(Minghui.org) Tiba-tiba, bibi saya yang seorang praktisi meninggal dunia. Saya tidak pernah berpikir bahwa ini akan terjadi. Dia menderita karma penyakit selama bertahun-tahun. Dia merasakan sakit yang luar biasa di kakinya dan tidak bisa bergerak. Dia melakukan tiga hal dengan baik selama ini. Melalui obrolan kami, saya merasa bahwa dia sangat percaya pada Dafa.

Putrinya mengatakan bahwa dia sesekali minum obat untuk menghilangkan rasa sakit. Penyebab langsung kematiannya adalah dia minum obat dua kali untuk mencegah penyakit Alzheimer. Dia menyembunyikan ini dari kami. Suaminya membelikannya obat. Dia pikir bahwa obat ini tepat untuknya. Segera setelah mengkonsumsi obat itu, dia mengalami infark miokard dan meninggal.

Anggota keluarganya yang mengenal Dafa mulai salah paham tentang Dafa, termasuk putrinya. Mereka pikir bahwa bibi saya sangat percaya pada Dafa dan menderita begitu banyak rasa sakit, berjuang melawan penyakit, dan kemudian meninggal. Mereka mengatakan jika tahu bahwa ini akan terjadi, mereka akan mendorongnya untuk percaya pada qigong lain atau agama tertentu. Saya mencoba berbicara dengan putrinya namun tidak nyaman melakukannya melalui telepon. Mereka mempertanyakan apakah layak menderita rasa sakit.

Rekan praktisi lain ditangkap dua kali. Alasan di permukaan penangkapannya adalah seorang praktisi yang dipenjara tidak tahan disiksa dan memberikan namanya. Kemudian, dia dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara. Setelah dibebaskan, dia mengeluh tentang mengapa dia selalu dikhianati dan dia merasa tidak ada orang yang bisa dia percayai. Dia pikir bahwa dia adalah kultivator sejati dan memandang rendah orang lain. Dia belum melangkah keluar dan belum terhubung dengan praktisi lain. Sekarang, dia memiliki beberapa 'gangguan kesehatan.'

Melihat situasi kedua praktisi ini, saya mulai berpikir mengapa mereka mengeluh.

Guru berkata,

“Bisa menelan derita dunia,
Keluar duniawi adalah Buddha."
("Derita Pikiran dan Hatinya", Hong Yin 1)

Penganiayaan ini dipaksakan kepada praktisi Dafa. Kita telah menyangkalnya karena kita seharusnya tidak mengalami penyiksaan semacam itu. Tetapi, kekuatan lama memanfaatkan keterikatan dan karma kita. Ini mendorong penganiayaan seperti itu secara agresif.

Penganiayaan terhadap praktisi Falun Dafa akhirnya terjadi. Guru mengambil ini sebagai kesempatan untuk membantu kita berkultivasi. Jika selama masa penderitaan besar, kita lebih fokus pada Dafa dan mematut diri sesuai dengan Dafa, kemudian kita akan menjadi dewasa.

Guru berkata,

"Terutama pada tahun-tahun pasca penganiayaan, di dalam hal-hal pembuktian kebenaran Fa yang kalian lakukan, walau telah mengalami masalah konkret yang bagaimanapun, saya pernah beri tahu pada kalian, semua itu adalah hal yang baik, karena ia baru muncul setelah anda menjalani Xiulian. Sekalipun anda anggap adalah penderitaan yang lebih besar lagi, kesusahan yang lebih besar lagi, semuanya adalah hal yang baik, karena ia baru muncul setelah anda menjalani Xiulian. Di dalam penderitaan dapat menghapus karma, dalam penderitaan dapat menyingkirkan sifat hati manusia, dalam penderitaan dapat membuat anda meningkat ke atas.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa di New York Tahun 2008, Ceramah di Berbagai Tempat-3)

Beberapa praktisi mungkin hanya melakukan tiga hal dengan baik di permukaan tetapi mempertahankan konsep manusia dan mengejar kenyamanan, kebahagiaan, serta kesehatan. Kemudian, ketika mereka tidak mendapatkannya, mereka mengeluh atau menjadi depresi. Dengan demikian, dalam cara yang radikal, mereka tidak mematut diri sebagai seorang kultivator sejati.

Ketika mengalami penderitaan, beberapa praktisi tidak mencari ke dalam untuk menemukan keterikatan mereka. Namun, mereka melihat ke luar pada keterikatan orang lain. Kemudian, mereka mengeluh tentang orang lain atau mereka bahkan bertanya mengapa Guru tidak melindungi mereka. Karena itu, mereka meragukan Dafa. Apakah ini kultivasi sejati? Mereka tidak memiliki kepercayaan pada Dafa, namun hanya berkultivasi Dafa untuk mengejar sesuatu. Jika mereka tidak dapat memperoleh apa yang mereka kejar, mereka mengeluh atau menjadi depresi.

Dari dua kasus ini, saya telah melihat bahwa hampir mustahil untuk berkultivasi jika seseorang berpegang pada pola pikir manusia biasa untuk memahami Fa, menggunakan konsep manusia untuk memahami hal-hal yang luar biasa.

Guru berkata,

"Tetapi anda harus ingat betul satu kalimat perkataan saya: antara dua orang jika terjadi konflik, pihak ketiga setelah melihatnya, dia pun harus berpikir sejenak apakah saya sendiri ada yang tidak benar pada suatu aspek, mengapa kejadian ini terlihat oleh saya? Apa lagi dua orang yang terlibat dalam konflik lebih-lebih harus melihat pada diri sendiri, harus berkultivasi ke dalam.” (Ceramah Fa Pada Konferensi Fa Amerika Serikat Timur)

Kasus-kasus di atas mengingatkan saya untuk menyingkirkan konsep manusia dan menemukan konsep-konsep yang mungkin sangat tersembunyi. Saya harus melenyapkan ini dan menjadi seorang praktisi Dafa sejati.