkin pekerjaan sambilan, tetapi masih tidak cukup. Saya terpaksa harus pindah dari tempat tinggal lama dan pindah kembali ke rumah orang tua di San Diego.

Guru berkata:

Kelebihan personil harus disisihkan. Dia adalah salah satu di antara mereka yang dengan seketika telah kehilangan mata pencaharian. Bagaimana perasaan hatinya? Tidak ada yang memberi gaji lagi, bagaimana harus hidup? Untuk mengerjakan sesuatu yang lain tidak punya kemampuan, dengan lesu dia pulang ke rumah.” (Ceramah Sembilan dari Zhuan Falun)

Seorang pria berusia 30an harus kembali ke kota kediamannya, saya merasakan seperti sebuah kegagalan. Saya telah bekerja begitu rajin sejak kecil membuat sesuatu untuk diri sendiri. Saya pikir saya telah berhasil, tetapi sesungguhnya saya tidak mempunyai sesuatu yang bisa ditunjukkan atas upaya selama ini kecuali beberapa artikel yang tampaknya tidak bernilai yang pernah saya banggakan dalam memperoleh gelar sarjana saya. Meskipun memahami prinsip Fa, kemarahan dan kebencian saya tumbuh.

Hubungan saya dengan wanita juga menjadi semakin buruk. Saya pernah bertunangan, tetapi semua telah berakhir dengan parah sebelum saya memperoleh Fa. Saya sulit melepaskan hal yang sudah berlalu, tetapi selama ini saya bisa mengabaikan luka saya karena saya selalu mempunyai kesempatan untuk berkencan. Ketika saya kehilangan status sebagai seorang profesor dan mendapatkan status pengangguran, tiba-tiba setiap wanita tidak tertarik pada saya lagi. Saya merasa, sebagai seorang pria yang berusia 30an, saya seharusnya sudah menikah dan menjadi kepala keluarga. Saya belajar bahwa, apabila tidak mempunyai sumber mata pencaharian, saya bukanlah pasangan yang dapat diterima bagi kebanyakan wanita biasa.

Tanpa adanya penghiburan dari seorang pasangan, saya tidak bisa melupakan luka lama. Saya merasa sakit hati dan kehilangan yang besar.

Guru berkata:

Mengapa tiba-tiba dapat timbul demikian banyak persoalan? Dia sendiri juga tidak sadar. Karena bawaan dasarnya bagus, setelah mencapai tingkat tertentu, lalu timbul kondisi semacam ini. Namun bagaimana itu dapat dianggap sebagai kriteria orang Xiulian pada saat terakhir mencapai kesempurnaan? Lanjutkanlah kultivasi menuju ke atas, masih sangat dini! Anda masih perlu terus meningkatkan diri. Itu hanya efek dari sedikit bawaan dasar milik anda sendiri, sehingga anda dapat mencapai kondisi itu, tingkatkan lagi, kriteria itu juga harus ditingkatkan lagi.” (Ceramah Empat dari Zhuan Falun)

Meskipun mengetahui prinsip Fa seputar masalah ini, saya merasakan kemarahan dan kebencian bertumbuh.

Dalam menyesuaikan kembali kehidupan di kota asal dan hubungan dengan orang tua sangatlah sulit. Saya tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa saya mempunyai pergolakan dalam diri saya. Keluarga saya adalah orang latin, dan hubungan erat sangat penting dalam budaya kami. Tidak ada yang namanya privasi bagi seorang ibu latin, bahkan sebagai seorang pria dewasa. Saya berusaha membuat pembatasan dengan ibu dan ayah pada awalnya. Mereka membantu saya, dan saya menyadari harus berterima kasih, karena mereka tidak wajib membantu saya. Mereka membantu saya mendapatkan pekerjaan pertama setelah kembali yaitu pekerjaan tenaga kerja kasar.

