(Minghui.org) Sejak muda, saya selalu ingin masuk ke universitas bergengsi karena berpikir hal ini akan memberikan banyak kesempatan dan kehidupan yang lebih baik. Mimpi itu tidak terwujud, dan saya harus menyelesaikan kuliah “biasa” serta jurusan yang tidak saya minati.

Saya menjadi tidak puas dan terikat untuk lebih maju dari pada orang lain atau berada “di atas.” Oleh karena itu, saya melakukan apa pun dengan kekuatan saya untuk mengubah status. Walaupun saya putus asa “berjuang” demi keinginan saya, status dan kehidupan saya tidak berubah.

Dikendalikan oleh Keterikatan

Setelah berlatih Falun Dafa, saya memahami makna sebenarnya kehidupan dan perlahan-lahan melepaskan keinginan untuk berada di atas. Teman-teman dan kerabat saya terkesan dengan perubahan positif pada diri saya.

Walaupun sudah lama berkultivasi, saya masih terikat untuk diterima di sekolah bergengsi setelah mendengar anak-anak teman saya masuk di universitas elit di Amerika Serikat. Kemudian saya berharap putra saya akan diterima di sekolah bergengsi juga. Akan tetapi, dia tidak diterima sekolah terkenal mana pun di Amerika Serikat.

Putra saya lulus dari perguruan tinggi pada tahun 2018 dan berpikir untuk melanjutkan pascasarjana. Kali ini, dia diterima enam sekolah bergengsi, dengan dua penawaran beasiswa. Ini membangkitkan keterikatan saya lagi untuk menghadiri kampus bergengsi.

Karena menemukan pekerjaan, dia tidak ingin lagi melanjutkan pascasarjana. Meskipun saya menghormati pilihannya, saya merasa sangat sedih karena keterikatan saya tidak terpuaskan, sampai-sampai saya terbangun di tengah malam karena merasa luar biasa sedih.

Suami saya berkata di salah satu dari malam-malam tersebut, “Kamu harus sungguh-sungguh menemukan jati diri kamu. Apa yang membuat kamu merasa kehilangan dan sedih? Apakah itu sungguh diri kamu? Hentikanlah hidup demi keterikatan karena itu bukan diri kamu.”

Kata-kata suami menyadarkan saya. Saya berada di kondisi tersebut selama bertahun-tahun. Ketika saya berada dalam kondisi bagus dan pikiran lurus yang kuat, diri saya yang sebenarnya akan menentukan semua pikiran saya. Ketika kendur dalam berkultivasi, dan konsep manusia sangat kuat, saya akan melepaskan kesadaran utama dan membiarkan keterikatan mengambil alih. Itu bukan perilaku seorang praktisi yang sesungguhnya.

Guru berkata,

“Sekali suatu konsep terbentuk, ia dapat mengendalikan kehidupan seseorang, menguasai hatinya dan bahkan kebahagiaan, kemarahan, dukacita, dan kesenangannya. Ia adalah sesuatu yang diperoleh setelah lahir. Dengan berlalunya waktu, ia akan larut dalam pikiran seseorang, di lubuk hati seseorang, dan membentuk sifat seseorang.” (“Sifat Kebuddhaan,” Zhuan Falun II)

Keterikatan Didorong oleh Lingkungan Kultivasi Saya

Saat penganiayaan paling parah dan tekanan luar sangat besar, hati saya fokus untuk melakukan tiga hal dengan lebih baik. Walaupun pikiran saya lurus dan diri saya yang sebenarnya dominan, saya tidak menaruh perhatian banyak dalam mencari ke dalam untuk menemukan keterikatan serta membiarkannya karena saya terlalu sibuk melakukan hal untuk membuktikan kebenaran Fa.

Lingkungan kultivasi kita menjadi makin rileks dan tekanan tidak besar seperti sebelumnya. Jadi, saya merasa tidak rajin melakukan tiga hal. Di lingkungan yang cukup nyaman ini, keterikatan tersembunyi dan konsep manusia akan sering muncul mengendalikan pikiran saya.

Sebagai praktisi, kita memiliki keterikatan hati dan konsep yang perlu dilenyapkan. Akan tetapi, jika kita membiarkan keterikatan mengendalikan kita, itu akan mengganggu kultivasi kita.

Bagaimana keterikatan bisa mengganggu? Kenyataannya, diri saya yang palsu terdiri dari banyak keterikatan dasar -- pengejaran dan kepentingan manusia. Manusia biasa hidup demi hal itu, mati demi hal itu, merasa gembira dan cemas karena hal itu. Oleh karena itu, jika praktisi tidak bisa menjaga pikiran yang jernih dan pikiran lurus yang kuat, maka akan mengalah pada konsep-konsep manusia biasa.

