(Minghui.org) “Jutaan orang masih dianiaya di Tiongkok, namun keadilan pada akhirnya akan menang.” Ini adalah pernyataan penutup dari film dokumenter Letter from Masanjia oleh Sun Yi, yang menulis keputusasaannya, surat rahasia dari kamp kerja Masanjia.

Film dokumenter, Letter from Masanjia ditayangkan di Teater Vancity akhir pekan lalu di Vancouver, British Columbia.

Sun Yi dan surat yang ia tulis dari kamp kerja Masanjia

Film dokumenter ini dimulai dengan sebuah surat tulisan tangan yang ditemukan di dalam sebuah kotak dekorasi Halloween yang dibeli di sebuah toko serba ada di Amerika Serikat oleh Julie Keith, seorang wanita di Oregon. Surat itu merupakan permohonan bantuan oleh suara hati seorang tahanan di Kamp Kerja Paksa Masanjia yang terkenal jahat di Shenyang, Tiongkok. Keith memosting surat itu di media sosial, yang ceritanya langsung tersebar di media di seluruh dunia dan menyebabkan reaksi berantai yang berujung pada dihapuskannya pendidikan ulang melalui sistem kerja paksa di Tiongkok, setidaknya dalam teori, pada tahun 2013.

Penulis surat itu, Sun Yi, telah ditahan di kamp tenaga kerja karena kepercayaannya terhadap Falun Gong. Dia telah membahayakan nyawanya untuk menyebarkan kisahnya kepada dunia melalui surat rahasia itu, dan yang lebih baru lagi membahayakan hidupnya kembali selama pembuatan film dokumenter ini untuk mengungkap lebih jauh krisis hak asasi manusia di Tiongkok.

Selagi di bawah pengawasan pihak yang bertanggung jawab Tiongkok, Sun Yi mengambil rekaman video mengenai kehidupannya di Tiongkok, dan mewawancarai mantan tahanan Masanjia lainnya. Sepanjang ceritanya, Sun Yi membagikan lukisannya yang menggambarkan siksaan yang ia derita dan saksikan di Kamp Kerja Masanjia.

Pelajar Internasional Tionghoa: Terkejut Mendengar Fakta-Fakta Tersebut

Beberapa pelajar internasional Tiongkok menonton pemutaran film pada hari Sabtu. Chen [perempuan], salah satu pelajar, mengatakan bahwa film dokumenter itu menunjukkan kepadanya kebenaran dari sistem kamp kerja paksa di Tiongkok.

“Saya terkejut ketika ia (Sun Yi) mengatakan bahwa Falun Gong adalah nyata, karena kami tidak diajarkan hal ini di Tiongkok. Kami seperti sedang dicuci otak,” kata Chen.

Dia menambahkan bahwa ia percaya Sun adalah orang yang jujur dan dia menentang penganiayaan terhadap Falun Gong. Dia mengatakan bahwa dia akan melakukan riset terhadap topik ini dan membagikan informasinya kepada teman-temannya.

Chiyo Buston saat pemutaran film “Letter from Masanjia”.

Seorang penonton Chiyo Buston membagikan pengalamannya sendiri mengenai sensor informasi dari pemerintah selama mengunjungi Shanghai, sangat banyak sehingga dia bahkan tidak dapat menjangkau website Google search. “Film ini sangat terbuka dan mengejutkan. Saya sangat menghormati orang-orang tersebut yang memiliki keberanian untuk membuat film ini untuk memberi tahu dunia,” kata Buston.

Joyce dan Paul Pinsker mengomentari film dokumenter ini sangat bagus dan mereka akan merekomendasikannya ke teman-teman mereka. “Seperti yang Julie lakukan [wanita di Oregon yang menemukan surat rahasia di dekorasi Halloween], saya juga akan memikirkan pertanyaan ini, berapa banyak produk lagi yang dibuat oleh budak di kamp kerja paksa? Film ini benar-benar memaksa anda untuk berpikir,” tambah Joyce.

Enid dan Brian Brasier, berkunjung dari Australia, mengungkapkan rasa segan mereka kepada tokoh utama Sun Yi. “Dia sangat berani,” kata Brian.

Enid berkata bahwa mereka akan menulis kepada pemerintah mereka saat telah kembali ke rumah memohon mereka untuk mengajukan permohonan ke Tiongkok untuk membantu menghentikan penganiayaan terhadap Falun Gong dan berhenti menganiaya pengacara hak asasi manusia.