Daerah kami di San Diego adalah daerah yang banyak sungai dan lembah. Di sini terdapat banyak ladang. Saya bisa mendapatkan pekerjaan tenaga kerja kasar, menggali tunggul pohon, memotong kayu, memindahkan batu bata dan batu alam, pekerjaan ladang dan kebun, dan pekerjaan lain yang membutuhkan otot. Saya tidak masalah bekerja keras dan menikmati pekerjaan yang tidak perlu memakai otak seperti pekerjaan saya yang dulu.

Tetapi saya merasakan situasi yang sedang menguji saya. Komunitas kami juga berhubungan sangat erat, dan banyak orang bertanya langsung pada saya, “Kenapa kamu kembali? Kamu seharusnya tidak berada di sini?” Kebencian saya tumbuh karena harus memberitahukan sanak dan teman-teman bahwa saya kehilangan pekerjaan dan balik ke kota kediaman. Saya merasa dihakimi dan malu mengenangkan jawaban susah payah saya yang berulang-ulang.

Guru berkata:

“…oleh karena itu kita harus Xiulian dalam lingkungan yang demikian rumit, harus dapat menahan penderitaan dari segala penderitaan, selain itu masih harus memiliki hati yang maha sabar.” (Ceramah Sembilan dari Zhuan Falun)

Kemarahan dan kebencian saya mencapai puncak pada suatu hari ketika orang tua saya meminta saya melakukan pekerjaan di rumah nenek saya. Nenek saya yang seorang Latin adalah pemimpin suku dalam keluarga tetapi sangat sombong dan egois. Ayah memiliki dua rumah, dan karena saya telah menghabiskan banyak waktu saat di sekolah menengah untuk membantu membangun rumah keluarga kami, saya selalu merasa memiliki rumah-rumah ini. Tetapi nenek telah menjadi satu-satunya penghuni salah satu rumah ini.

Sehubungan dengan usianya yang sudah lanjut, ia tidak bisa memelihara rumah. Orang tua saya telah memutuskan untuk mengubah halaman belakang yang sangat besar menjadi taman yang tidak begitu perlu pemeliharaan untuk nenek. Karena saya satu-satunya yang secara fisik mampu melakukan pekerjaan itu, pekerjaan itu menjadi pekerjaan saya selama beberapa minggu. Saya memindahkan beberapa gerobak dorong batu kerikil yang berat ke halaman belakang untuk membuat jalan taman yang besar dan tidak begitu butuh pemeliharaan untuk nenek.

Saya memotong pohon yang cantik demi nenek, menggali tunggul pohon, mengubah tanah yang menurut saya paling subur untuk menanam makanan, menjadikan taman pribadi untuk warga usia lanjut. Saya sangat kecewa. Kenapa nenek saya tidak tinggal bersama orang tua? Setiap hari nenek memanggil orang tua saya tiga kali! Saya bisa memanfaatkan tanah untuk menanam makanan untuk sekeluarga. Keputusan ini tidak masuk akal bagi saya. Saya sudah lelah dengan mereka, mengambil sebuah tenda dan memutuskan lebih baik tinggal berkemah di halaman belakang rumah nenek dan menjauhkan diri dari kedua rumah itu.

Mulai Melihat ke Dalam

Saya tidak tahu apakah hujan yang mulai mengguyur tenda pada malam pertama atau tenda yang bocor yang membuat saya tiba-tiba mulai berpikir tentang Dafa. Seberapa jauh saya telah tergelincir dari perjalanan Dafa sejak saya kehilangan pekerjaan? Kenapa semua ini terjadi pada saya?

Guru berkata:

Ketika kepentingan pribadi diserobot orang lain, anda tidak bersaing dan bertengkar seperti orang lain. Dalam berbagai gangguan Xinxing, anda mengalami kerugian.” (Ceramah Delapan dari Zhuan Falun)

Ketika saya tinggal beberapa malam di dalam tenda sambil merenungkan kehidupan, rasa sakit yang cukup besar bertumbuh di dada saya. Dengan melihat celah kekosongan yang begitu besar, tidak heran saya terus diserang. Kesakitan dan kebocoran tenda akhirnya membuat saya menyerah. Saya kembali ke rumah orang tua dan menyembunyikan fakta dari orang tua bahwa saya mempunyai sakit dada yang parah. Saya tidak bisa tidur pada malam itu, dan banyak hal yang melintas di pikiran saya. Saya yakin bahwa saya sedang sekarat. Ketika saya berbaring di tempat tidur, saya bersujud di depan Guru, akhirnya meminta bantuan. Itulah waktunya saya sadar untuk sesungguhnya mempraktikkan prinsip Fa dan melihat ke dalam sebelum terlambat.

