(Minghui.org) Dalam hidup, saya mengalami banyak kesulitan, dikarenakan suami saya yang sering bermain mahjong dan mabuk-mabukan. Dia membiarkan saya untuk mengurusi dua anak kami, ibu menantu saya yang telah berusia lanjut, sawah dan pekerjaan saya. Namun, setelah mulai berlatih Falun Dafa, pandangan saya mulai berubah, dan keluarga kami menjadi harmonis.

Suami saya didiagnosa menderita kanker pada bulan November 2016, dan meninggal dunia beberapa bulan kemudian. Setelahnya saya merasa sangat kelelahan dan beristirahat di tempat tidur selama dua hari.

Penderitaan Muncul

Saya mengalami demam dan hanya bisa terbaring di atas tempat tidur. Dan saat diminta untuk pergi ke rumah sakit, saya menolaknya. Anak saya bahkan mengundang peramal untuk melihat keadaan saya, peramal itu mengatakan bahwa suami saya datang mencari saya.

Keluarga sangat mengkhawatirkan kondisi saya, dan anak saya ingin saya tinggal dengannya. Setiba di rumahnya, saya mendengarkan rekaman audio ceramah Guru, namun pikiran saya terlalu sibuk sehingga tidak dapat menyerap ajaran Guru.

Malam itu saat terbaring di ranjang, saya merasa kesakitan dan sesak napas. Tubuh dan perut saya langsung membengkak—persis seperti gejala yang dialami suami sebelum dia meninggal. Saya memanggil Guru untuk memohon bantuan.

Putra saya dan istrinya mendengar teriakan saya yang lemah. Ketika mereka melihat kondisi saya, mereka ingin membawa saya ke rumah sakit. Namun saya memberi isyarat bahwa saya tidak ingin ke sana.

Saya menenangkan diri, dan tahu bahwa saya akan baik-baik saja. Saya tetap meminta bantuan pada Guru. Pada akhirnya saya dapat bernapas dengan lancar, dan rasa sakit itu lenyap. Saya kemudian melafal sajak Guru berjudul “Tidak Tersisa” dari Hong Yin:

“Hidup dengan tidak ada yang dicari; Meninggal pun tidak menyesali yang ditinggalkan; Padamkan semua pikiran yang berlebihan; Tidak sulit berkultivasi Buddha.”

Dengan mencari ke dalam, saya menemukan beberapa pikiran yang tidak lurus. Saya tidak belajar Fa, latihan Gong, atau melakukan klarifikasi fakta selama lebih dari dua bulan ketika saya sedang merawat suami.

Bukannya kembali melakukan tiga hal, pikiran pertama saya setelah suami saya meninggal adalah saya merasa lelah dan butuh istirahat. Selain itu saya juga khawatir bahwa dia akan mencari saya setelah kematiannya.

Dua hari sebelum Tahun Baru Imlek, seorang praktisi membagikan beberapa materi klarifikasi ke rumah saya. Saya pun menyimpan materi ini di rumah daripada mengantarnya ke praktisi lain, yang ternyata telah menunda efektifitas mereka dalam menyelamatkan manusia.

Pagi hari setelah saya mengalami gejala-gejala penyakit, saya meminta pada menantu untuk mengantar materi ini kepada seorang praktisi. Setelah anak saya dan istrinya pergi, saya mendengarkan rekaman audio Guru dan melafal Hong Yin. Ketika rasa sakit tak tertahankan itu muncul, saya berteriak meminta bantuan pada Guru, dan terus mencari ke dalam.

Dukungan dari Rekan Praktisi

Lima rekan praktisi datang berkunjung, dan bertanya mengapa saya bisa menjadi seperti ini dalam beberapa hari.

“Karena kurangnya pikiran lurus,” jawab saya. “Ini merupakan ujian hidup dan mati bagi saya. Saya akan percaya pada Guru dan Fa untuk menerobos rintangan ini dan melewatinya.”

Mereka meminta saya untuk bangun dan memancarkan pikiran lurus bersama mereka untuk menolak semua pengaturan kekuatan lama. Mereka membantu saya untuk mencari ke dalam diri saya, dan membagikan pemahaman mereka terhadap prinsip Fa. Saya merasa lebih baik, dan mereka merekomendasikan saya untuk pulang ke rumah, agar mereka dapat mengunjungi saya dengan mudah.

Selusin praktisi berkunjung pada hari pertama kepulangan saya. Mereka mendorong saya untuk memancarkan pikiran lurus dan secara bergiliran belajar Fa bersama saya.

Praktisi dari daerah jauh juga datang berkunjung ke rumah saya pada hari kedua. Mereka meminta saya memancarkan pikiran lurus untuk memusnahkan unsur kekuatan lama yang menghalangi saya untuk makan. Mereka mendorong saya untuk makan agar mendapatkan kembali energi yang hilang.

Sementara itu teman dan kerabat saya masih terus menyarankan saya untuk pergi ke rumah sakit. Saya menjelaskan bahwa saya baik-baik saja dan mereka tidak perlu khawatir.

Namun ada kerabat keluarga yang mendekati rekan praktisi tanpa sepengetahuan saya, dan melarang mereka berkunjung ke rumah saya. Ketika praktisi lain tidak datang, saya menganggap mereka sedang sibuk menyelamatkan orang, dan tak punya waktu datang kemari.