Kadang-kadang kita mencari alasan untuk melindungi keterikatan dasar kita dengan berkata pada diri sendiri bahwa kultivasi butuh waktu karena tidak mungkin melenyapkan semua keterikatan sekaligus. Lalu, kita mungkin melenyapkan keterikatan yang tidak penting dimana kurang menyakitkan saat melepaskannya dari pada keterikatan dasar. Di waktu lain, kita mungkin selalu sibuk dengan banyak proyek Dafa untuk sementara menutupi keterikatan dasar.

Kita mungkin menggunakan alasan membuktikan kebenaran Fa untuk membiarkan diri saya yang palsu melakukan apa pun yang menyenangkan. Sebagai contoh, saya berpikir jika praktisi memiliki status sosial yang bagus, itu akan lebih mudah membuktikan kebenaran Fa. Ini bukanlah konsep yang salah, tetapi harus dipahami dengan jernih bahwa naiknya status sosial kita tidak ada hubungan dengan membuktikan kebenaran Fa. Praktisi seharusnya tidak menggunakan alasan membuktikan kebenaran Fa untuk memuaskan perasaan yang berasal dari keterikatan hati.

Saya memahami dengan jelas di mana letak masalah saya. Sementara itu, saya juga menemukan banyak praktisi memiliki masalah yang sama. Beberapa dari mereka bahkan membawakan konsep diri yang palsu ke dalam proyek Dafa. Di permukaan, segala yang mereka lakukan adalah membuktikan kebenaran Fa, namun tujuan sebenarnya adalah memuaskan keterikatan mereka.

Konsep Manusia Menggerakkan Keterikatan

Seorang praktisi lansia sangat teguh saat terjadi penganiayaan. Namun, dia memiliki keterikatan yang kuat untuk mengerjakan proyek-proyek Dafa yang dianggap luar biasa, tidak peduli betapa sulitnya proyek-proyek itu. Gagasannya melakukan tiga hal juga berbeda dengan praktisi lain.

Kenyataannya, keterikatan pengejarannya berasal dari indoktrinasi oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan bukan watak asli dirinya. Dia menolak untuk melenyapkan keterikatan ini dan berusaha untuk menutupinya dengan mengatakan dia tidak takut. Dia tidak bisa menerima bilamana praktisi lain memiliki pemahaman yang berbeda.

Praktisi ini ditangkap tahun lalu. Setelah kembali ke rumah, para praktisi menunjukkan keterikatannya dan menyarankannya untuk melakukan tiga hal secara rajin. Dia bisa menerima pemahaman mereka kali ini, tetapi dia menjadi cepat bosan.

Selain itu, dirinya yang palsu mencegahnya belajar Fa, membuatnya bahkan lebih sulit mengenali dirinya yang palsu. Selama bertahun-tahun, semua orang merasa bahwa dia sangat sulit bekerja sama dengannya karena fokusnya bukan pada klarifikasi fakta Dafa, tetap pada perasaan melakukan sesuatu yang besar. Sesungguhnya, dirinya yang palsu tidak hanya mengganggu pembuktian kebenaran Fa tapi juga mencegahnya menyelamatkan makhluk hidup secara efektif.

Guru berkata,

“Keterikatan manusia, konsep-konsep yang mengganggu pembuktian kebenaran Fa dan penyelamatan makhluk hidup, semua itu adalah yang harus disingkirkan. Bagi praktisi Xiulian yang melangkah di atas jalan Dewa, apakah begitu sulit untuk menyingkirkan keterikatan dari sifat hati manusia dan mengubah konsep yang ada? Seorang praktisi Xiulian jika hal-hal seperti ini bahkan tidak ingin disingkirkan, lalu apa manifestasi dari orang Xiulian?” (“Semakin Menjelang Terakhir Semakin Gigih Maju,” Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju III)

Penganiayaan oleh Partai Komunis tidak hanya gagal mengalahkan Falun Dafa, tetapi juga membuat kita makin teguh pada keyakinan kita. Ketika sekarang kita menghadapi konsep yang terbentuk dalam kehidupan, atau diri kita yang palsu, kita seharusnya tidak kompromi. Akan tetapi, ketika kita tidak menyadari atau tidak menaruh cukup perhatian, konsep manusia ini bisa melekat pada pikiran kita, mengganggu pikiran lurus kita, menghalangi kita memahami Fa serta mencegah kita meningkat.