Guru berkata:

Xiulian yang sungguh-sungguh, harus berkultivasi pada hati, berkultivasi ke dalam, mencari ke dalam, bukan mencari ke luar.” (Ceramah Sembilan dari Zhuan Falun)

Saya menemukan saya adalah orang yang sombong, iri hati dan egois. Persis seperti yang saya kira adalah sifat nenek. Nenek adalah bayangan saya. Saya sombong dengan pencapaian akademis saya, egois dan iri hati. Bagaimana saya bisa marah pada keluarga saya?

Guru berkata:

Ada banyak praktisi, ketika menghadapi konflik dalam hatinya marah, pernahkah anda memikirkan bahwa kemarahan anda itu ditujukan kepada manusia biasa? Coba kalian semua pikirkan, Buddha dan Dewa, Sang Sadar yang mulia itu, dapatkah mereka marah kepada manusia? Mutlak tidak. Karena mereka tidak berada pada tingkat manusia dan tidak memiliki emosi manusia biasa. Bagaimana mereka dapat memosisikan diri di antara manusia biasa? Bila anda menangani konflik dengan cara yang sama seperti manusia biasa, maka anda sudah berada pada satu tingkat yang sama, taraf kondisi yang sama dengan manusia biasa. Dengan kata lain, anda sudah larut di tengah manusia biasa. Hanya ketika anda tidak seperti mereka maka anda tidak larut di tengah mereka. (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Australia)

Saya harus melepaskan kemarahan saya. Dada sakit yang saya alami membuat saya merasa seperti akan mati saat itu juga. Tetapi pada saat itu saya teguh tentang masalah hidup dan mati, dan saya sendiri terkejut ketika saya berkata kepada Guru, “Apabila Guru ingin saya mati, dengan senang hati saya akan mati, kalau Guru ingin saya tetap hidup, saya akan hidup dan berusaha lebih keras.” Pikiran ini menjadi mantra saya dalam percobaan hidup dan mati. Ketika pikiran saya terkunci pada pikiran itu, gejala sakit saya mereda, dan saya bisa tidur. Tangisan saya untuk meminta bantuan telah mendapat jawaban.

Hari berikutnya, saya terbangun dengan tekad untuk memenuhi kata-kata saya. Saya menghubungi Himpunan Dafa lokal di San Diego. Mereka terkejut mengetahui begitu banyaknya yang saya ketahui. Sampai saat itu, saya hanya berkultivasi sendiri, berpikir bahwa saya sangat berbeda dengan praktisi orang Tionghoa. Pertama kali berlatih bersama, saya berhasil melakukan perangkat Gong ke lima selama satu jam, melewati batas waktu setengah jam selama ini, sebuah prestasi yang saya mampu melakukannya dengan konsisten sejak itu.

Ketika saya memancarkan pikiran lurus pertama kali dalam kelompok, seakan-akan sebuah tempurung hitam pecah di dalam dada saya. Segala sesuatu menjadi lega. Pada latihan perangkat gong kedua, lengan saya bergetar dan saya menangis karena rasa lega yang diperoleh ketika saya membasuh keluar karma dalam jumlah yang sangat besar. Dalam satu hari saya telah membuat penerobosan besar dengan memaksa diri saya duduk dalam latihan berkelompok. Guru memberi saya penghargaan dengan mengizinkan saya melihat banyak pemandangan indah.

