(Minghui.org) “Enam minggu berlalu. Saya sungguh tidak mau pergi! Saya akan menunggu kamp musim panas Minghui berikutnya,” kata pelajar berusia 12 tahun.

Kamp musim panas sekolah Minghui Toronto 2018 berlangsung dari tanggal 3 Juli sampai 10 Agustus. Kamp ini menawarkan pelajaran tarian klasik Tiongkok, musik dan kebudayaan tradisional Tiongkok berdasarkan cerita Perjalanan ke Barat dan Roman Tiga Kerajaan.

Pelajar di kamp musim panas sekolah Minghui Toronto 2018 dalam latihan kelompok harian dan belajar Fa.

“Saya minta datang ke Sekolah Minghui”

Gordon Wei (kanan).

Gordon (kanan) bermeditasi.

Ini pertama kali Gordon Wei, anak berusia 11 tahun kelas 6, merasakan kamp musim panas Minghui. “Ibu dan saya berlatih Falun Gong dan ayah saya dulunya suka mengirim saya ke kamp musim panas (berhubungan dengan) sekolah lain. Tahun ini saya minta ke kamp musim panas Minghui. Ayah saya menghargai keputusan saya dan mengirim saya ke sini.”

“Ini sekolah yang amat berbeda. Saya senang kami punya jadwal untuk belajar Fa dan latihan. Saya bisa bergabung dengan mereka di sini. Saya biasanya mendapatkan banyak gangguan di rumah dan tidak bisa mengkhususkan waktu. Saya juga punya waktu berlatih violin di sini.”

Gordon berkata Mandarinnya meningkat banyak dari belajar Fa harian, membaca Zhuan Falun dalam Mandarin. “Saya telah belajar banyak karakter tradisional Tiongkok dan cerita-cerita kebudayaan tradisional Tiongkok,” kata Gordon. “Ini sesuatu yang tidak bisa saya pelajari dari sekolah-sekolah lain. Saya suka cerita-ceritanya. Saya orang Tionghoa. Akan sayang jika saya tidak mengenal kebudayaan saya sendiri.”

“Kami jarang punya konflik di sini,” lanjutnya. “Karena setiap pelajar adalah praktisi Falun Gong. Kami semua tahu persyaratannya. Saya tidak punya konflik dalam enam minggu terakhir. Setiap orang ramah pada saya. Kami semua tahu untuk mencari ke dalam dan peka dan saling toleransi.”

Sekolah tidak memperkenankan game online atau hp. Kata Gordon,”Ibu saya bilang video game tidaklah bagus. Jadi saya berhenti bermain. Di kelas 4, sekolah saya menyediakan video game kepada murid-muridnya selama jeda makan siang. Saya pernah memainkannya selama 10 menit. Kepala saya sakit dan pusing dan berkeringat dingin. Sejak itu saya tidak main video game lagi. Saya bahkan tidak memikirkannya di sekolah Minghui karena tidak ada yang memainkannya di sini.”

Annie Cheng (depan).

“Saya hendak ikut sekolah Minghui. Saya minta ibu mencarikannya. Ia menemukan kamp musim panas Minghui di Toronto. Jadi tibalah saya di sini,” kata Annie Cheng, usia delapan tahun dari Minnesota, Amerika.

“Saya sangat suka di sini karena bisa belajar Fa dan melakukan latihan bersama. Rekan pelajar jarang bertengkar. Kami semua mencari ke dalam dan berkata ‘itu salah saya.’ Konflik-konflik kemudian lenyap.

Annie tidak mau pergi ketika ibunya datang ke sekolah untuk menjemputnya, “Saya sudah harus pergi? Rasanya baru seminggu. Saya tidak mau pergi. Saya berteman baik dengan begitu banyak orang di sini.”

“Saya merasa lebih ringan setelah berhenti main video games”

Michael Wang (kanan pertama).

Michael Wang akan masuk kelas 5. “Saya telah berkultivasi bersama ibu sejak masih kecil,” katanya. “Saya mulai menghafalkan Hong Yin ketika berusia dua tahun. Sekolah Minghui berbeda. Kami semua menyelesaikan konflik tidak lama setelah bertengkar, kemudian menjadi teman baik lagi. Orang-orang tidak bertengkar di sini dan tidak perlu lapor ke guru untuk menyelesaikan masalah-masalah.”

