(Minghui.org) Guru Li Hongzhi berbicara tentang sebuah hati yang maha sabar di Zhuan Falun. Ia menggunakan Han Xin, seorang jenderal yang mendapatkan pencapaian besar pada era dinasti Han sebagai contoh.

Seorang penjahat melihat Han Xin membawa pedang, lalu menantangnya untuk memenggal kepalanya atau merangkak di bawah selangkangannya. Membunuh orang adalah berbuat kejahatan dan harus mempertanggungjawabkannya. Dengan tidak disangka-sangka Han Xin tidak menanggapi ejekan itu, ia malah memilih menahan penghinaan dengan merangkak di bawah selangkangan penjahat itu.

Saya dulu berpikir bahwa orang-orang Tiongkok kuno berpikiran sederhana. Saya heran, “Tidak bisakah Han Xin menolak permintaan penjahat itu, atau mengabaikannya dan berjalan pergi? Mengapa ia memilih untuk merangkak di bawah selangkangan orang?”

Namun, saya mendapat sebuah pemahaman baru setelah membaca Fa Guru.

Kita menghadapi berbagai macam konflik dalam kehidupan kita. Walaupun konflik seperti itu terlihat tidak masuk akal atau tidak logis, mereka terjadi karena sebuah alasan. Kita bisa memilih untuk menghindarinya atau menolak untuk berurusan dengan mereka, tetapi mereka kemungkinan besar akan muncul lagi. Dan kita tidak bisa menghapus karma kita hanya dengan menghindarinya.

Kita harus melihat konflik itu dengan tenang dan memperlakukan mereka dengan maha sabar. Kita mungkin berada di pihak yang dirugikan atau bahkan terlihat bodoh, tetapi ini mungkin adalah jalan untuk menyelesaikan konflik dan menghapus karma.

Kita tidak boleh terikat dengan siapa yang salah dan siapa yang benar, dan kita juga tidak perlu menjelaskan diri kita terlalu banyak. Hanya dengan mencari ke dalam baru kita bisa meningkatkan Xinxing kita.