Kultivasi di Kota Kediaman

Penerobosan saya dalam kultivasi sangat besar pada saat itu, tetapi kondisi saya masih jauh dari ideal. Residu dari kemarahan dan kebencian saya masih ada. Tetapi kondisi kultivasi saya baik dan saya mulai melakukan tiga hal dengan sepenuh hati.

Orang tua memperhatikan perubahan dalam tindakan saya dan dua orang pertama yang saya klarifikasi fakta adalah mereka. Mereka ingin tahu hal aneh dari Tiongkok yang saya sedang latih itu sebenarnya apa. Mereka tahu itu yang membuat saya bahagia kembali. Saya harus berhati-hati mencari keseimbangan dalam melakukan pekerjaan Dafa tanpa membuat keluarga saya berpikir saya terobsesi. Memahami bahayanya keterikatan pada kegembiraan hati menjadi sangat jelas.

Saya mempunyai beberapa masalah dengan ayah, ketika ia melihat swastika pada poster Dafa, ia sangat kecewa. Ayah adalah orang Yahudi dan ia menghubungkan simbol tersebut dengan Adolf Hitler dan pembunuhan masal, suatu periode dalam sejarah yang secara langsung menakutkan keluarga kami. Pada satu saat ia mengatakan hal sangat buruk tentang Dafa ketika ia marah pada saya. Tetapi itu adalah kesalahan saya. Sisa kemarahan menguasai saya, dan ayah saya menjadi cermin saya seperti nenek saya sebelumnya. Saya mengetahui bahwa ia tidak bermaksud itu, karena kedua orang tua saya telah menjadi pendukung Dafa yang baik setelah melihat perubahan besar dalam diri saya. Melebihi dari segala kata-kata, sebenarnya melihat perubahan besar yang terjadi pada saya, putra mereka, adalah bentuk klarifikasi fakta terbaik yang bisa saya berikan kepada mereka.

Saya akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan sebagai guru pengganti di sekolah menengah atas di wilayah kami. Ini akhirnya menjadi pekerjaan yang baik untuk klarifikasi fakta, karena saya bisa berjumpa dengan enam kelompok berbeda terdiri dari 20 hingga 30 murid setiap hari saya bekerja, dan sebagai pelajaran kecil, saya bisa mengajarkan mereka tentang Falun Dafa dan penganiayaan. Rata-rata pada satu hari kerja, saya bisa mengklarifikasi fakta kepada kira-kira 100 murid sekolah menengah atas. Banyak dari mereka menempatkan pamflet klarifikasi fakta yang saya berikan, pada bagian depan map buku mereka, memberitahukan teman-teman dan keluarga mereka, hal ini seperti efek domino. Pada kenyataannya, tidak ada orang di wilayah saya pernah mendengar sesuatu tentang Falun Dafa atau penganiayaan sebelumnya. Sebagai orang yang bisa dua bahasa juga membantu dalam hal ini. Tempat saya di San Diego adalah tempat yang paling dekat dengan perbatasan Mexico. Banyak murid baru sedang mempelajari bahasa Inggris, maka bisa mengklarifikasi dalam bahasa spanyol dan mempunyai pamflet dalam bahasa spanyol terbukti sangat diperlukan.

Kira-kira pada waktu yang bersamaan, saya mulai membentuk tempat latihan dua bahasa di lokasi yang berjarak seperempat mil dari perbatasan Mexico. Karena saya lahir dan tumbuh di wilayah ini, saya sudah tahu tempat terbaik untuk lokasi latihan. Di San Diego selatan, kami mempunyai sebuah taman di bukit yang menghadap ke laut dan memiliki pemandangan Mexico yang spektakuler, Tijuana River Valley, dan pantai Imperial di kota kediaman saya. Tempat ini juga merupakan tempat bersejarah yang terkenal. Pada tahun 1883, John J. Montgomery menerbangkan pesawat terbang pertama kali di bukit ini, dan di situ berdiri tugu memorial “Silver wing” sampai hari ini dan ini membuat saya teringat pada Guru.