Berbicara video games, Michael berkata, “Saya baru sepenuhnya berhenti tahun lalu. Ibu telah bilang untuk tidak main video games lagi. Saya tahu itu tidak bagus untuk saya dan menjadi gampang kesal tiap kali memainkannya. Saya tidak bisa mengontrol diri dan harus melakukan hal buruk seperti mengambil barang tanpa izin atau berkelahi dengan orang lain. Saya tidak mau dikontrol oleh setan, maka saya memutuskan untuk berhenti.”

“Awalnya sulit. Saya kadang berlari atau berjalan keluar ketika sungguh ingin main video games. Membutuhkan waktu 2 minggu untuk berhenti. Saya merasa lebih ringan sejak berhenti main games. Sikap saya juga lebih membaik.”

“Saya telah belajar untuk mempertimbangkan orang lain”

Emma (kanan).

Emma He, sembilan tahun, belajar tarian klasik Tiongkok, Erhu (instrumen senar tradisional Tiongkok) dan piano. Katanya, “Ibu saya bilang saya telah mendengarkan Fa sejak lahir dan berkultivasi sejak masih kecil. Saya telah belajar di sekolah Minghui bagaimana mempertimbangkan orang lain. Contohnya, ketika saya memainkan catur dan mulai menang dan saya melihat teman saya amat tidak senang, saya membiarkannya menang lebih banyak. Maka ia menjadi senang dan saya juga. Kami mendapatkan kesenangan dengan cara ini.

“Saya juga mentoleransi ibu saya jika ia marah. Saya menerima ocehan-ocehannya dan tidak melawan balik. Jika tidak, ia akan makin marah. Kadang saya mengingatkannya untuk tidak marah atau pergi jika ia tidak bisa melegakan diri. Pernah ketika latihan Erhu, ia datang ke samping saya dan mulai bilang saya membuat kesalahan-kesalahan. Saya tahu ia tidak bisa memainkan Erhu, tetapi saya tetap diam. Ia kemudian berhenti,” senyumnya. “Saya tahu ia mempedulikan saya.”

Sophie

Sophie yang berusia sepuluh tahun nimbrung, “Seorang rekan praktisi pernah mau main permainan yang kami suka, tetapi yang lain hendak memainkan permainan lain. Kami tidak setuju dan praktisi ketiga menjadi tidak senang dan berdiri diam. Saya pikir, ‘Bukankah kami seharusnya bersenang-senang?’ Kami semua seharusnya senang. Jadi saya meyakinkan teman untuk bermain permainan lain bersama.”

“Lingkungannya amat murni”

Lisa (kanan).

Lisa yang berusia dua belas tahun berkata lingkungan di sekolah Minghui amat murni.

“Kami punya waktu untuk belajar Fa dan latihan bersama. Saya tidak bisa menjamin itu di rumah-saya karena sering terganggu. Maka, saya telah menunggu-nunggu kamp ini. Saya bisa membuat pengaturan bagus untuk belajar Fa dan latihan setiap hari. Saya merasa begitu tenang karena praktisi harus belajar Fa dan melakukan latihan. Sebagai tambahan, kami belajar kebudayaan tradisional Tiongkok dan karakter tradisional Mandarin di sini. Kami saling mengingatkan untuk mencari ke dalam.”

Lisa memberikan contoh: jika ia menceritakan seorang teman di sekolah Minghui bahwa ia bertengkar dengan orang lain, temannya akan berkata, “Pikirkan di mana kesalahanmu dulu.” Kemudian Lisa mencari ke dalam dan meminta maaf pada temannya itu. Temannya itu juga akan mencari ke dalam. Maka konflik segera terselesaikan dan tidak ada celah tak terselesaikan yang tersisa. Lisa mencatat, “Tetapi di sekolah lain, teman saya mungkin akan mulai mengatakan hal jelek tentang teman lainnya dan memperburuk konflik. Ini akhirnya akan menciptakan kelompok di antara pelajar.”

Lisa juga mengatakan tidak ada pengganggu di sekolah Minghui. Ia kenal seorang teman di sekolah menengahnya. Teman itu punya bekas luka di pergelangannya dan bilang ke Lisa ia telah berusaha bunuh diri beberapa kali karena diancam. Ia menceritakan Lisa tentang pengalaman dan kesusahannya. Lisa menyarankan agar lebih toleran terhadap pengganggu itu karena mereka melakukan hal buruk dan sebenarnya mencelakai dirinya sendiri. Ia memperkenalkan Falun Gong padanya dan menyarankan agar membaca Zhuan Falun. Temannya sekarang lebih percaya diri dan situasinya telah amat membaik.

Foto kelompok setelah memainkan “Perjalanan ke Barat” di hari terakhir kamp.