Beberapa praktisi lansia membawakan saya kue pangsit buatan sendiri pada keesokan paginya. Mereka datang sangat awal dan memastikan tiba sebelum sarapan. Untuk masalah makan, saya sangat kesulitan, namun mereka mendorong saya untuk makan. Mereka semua berusia 80-an, namun tetap membawa saya pangsit. Saya merasakan kebaikan dan belas kasih dari para rekan praktisi.

Saya mengalami demam dan rasa sakit yang luar biasa pada malam harinya. Hampir tidak dapat bernapas. Anak saya menelepon anggota keluarga dan mengantar saya ke rumah sakit tanpa meminta izin dari saya. Dokter memeriksa jantung dan berkata bahwa jika saya tiba di rumah sakit 10 menit lebih lambat, saya pasti akan mati. Saya tidak percaya, karena ini bukan penyakit.

Malam harinya, saya menggunakan headphone untuk mendengar rekaman ceramah Guru dan melafal Lunyu dan HongYin. Ketika semua orang tertidur, saya menyilangkan satu kaki dan menyatukan kedua tangan dan terus mengingat Fa sampai saya lelah dan tertidur.

Saya kemudian dipindahkan ke bangsal rumah sakit umum. Tubuh saya masih membengkak, dan saya kesakitan seperti ada yang memotong-motong otot saya. Ketika saya menutup mata--- melihat ada seseorang yang mengejar saya dan ingin membunuh saya. Dalam mimpi, saya terus berlari hingga kelelahan dan memanggil Guru, pembunuh itu pun menghilang.

Dalam sebuah mimpi, ada dua orang dengan syal putih ingin menggantung leher saya. Mereka menyuruh saya untuk berlutut. Saya mengatakan, “Saya tidak takut mati, karena saya telah mendapatkan Dafa, dan saya punya Guru.” Saya menutup mata, kemudian saat membuka mata lagi dalam mimpi, mereka sudah hilang.

Saya memanggil Guru ketika saya merasa takut atau tidak mampu melewati ujian. Saya melihat melalui Tianmu bahwa Guru berada di samping saya.

Saya berada di rumah sakit selama tujuh hari, dan praktisi datang berkunjung setiap waktu. Mereka membawakan Hong Yin kepada saya, membantu saya memperkuat pikiran lurus, dan membantu saya mencari ke dalam. Mereka juga mengingatkan saya untuk memusnahkan kejahatan di ruang dimensi lain dan sepenuhnya menolak gangguan dengan pikiran lurus.

Saya menyadari bahwa saya memiliki emosi yang kuat terhadap siapa pun di sekitar saya, khususnya terhadap empat adik saya. Mereka mengandalkan saya untuk merawat mereka setelah orang tua kami meninggal dunia. Dengan segala upaya, saya mulai melepaskan keterikatan emosional terhadap mereka secara bertahap. Kemudian saya juga teringat dengan perasaan saya terhadap suami. Tiba-tiba kata-kata Guru muncul dalam benak saya:

“…marah merupakan Qing, begitu juga gembira, cinta, benci…” (Zhuan Falun)

Keajaiban

Saya telah tinggal bersama suami saya selama 25 tahun dan masih menyimpan kebencian terhadapnya. Namun bukankah kebencian itu termasuk Qing? Qing itu begitu tersembunyi dalam diri, dan terkadang muncul saat saya mengeluh kepada orang lain tentang dia. Saya menyadari bahwa inilah mengapa saya harus menyingkirkan kebencian ini.

Saat memikirkan hal itu, saya tertidur. Saya melihat sebuah tangan besar sedang memegang cangkir dan memberi saya isyarat untuk minum. Saya berpikir bahwa jika Guru ingin saya meminumnya, maka saya minum, jika tidak, saya tidak akan melakukannya. Seketika saat cangkir itu bergerak ke bibir dan saya menelannya, saya pun terbangun.

Saya perlu buang air kecil setelah beberapa saat. Saudari saya ikut menginap di rumah sakit tetapi tetap tertidur. Saya tidak ingin membangunkan dia, jadi saya bangkit berdiri dan menggunakan kamar mandi. Saya merasa sangat nyaman. Napas saya menjadi ringan; dada dan tubuh saya menjadi rileks. Saya pun merasa sangat nyaman.

Setelah menggunakan kamar mandi tiga kali lagi saya benar-benar sembuh. Pembengkakan di perut, tungkai kaki, kaki, dan tangan benar-benar telah lenyap. Sungguh sebuah mukjizat. Segera setelah saya mengenali keterikatan akan kebencian, Guru langsung menyingkirkan penderitaan ini.

Dokter yang memeriksa saya sangat terkejut saat menemukan saya telah pulih sepenuhnya.

Keluarga, teman, dan tetangga semua menyaksikan keajaiban ini dan mengakui bahwa Falun Dafa baik, dan mampu menyelamatkan orang.

Sejak saat itu, beberapa dari mereka ada yang ingin mempelajari Dafa, sebagian lagi ingin membaca Zhuan Falun, dan sebagian lagi yang pernah menolak mengundurkan diri dari Partai Komunis Tiongkok, dan organisasi afiliasinya akhirnya setuju untuk mengundurkan diri. Keluarga saya kini sangat mendukung saya berlatih Falun Dafa.

Saya ingin berterima kasih kepada Guru karena telah menyelamatkan hidup saya, dan saya sepenuhnya berterima kasih pada semua rekan praktisi yang membantu saya melewati ujian ini.