Ironisnya, ada catatan tertulis, “Ia membuka jalan besar di langit bagi seluruh umat manusia.” Saya berpikir, “Suatu tempat yang begitu sempurna untuk lokasi latihan!” Tetapi dalam pikiran saya, mungkin pencapaian terbesar di lokasi latihan adalah ibu dan nenek bisa bergabung dan belajar latihan. Meskipun mereka tidak membaca buku Dafa dan ceramah, mereka berlatih dengan sangat konsisten, membantu saya mengklarifikasi fakta, dan telah menonton Shen Yun Performing Arts dan mempromosikan pertunjukan ini kepada teman-teman mereka.

Merenung kembali semua pengalaman kembali ke kota kediaman untuk berkultivasi, saya bisa melihat dengan sangat jelas bahwa pengaturan ini dibuat untuk saya.

Klarifikasi Fakta di USS Midway

San Diego adalah destinasi turis bagi banyak pengunjung dari Tiongkok. Rekan praktisi barat dan saya bergabung dengan praktisi Tiongkok yang sangat rajin di lokasi klarifikasi fakta di USS Midway. Midway adalah kapal angkatan laut Amerika pada perang dunia ke II yang sudah dinonaktifkan dan dirubah menjadi sebuah museum. Saya merasa sangat dekat dengan memorial ini karena kakek saya dulu ikut bertempur di angkatan laut pada perang dunia ke II dan ironisnya kakek bertugas di Midway untuk periode waktu yang singkat. Ini adalah kapal kakek saya.

Ketika praktisi berbahasa Tionghoa mengklarifikasi fakta dengan bahasa Tionghoa, praktisi barat melakukan latihan, menunjukkan orang Amerika juga berlatih Dafa. Saya pernah membaca sebuah pengalaman yang dikenalkan oleh seorang praktisi bahwa, “Banyak dari kita telah menyaksikan secara langsung bagaimana suksesnya usaha klarifikasi fakta adalah ketika orang Tionghoa melihat orang barat merangkul Dafa… Wajah kami yang bukan orang Tionghoa mempunyai potensi untuk segera menghancurkan lapisan demi lapisan dari propaganda Partai yang meracuni pikiran begitu banyak orang.”

Banyak cerita inspiratif datang dari Midway, kebanyakan mengenai turis Tiongkok yang kaget melihat kami orang barat dan mereka mengambil foto-foto kami.

Beberapa kali ketika saya membuka mata saya di tengah-tengah latihan perangkat gong ke lima, saya melihat kamera yang hanya berjarak beberapa inci dari wajah saya dan sekelompok orang Tionghoa berbicara dengan seorang praktisi di sekitar.

Pada setiap hari sabtu di Midway, banyak keluarga Amerika bercampur dengan turis Tiongkok, dan anak-anak mereka bermain di atas rumput yang berdekatan dengan stan klarifikasi fakta.

Beberapa kali saya terpukul oleh bola kaki yang nyasar atau tertabrak oleh anak kecil yang tidak melihat jalan. Saya selalu memberikan senyuman kepada mereka. Turis dalam jumlah yang banyak juga tertarik pada penjual barang dan pertunjukkan seniman. Tepat di sebelah stan kami, seorang pria bernama Gary mulai membuat gelembung besar yang rumit untuk dikejar dan diletuskan oleh anak-anak. Tentunya pada akhir latihan, beberapa kali badan saya ditutupi oleh residu sabun dari kepala sampai ujung kaki yang berasal dari gelembung.

Tetapi saya sedikit pun tidak peduli. Gary selain mendukung kami, ia juga telah berusaha menampung gelembungnya dan mengendalikan gelembungnya supaya tidak kena stan kami. Sebenarnya kehadiran Gary sangat membantu, karena ia menarik banyak anak-anak yang ingin bermain di dekat stan kami. Orang tua anak-anak ini kemudian berkerumun di sekeliling stan kami dan membaca materi Dafa, bertanya-tanya, dan menyebabkan turis Tingkok menghabiskan lebih banyak waktu untuk melihat segalanya. Ini adalah keadaan positif yang sangat kuat.